KOMPAS.com - Ketika mendengar kata dinosaurus, mungkin yang terlintas di pikiran kita adalah makhluk raksasa seperti Tyrannosaurus Rex, Brontosaurus, atau Triceratops yang menguasai daratan jutaan tahun lalu.
Namun, tahukah kamu bahwa ada juga dinosaurus yang mampu menjelajahi langit? Pertanyaan pun muncul: bagaimana cara dinosaurus terbang di masa lalu, sementara sebagian besar dinosaurus dikenal sebagai hewan darat?
Dinosaurus bisa mengudara berkat evolusi bulu, tulang berongga yang ringan, dan sayap aerodinamis seperti pada Archaeopteryx dan pterosaurus, yang membuktikan burung modern adalah warisan dari dinosaurus purba.
Yuk kita simak evolusi sayap purba pada dinosaurus!
Baca juga: Titanosaurus di Jurassic World: Kenapa Dinosaurus Ini Begitu Besar?
Evolusi bulu
Menurut penelitian yang dilansir dari Natural History Museum, para ilmuwan meyakini banyak dinosaurus memiliki bulu. Hanya saja, sebagian besar dinosaurus berbulu ini tidak bisa terbang.
Bulu pada awalnya diperkirakan berevolusi sebagai alat insulasi untuk menghangatkan tubuh, kamuflase, atau bahkan penarik perhatian pasangan.
Baru jutaan tahun kemudian, bulu berkembang menjadi struktur yang lebih kompleks yang akhirnya memungkinkan penerbangan.
Masalahnya, sulit bagi ilmuwan untuk menentukan kapan tepatnya bulu pertama kali muncul, karena material lunak jarang sekali terawetkan dengan baik dalam fosil.
Meski begitu, para ahli berpendapat bahwa bulu sudah ada jauh sebelum dinosaurus bisa terbang.
Salah satu bukti kuat datang dari Archaeopteryx, dinosaurus mirip burung yang hidup pada Zaman Jura Akhir, sekitar 150 juta tahun lalu.
Saat ditemukan pada tahun 1861, fosilnya dianggap penemuan luar biasa karena memiliki bulu yang sangat mirip dengan burung modern.
Baca juga: Kumbang Hidup di Sarang Dinosaurus, Ini Bukti Fosil yang Mengejutkan
Namun, beberapa ilmuwan percaya bahwa bulu bahkan sudah ada sejak Periode Trias Tengah, hampir 100 juta tahun sebelum Archaeopteryx.
Meski bentuk bulu awal masih sederhana seperti jumbai rambut, bukan bulu kompleks seperti pada burung masa kini.
Penemuan lebih lanjut juga menunjukkan bahwa kerabat dekat dinosaurus, yaitu pterosaurus, kemungkinan memiliki bulu sederhana.
Hal ini memperkuat dugaan bahwa nenek moyang terakhir pterosaurus dan dinosaurus yang hidup sekitar 245 juta tahun lalu sudah memiliki struktur awal bulu.
Ahli paleontologi Profesor Xu Xing bahkan berhasil mendeskripsikan protofeather (bulu awal) sederhana yang ditemukan pada fosil Beipiaosaurus, dinosaurus theropoda kecil dari Zaman Kapur.
Protofeather ini berbentuk kaku seperti rambut dan menjadi gambaran nyata tentang bentuk bulu purba.
Baca juga: Astronom Temukan Komet 12 Kali Lebih Besar dari Pemusnah Dinosaurus
Bagaimana tubuh dinosaurus berevolusi untuk terbang?
Selain bulu, ada banyak ciri fisik lain yang ikut berevolusi hingga akhirnya memungkinkan dinosaurus terbang. Misalnya:
- Propatagium, struktur otot lunak di antara bahu dan pergelangan tangan, membantu burung mengepakkan sayap. Para peneliti menemukan bahwa struktur ini kemungkinan sudah ada pada dinosaurus theropoda non-burung.
- Tulang berongga, yang membuat tubuh lebih ringan. Diperkirakan struktur ini sudah ada sejak Trias Tengah, 245 juta tahun lalu, pada nenek moyang dinosaurus dan pterosaurus.
- Ukuran tubuh mengecil, yang membuat beberapa theropoda lebih lincah dan gesit, mendukung evolusi penerbangan.
- Tulang berongga memiliki fungsi ganda: membuat tubuh lebih ringan sekaligus meningkatkan aliran oksigen dalam darah. Pada sauropoda, hal ini membantu mereka tumbuh besar tanpa overheating. Sedangkan pada theropoda, tulang ringan membuat mereka lebih cepat dan akhirnya mampu mengudara.
Baca juga: Mengapa Burung Selamat Tapi Dinosaurus Tidak Saat Bumi Dihantam Asteroid?
Bagaimana cara pterosaurus terbang?
Salah satu dinosaurus terbang yang paling terkenal adalah pterosaurus. Hewan ini berevolusi dengan struktur sayap yang unik dan berbeda dari burung maupun kelelawar.
Menurut American Museum of Natural History, terbang memungkinkan pterosaurus menjelajah jauh, menghindari predator, dan menyerang mangsa dari udara.
Keunikan pterosaurus terletak pada sayapnya yang terbentuk dari tungkai depan. Tulang jari pterosaurus (terutama yang setara dengan jari manis manusia memanjang) luar biasa panjang dan berfungsi seperti tiang kapal untuk menopang lipatan kulit tipis yang menjadi sayap.
Struktur sayap pterosaurus
Tulang sayap berongga: meskipun berukuran besar, pterosaurus tetap ringan karena tulangnya berupa tabung tipis berisi udara. Dinding tulang mereka bahkan setipis kartu remi, tapi tetap kokoh karena diperkuat penopang internal.
Membran sayap canggih: sayap pterosaurus bukan hanya kulit biasa. Penelitian fosil menunjukkan adanya serat panjang (aktinofibril) yang menjaga kestabilan sayap, otot kecil yang mengatur ketegangan sayap, serta pembuluh darah yang memberi nutrisi.
Baca juga: Apakah Dinosaurus Masih Hidup Jika Asteroid Tidak Menghantam Bumi? Ini Kata Peneliti
Fosil Sayap Gelap: fosil pterosaurus Rhamphorhynchus muensteri yang ditemukan di Jerman pada 2001 memperlihatkan detail luar biasa dari jaringan sayap, termasuk otot dan pembuluh darah.
Karena warnanya gelap, fosil ini dikenal dengan sebutan Dark Wing (Sayap Gelap).
Dengan kombinasi tulang ringan, otot kuat, dan membran fleksibel, pterosaurus mampu mengepakkan sayap dengan efisiensi tinggi.
Bahkan, beberapa spesies pterosaurus termasuk hewan terbesar yang pernah benar-benar terbang di bumi.
Baca juga: Dinosaurus dan Manusia: Apa Benar Mereka Hidup di Era yang Sama?
Jadi, bagaimana cara dinosaurus terbang? Jawabannya bukan sekadar mengepakkan sayap, tetapi melalui perjalanan panjang evolusi.
Dari bulu sederhana seperti rambut, tulang berongga yang ringan, hingga struktur sayap aerodinamis, semua itu terbentuk selama ratusan juta tahun.
Burung modern yang kita lihat hari ini adalah bukti nyata kelanjutan dari inovasi evolusi luar biasa ini.
Dari Archaeopteryx hingga pterosaurus, dinosaurus terbang membuktikan bahwa kehidupan purba penuh dengan misteri dan keajaiban yang hingga kini masih terus diteliti oleh para ilmuwan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.