KOMPAS.com - Pada Rabu, 20 Agustus 2025, masyarakat Bekasi dikejutkan oleh gempa Bekasi berkekuatan 4,9 magnitudo. Banyak yang langsung menduga penyebabnya adalah Sesar Baribis.
Namun, hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa tersebut ternyata bersumber dari segmen Citarum, bukan dari lempeng Sesar Baribis. Lalu, sebenarnya sesar baribis itu apa dan mengapa sering dikaitkan dengan potensi gempa besar di Jawa Barat?
Sesar Baribis adalah patahan aktif di Jawa Barat yang membentang dari Serang hingga Cirebon dan melewati Jakarta, pernah memicu gempa besar pada 1780 dan 1834, serta masih berpotensi menimbulkan gempa merusak.
Yuk kita simak lebih lanjut tentang spa itu Sesar Baribis!
Baca juga: 10 Mitos dan Fakta Seputar Gempa Bumi
Sesar Baribis adalah patahan aktif sejak zaman purba
Secara sederhana, sesar baribis adalah patahan atau retakan besar di kerak bumi yang masih aktif hingga saat ini.
Sesar ini terbentuk pada periode tektonik Pliosen–Plistosen akibat kompleksitas geodinamika di Pulau Jawa.
Menuru Ridho Ilahi, dkk dalam Variasi Strain di Sekitar Sesar Baribis berdasarkan Data Pengamatan GPS Kontinyu (2016-2018), (2019), Pulau Jawa sendiri berada di zona tektonik yang rumit karena terdapat subduksi antara Blok Sunda dan Lempeng Indo-Australia di selatan Jawa.
Proses tumbukan inilah yang membentuk berbagai pola sesar di daratan Jawa, termasuk Sesar Baribis.
Dengan kata lain, Sesar Baribis adalah salah satu produk alami dari pergerakan lempeng bumi yang masih aktif sampai sekarang.
Baca juga: Teori Lempeng Tektonik, Apa Itu?
Sesar Baribis di mana? jalurnya melewati kota-kota besar
Banyak masyarakat bertanya, sesar baribis di mana letaknya?
Berdasarkan penelitian P. Supendi dalam Identifikasi Sesar Aktif di Jawa Barat Berdasarkan Penentian dan Relokasi Hiposenter Serta Mekanisme Fokus Gempa Bumi (2016), Sesar Baribis membentang di antara zona daratan pantai Jakarta dan zona Bogor.
- Zona daratan pantai Jakarta → membentang dari Serang hingga Cirebon (utara Jawa).
- Zona Bogor → meliputi Tangerang, Bogor, Purwakarta, Majalengka, hingga Kuningan (selatan Jawa Barat).
Selain itu, jalur Sesar Baribis juga melewati Jakarta Selatan dan berpengaruh langsung pada Jakarta Timur. Karena melewati wilayah padat penduduk, kawasan ini memiliki indeks bahaya gempa bumi yang tinggi.
Maka tidak heran jika setiap terjadi gempa Bekasi atau Jakarta, masyarakat langsung menghubungkannya dengan potensi pergerakan Sesar Baribis.
Baca juga: Apa Itu Gempa Tektonik? Mengenal Penyebab dan Proses Pembentukannya
Gempa Sesar Baribis adalah ancaman nyata sejak abad ke-18
Sejarah mencatat bahwa gempa sesar baribis adalah ancaman yang sudah lama menghantui kawasan Jakarta dan sekitarnya. Dua gempa besar yang paling terkenal terjadi pada tahun 1780 dan 1834.
Gempa tahun 1780Dilansir dari Kompas.com (21/8/2025), arsip VOC dan Bataviaasch Genootschap menggambarkan situasi Batavia yang kacau.
Pada pukul delapan pagi, bumi bergetar keras. Dinding rumah retak, atap roboh, bangunan runtuh, dan orang-orang berlarian ke jalan dengan panik.
Intensitas guncangan diperkirakan mencapai VII–VIII MMI, cukup kuat untuk meruntuhkan bangunan bata tanpa rangka.
Gempa tahun 1834Arsip Javasche Courant mencatat bahwa istana Gubernur Jenderal di Bogor (Buitenzorg) hancur sebagian, sementara di Batavia banyak rumah mengalami keretakan besar.
Warga panik dan mengira dunia akan runtuh. Intensitasnya diperkirakan VIII–IX MMI di Bogor, dan VII–VIII MMI di Batavia.
Para peneliti memperkirakan bahwa kedua gempa besar tersebut dipicu oleh pergerakan Sesar Baribis segmen barat dengan kekuatan mendekati 7,0 magnitudo.
