Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Petir Terjadi? Proses dan Cara Menghindarinya

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/Oimheidi/Pixabay
ilustrasi petir.
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com – Kilatan cahaya yang melintas cepat di langit, disusul suara menggelegar, adalah fenomena yang sudah sangat akrab saat musim hujan. 

Meski kerap muncul tiba-tiba, petir bukan sekadar bagian dari cuaca ekstrem. 

Ia adalah peristiwa alam yang menyimpan kekuatan luar biasa, sekaligus menyimpan bahaya bagi manusia jika tidak diantisipasi.

Petir adalah bagian dari gejala listrik atmosferik yang terjadi akibat pelepasan muatan listrik dalam jumlah sangat besar. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses ini berlangsung dalam waktu singkat, tetapi dampaknya dapat mematikan. 

Sambaran petir dapat menyebabkan luka bakar parah, kerusakan bangunan, bahkan kematian.

Baca juga: Perbedaan Guntur dan Petir

Lantas, bagaimana sebenarnya petir terjadi dan apa yang bisa dilakukan agar kita tetap aman saat petir menyambar?

Proses terjadinya petir

Fenomena petir diawali dari awan cumulonimbus, jenis awan besar yang sering muncul saat badai. Di dalam awan ini, partikel air dan es bergerak naik turun akibat arus udara vertikal yang kuat. 

Gerakan ini memicu gesekan antarpartikel, yang pada akhirnya menyebabkan pemisahan muatan listrik.

Muatan positif cenderung berkumpul di bagian atas awan, sedangkan muatan negatif terkonsentrasi di bagian bawah. 

Ketika perbedaan potensial antara dasar awan dan permukaan bumi atau awan lain mencapai ambang tertentu, udara yang semula bersifat isolator akan berubah menjadi konduktor. Artinya, muatan listrik bisa mulai mengalir.

Muatan negatif kemudian mengalir ke tanah melalui jalur ionisasi yang disebut step leader, bergerak secara bertahap sejauh 50–100 meter per langkah. 

Dalam waktu yang sama, dari bumi muncul streamer bermuatan positif yang naik untuk menyambut aliran muatan tersebut.

Saat kedua jalur ini bertemu, terjadi pelepasan energi dalam jumlah besar. Kilatan cahaya yang kita lihat sebagai petir pun muncul. 

Suhu di sekitar saluran petir bisa mencapai 25.000 derajat Celsius, lima kali lebih panas dari permukaan matahari. 

Pemuaian udara akibat suhu ekstrem ini menimbulkan gelombang kejut, yang kita kenal sebagai suara guntur.

Baca juga: Proses Terjadinya Petir secara Fisika dan Perlindungannya

Kenapa petir menyambar? 

Petir memiliki kecenderungan menyambar obyek-obyek yang tinggi, runcing, dan terisolasi. 

Menara, pohon tunggal, hingga gedung pencakar langit adalah sasaran utama karena lebih mudah ditembus oleh muatan listrik yang mencari jalur tercepat ke tanah.

Fenomena ini lebih sering terjadi saat musim hujan. Udara yang lembap mempercepat pelepasan muatan karena mengurangi hambatan listrik di atmosfer.

Tidak hanya itu, petir juga bisa menyambar tempat yang sama lebih dari sekali. 

Struktur seperti menara komunikasi dan gedung tinggi sering mengalami sambaran berulang, sebab posisi dan karakteristiknya yang mendukung proses pelepasan muatan listrik.

Baca juga: Upaya yang Bisa Kita Lakukan agar Terhindar dari Sambaran Petir

Bahaya petir bagi manusia 

Sambaran petir bukan hanya menakutkan, tapi juga berbahaya. Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sambaran petir bisa menyebabkan berbagai risiko, seperti:

  • Cedera serius akibat luka bakar internal maupun eksternal,
  • Kematian akibat kegagalan organ vital karena lonjakan listrik,
  • Kerusakan elektronik, terutama perangkat yang terhubung ke jaringan listrik,
  • Kebakaran pada bangunan atau lahan jika sambaran menyulut bahan mudah terbakar.

Cara menghindari risiko petir 

Melansir dari SciJinks dan sejumlah panduan keamanan, berikut adalah beberapa cara mengurangi risiko terkena sambaran petir:

  • Segera masuk ke dalam ruangan tertutup atau kendaraan jika mendengar suara guntur. Jangan menunggu hingga hujan turun.
  • Hindari berteduh di bawah pohon. Jika pohon tersambar, listrik dapat menjalar ke tubuh melalui tanah.
  • Jauhi tiang listrik, menara, dan struktur tinggi lainnya yang mudah menjadi sasaran sambaran petir.
  • Keluar dari perairan terbuka, seperti danau, sungai, atau kolam. Air menghantarkan listrik dengan sangat baik.
  • Jaga jarak dengan orang lain sekitar 3–5 meter saat berada di ruang terbuka untuk menghindari lonjakan arus listrik.
  • Hindari penggunaan perangkat elektronik seperti ponsel, radio, dan laptop selama badai petir.
  • Matikan peralatan listrik di rumah, termasuk televisi dan komputer, dan hindari kontak langsung dengan air dari keran atau pancuran.

Baca juga: Dampak Negatif yang Terjadi karena Sambaran Petir

Petir adalah bagian dari keajaiban sekaligus kekuatan alam yang perlu dipahami dengan baik. 

Meskipun tampak hanya sebagai kilatan cahaya sesaat, proses di baliknya melibatkan energi raksasa yang mampu memengaruhi kehidupan manusia.

Dengan memahami proses terbentuknya petir serta langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat meminimalkan risiko dan tetap aman saat badai terjadi.

 

Referensi:

  • Mohammad Rizaldi Ainur Rahman. (2023). Sebaran Petir. BMKG TRUNOJOYO
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Scijinks
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi