Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Puisi tentang Maulid Nabi 2025: Ungkapan Cinta pada Rasulullah

Baca di App
Lihat Foto
freepik.com
Puisi Maulid Nabi
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com - Setiap kali bulan Rabiul Awal tiba, umat Islam di seluruh dunia menyambut peringatan Maulid Nabi 2025 dengan penuh cinta.

Maulid bukan hanya sekadar momen mengenang kelahiran Rasulullah Muhammad SAW, tetapi juga saat untuk meneladani akhlak beliau yang mulia.

Pertanyaannya, apakah Maulid Nabi tanggal merah di tahun 2025? Ya, pemerintah Indonesia telah menetapkan hari Maulid Nabi sebagai hari libur nasional sehingga masyarakat bisa memperingatinya dengan khidmat.

Salah satu bentuk ekspresi cinta kepada Rasulullah adalah lewat puisi tentang Maulid Nabi. Puisi menjadi wadah yang mampu menyampaikan rindu, doa, sekaligus pengingat akan keteladanan Nabi Muhammad SAW.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Arti dan Hikmah Maulid Nabi 2025: Makna di Balik Kelahiran Rasulullah SAW

Menurut Ernanda Kartika Dewi dalam Sosok Nabi Muhammad dalam Puisi Indonesia Serta Implikasinya pada Pelajaran Bahasa Indonesia (2021), puisi tentang Nabi Muhammad bukan hanya sekadar karya sastra, tetapi juga sarana pendidikan moral.

Di dalamnya terdapat pesan-pesan luhur tentang kejujuran, kelembutan, kasih sayang, hingga keteguhan iman.

Berikut adalah 7 contoh puisi Maulid Nabi!

1. Aku Merindukanmu O Muhammadku karya K.H. A. Mustofa Bisri 

Aku merindukanmu, o, Muhammadku

Sepanjang jalan kulihat wajah-wajah yang kalah

Menatap mataku yang tak berdaya

Sementara tangan-tangan perkasa

Terus mempermainkan kelemahan

Airmataku pun mengalir mengikuti panjang jalan

Mencari-cari tangan

Lembut-wibawamu

Dari dada-dada tipis papan

Terus kudengar suara serutan

Derita mengiris berkepanjangan

Dan kepongahan tingkah-meningkah

Telingaku pun kutelengkan

Berharap sesekali mendengar

Merdu-menghibur suaramu

Aku merindukanmu, o. Muhammadku

Ribuan tangan gurita keserakahan

Menjulur-julur kesana kemari

Mencari mangsa memakan korban

Melilit bumi meretas harapan

Aku pun dengan sisa-sisa suaraku

Mencoba memanggil-manggilmu

O, Muhammadku, O, Muhammadku!

Dimana-mana sesama saudara

Saling cakar berebut benar

Sambil terus berbuat kesalahan

Qur'an dan sabdamu hanyalah kendaraan

Masing-masing mereka yang berkepentingan

Aku pun meninggalkan mereka

Mencoba mencarimu dalam sepi rinduku

Aku merindukanmu, O, Muhammadku

Sekian banyak Abu jahal Abu Lahab

Menitis ke sekian banyak umatmu

O, Muhammadku - selawat dan salam bagimu -

Bagaimana melawan gelombang kebodohan

Dan kecongkaan yang telah tergayakan

Bagaimana memerangi Umat sendiri?

O, Muhammadku

Aku merindukanmu, o, Muhammadku

Aku sungguh merindukanmu

Untuk ali jabbar dan usman awam

Baca juga: Kalender September 2025: Jadwal Libur Nasional Maulid Nabi Muhammad SAW

2. Rindu yang Meluap-luap karya Abdul Wachid B.S

Mengapa yang kurasakan

Rindu yang meluap-luap

Padahal cintaku padamu ya nabi

Belum lagi kuterjemahkan

Ketika ibu bapak

Memberi kebaikan dengan cinta

Tidak perlu bertanya untuk apa

Kebaikan ibu bapak

Memberi ruang kepercayaan

Cinta tidak perlu bertanya untuk apa

Kebaikan ibu bapak

Hanyalah secercah cahaya

Cinta yang mereka terima darimu

Mengapa yang kurasakan

Rindu yang meluap-luap

Setiap kupandang kebaikan

Setiap kusaksikan keindahan

Cintaku kepadamu ya habib

Tidak terlalu perlu diterjemahkan

Cukuplah bagiku kurasakan

Pada setiap tarikan nafasku

Rindu yang meluap-luap

Airmata membasuh hatiku

Yang selalu berdebu

Yang selalu berdebu

Baca juga: 5 Makna Peristiwa Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW

3. Puisi Nabi Muhammad SAW karya Taufik Ismail

Yaa Nabi Yaa Rasulullah

Cahaya hati kami, kekasih Allah

Anta syamsun anta badrun

Anta nurun fawqa nuri.

Engkaulah surya yang menyinari kelamnya hati

Engkaulah purnama penerang gelapnya jiwa

Engkaulah cahaya di atas cahaya.

Yaa Nabiyallah, Yaa Habiballah

Betapa mulia akhlakmu

Bagai cahaya kemuliaan al-Quran

Besarnya perjuanganmu menegakkan agama

Agungnya cintamu menyayangi sesama

Harum senyummu pada wajah dunia

Betapa ramah sikapmu tertanam dalam jiwa.