Baca juga: Apa Perbedaan Magnitudo dan Skala Richter? Ini Penjelasannya....
Lempeng Sesar Baribis dan pergerakannya
Menurut Pusat Studi Gempa Nasional dalam Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia (2017), lempeng sesar baribis memiliki laju geser antara 2,3–5,6 mm per tahun.
Laju geser ini menunjukkan bahwa sesar tersebut terus bergerak, menyimpan energi, dan berpotensi melepaskan guncangan besar sewaktu-waktu.
Penelitian Nguyen, dkk dalam Indonesia’s Historical Earthquakes: Modelled Examples for Improving the National Hazard Map (2015), bahkan menyebutkan bahwa potensi gempa besar dari Sesar Baribis bisa mencapai magnitudo 7,0.
Hasil pemodelan probabilistik Siska Febryani, dkk dalam jurnal Analisis Kerentanan Gempa pada Jalur Sesar Baribis Menggunakan Metode Microearthquacke (MEQ) (2020), menunjukkan kemungkinan terjadinya gempa berkekuatan 6,4 M dalam rentang 50 tahun sekali sebesar 7,9% akibat ppergerakan Sesar Baribis.
Baca juga: Jenis Gempa Bumi: Berdasarkan Penyebab dan Kedalamanya
Bukti aktivitas sesar baribis: gempa kecil yang terus terjadi
Siska Febryani dkk juga menjelaskan bahwa selama 60 hari pengamatan dengan metode Microearthquake (MEQ), tercatat 46 gempa kecil di jalur Baribis dengan magnitudo 0,1–3,2 Mw.
Kedalaman gempa bervariasi antara 1 km hingga 85 km, dengan sebagian besar bersumber dari kedalaman dangkal di bawah 50 km.
Karakteristik guncangan dari Sesar Baribis adalah gempa dangkal yang berpotensi merusak, meskipun magnitudonya kecil.
Dengan kata lain, gempa sesar Baribis adalah ancaman laten yang selalu ada, bahkan ketika hanya berupa gempa kecil yang sering tidak disadari masyarakat.
Jadi, apakah sesar baribis aktif?
Jawabannya: ya, sesar baribis aktif. Zona ini dikategorikan sebagai Sesar Aktif Tipe C (UBC 1997), dengan Maximum Credible Earthquake (MCE) mencapai 6,5 Mw.
Artinya, Sesar Baribis berpotensi menghasilkan gempa bumi besar yang dapat memengaruhi wilayah luas.
Dampaknya tentu lebih berbahaya karena jalur patahan ini melewati kawasan padat penduduk di Jabodetabek dan sebagian Jawa Barat.
Baca juga: Dapatkah Gempa Tektonik Diprediksi?
Mitigasi bahaya gempa sesar baribis
Ancaman gempa dari sesar baribis adalah alasan pentingnya mitigasi bencana. Pemerintah dan peneliti terus melakukan pemetaan, pemantauan GPS, dan penelitian seismik untuk memahami pergerakan sesar ini. Namun, masyarakat juga perlu meningkatkan kewaspadaan.
Beberapa langkah mitigasi yang bisa dilakukan:
- Membangun rumah dengan struktur tahan gempa.
- Mengetahui jalur evakuasi di lingkungan tempat tinggal.
- Menyimpan peralatan darurat seperti senter, obat-obatan, dan makanan cadangan.
- Mengikuti simulasi bencana yang rutin dilakukan pemerintah.
Dari penjelasan panjang di atas, dapat disimpulkan bahwa sesar baribis adalah patahan aktif yang terbentuk sejak zaman purba, membentang dari Serang hingga Cirebon, melewati Bogor, Purwakarta, Majalengka, hingga Jakarta Selatan.
Baca juga: Mengapa Terjadi Gempa Bumi? Ini Penyebabnya!
Sejarah mencatat bahwa gempa sesar Baribis adalah penyebab gempa besar tahun 1780 dan 1834 yang mengguncang Batavia.
Dengan lempeng sesar baribis yang masih aktif bergerak 2,3–5,6 mm per tahun, ancaman gempa di masa depan tetap ada.
Maka, ketika terjadi gempa Bekasi atau Jakarta, wajar bila masyarakat langsung menghubungkannya dengan jalur sesar ini.
Namun yang lebih penting adalah kesiapsiagaan kita menghadapi potensi bencana agar dampaknya bisa diminimalisir.
(Sumber: Kompas.com/Mohamad Bintang Pamungkas)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.