Yaa Nabiyallah, Yaa Habiballah

Betapa indah akhlakmu

Bagai cahaya keindahan al-Quran

Rindu kami padamu sepanjang waktu

Engkaulah cermin bagi hidup kami

Engkaulah petunjuk perjalanan kami

Engkaulah mata air hati dan pikiran kami

Wahai teladan yang tak pernah padam.

Yaa Nabiyallah, Yaa Habiballah

Betapa suci akhlakmu

Bagai cahaya kesucian al-Quran

Hadirkanlah cintamu dalam ibadah kami

Ajarkanlah ketabahanmu dalam doa kami

Mengalirlah jihadmu dalam hati kami

Tumbuhkanlah akhlakmu dalam hidup kami.

Yaa Nabi Yaa Rasulullah

Pujaan hati kami, kekasih Allah

Anta syamsun anta badrun Anta nurun fawqa nuri

Engkaulah surya, engkaulah purnama

Engkau cahaya di atas cahaya.

Baca juga: Sayyidah Ruqayyah, Putri Nabi Muhammad SAW yang Wafat di Bulan Ramadhan

4. Doa (1966) karya Taufik Ismail

Tuhan kami,

Telah nista kami dalam dosa bersama

Bertahun membangun kultus ini,

Dalam pikiran yang ganda

Dan menutupi hati nurani,

Ampunilah kami,

Ampunilah,

Amin…

Tuhan kami, Telah terlalu mudah kami,

Mengucapkan asmamu,

Bertahun di negeri ini, Semoga ...

Kau rela menerima kami kembali, kami dalam barisanmu,

Ampunilah kami, 

Ampunilah,

Amin...

Baca juga: Al Quran, Mukjizat Terbesar Nabi Muhammad

5. Rindu Rasul karya Taufik Ismail

Rindu Kami

Padamu Ya Rasul

Rindu Tiada Terperi

Berabad Jarak Darimu Ya Rasul

Serasa Dikau Di Si Sini

Cinta Iklhasmu

Bagai Cahaya Surga 

Dapatkah Kami

Membalas Cintamu

Secara Bersahaja

6. Sajadah Panjang karya Taufik Ismail

Ada sajadah panjang terbentang 

Dari kaki buaian

Sampai ke tepi kuburan hamba

Kuburan hamba bila mati

Ada sajadah panjang terbentang

Hamba tunduk dan sujud

Di atas sajadah yang panjang ini

Diselingi sekedar interupsi

Mencari rezeki, mencari ilmu

Mengukur jalanan seharian

Begitu terdengar suara azan

Kembali tersungkur hamba

Ada sajadah panjang terbentang

Hamba tunduk dan rukuk

Hamba sujud dan tak lepas kening hamba

Mengingat dikau sepenuhnya

Baca juga: Niat Sholat Taubat dan Caranya yang Benar Sesuai Sunnah Nabi

7. Rasulullah Menyusuh Kita karya Taufik Ismail

Rasul menyuruh kita mencintai yatim piatu

Rasul sendiri waktu kecil tanpa ayah, tiada ibunda

Mencintai anak yatim piatu adalah mencintai Rasul kita

Rasul menyuruh kita mencintai orang miskin

Rasul sendiri tanpa harta, dia lelaku yang sungguh miskin

Mencintai orang miskin adalah mencintai Rasul kita

Rasul menyusuh kita mencintai orang lapar

Rasul sendiri ketat ikat pinggangnya, tak pernah longgar

Mencintai orang lapar adalah mencintaii Rasul kita

Rasul menyuruh kita mencintai orang-orang tertindas

Rasul sendiri teladan ketegaran ketika ditindas

Mencintai orang tertindas adalah mencintai Rasul kita

Rasul menyuruh kita mencintai hewan, pohon, dan lingkungan

Rasul sendiri lemah lembut pada kucing kesayangannya

Mencintai satwa dan alam lingkungan adalah mencintai Rasul kita

Rasul menyusuh kita santun dalam beda pendapat

Rasul sendiri tidak marah bila beliau didebat

Santun dalam beda pendapat adalah mencintai Rasul kita

Kita cintai orang-orang lapar dan berkekurangan

Kita cintai orang-orang tertindas

Di manapun mereka kita cintai anak yatim piatu

Pada Rasulullah kita bersangatan cinta

Gemetar kami dalam zikir

Gagap kami menyanyikan shalawat

Tiada cukup butir tasbih

Tiada memada kosa kata

Dalam membalas cintanya

Secara sederhana

Baca juga: Doa Nabi Yunus untuk Memohon Ampunan dan Keluar dari Kesulitan

Puisi tentang Maulid Nabi 2025 bukan sekadar rangkaian kata indah, tetapi juga doa, zikir, dan pengingat akan cinta kita pada Rasulullah.

Membaca dan merenungi puisi Maulid Nabi sama artinya dengan menyalakan cahaya cinta kepada Nabi Muhammad SAW di dalam hati.

Maka, ketika Maulid Nabi 2025 tiba, mari kita rayakan bukan hanya dengan doa bersama, tetapi juga dengan karya sastra yang memuliakan beliau, sebagai wujud nyata dari cinta yang tak pernah padam.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi