KOMPAS.com - Kopi adalah salah satu minuman paling populer di dunia, bahkan sudah menjadi bagian dari gaya hidup modern, terutama di kalangan anak muda.
Aktivitas “ngopi” bukan sekadar kebiasaan, melainkan sering dianggap sebagai cara menjaga kinerja otak dan kewarasan di tengah tekanan hidup sehari-hari.
Namun, bagi mereka yang terbiasa minum kopi setiap hari, melewatkan secangkir kopi bisa berakibat tidak menyenangkan.
Banyak orang mengeluh pusing akibat tidak minum kopi, bahkan sampai mengalami sakit kepala akibat tidak minum kopi yang terasa berdenyut seperti migrain.
Baca juga: 5 Perbedaan Kopi Robusta dan Arabika
Apa yang terjadi jika berhenti minum kopi secara mendadak?
Dilansir dari Live Science, menurut Dr. Nolan Pearson, ahli saraf dari Cedars-Sinai Medical Center, sakit kepala akibat putus kafein bisa sangat menyiksa.
Kondisi ini muncul karena otak dan tubuh terbiasa dengan stimulasi kafein. Ketika asupan dihentikan secara tiba-tiba, tubuh mengalami “kejutan” yang memicu rasa sakit.
Secara ilmiah, kafein bekerja dengan cara menyempitkan pembuluh darah. Begitu konsumsi dihentikan, pembuluh darah melebar kembali sehingga aliran darah meningkat ke otak. Pelebaran inilah yang diduga menjadi salah satu penyebab utama timbulnya sakit kepala.
Selain itu, kafein juga memblokir adenosin atau zat kimia dalam otak yang membuat seseorang merasa mengantuk.
Saat berhenti minum kopi, adenosin menumpuk secara tiba-tiba, sehingga muncul rasa lelah, mengantuk, dan sakit kepala yang lebih parah.
Baca juga: Zat Adiktif dalam Kopi
Berapa lama pusing berlangsung setelah berhenti mengonsumsi kafein?
Pertanyaan besar yang sering muncul adalah: berapa lama pusing berlangsung setelah berhenti mengonsumsi kafein?
Berdasarkan jurnal Caffeine Withdrawal (2023) oleh Karima R Sajadi-Ernazarova dan Richard J. Hamilton, gejala putus kafein biasanya:
- Mulai muncul 12 hingga 24 jam setelah berhenti minum kopi
- Mencapai puncak pada 20 hingga 51 jam setelah penghentian
- Dapat bertahan selama dua hingga sembilan hari
Sekitar 50% orang yang berhenti mengonsumsi kafein mengalami sakit kepala, sedangkan 13% lainnya merasakan gangguan fungsional yang cukup signifikan, seperti sulit berkonsentrasi dan cepat lelah.
Menariknya, ada juga penelitian yang menemukan bahwa gejala putus kafein bisa muncul setelah tiga hari terpapar kafein secara rutin, dan meningkat tajam setelah tujuh hingga 14 hari konsumsi berkelanjutan.
Baca juga: Mengapa Kafein Membuat Kita Terjaga?
Mengapa sakit kepala akibat putus kafein terasa sangat parah?
Walaupun mekanismenya belum sepenuhnya jelas, para ahli punya beberapa teori. Selain pelebaran pembuluh darah, ada kemungkinan peran besar dari reseptor adenosin di sistem saraf pusat.
Kafein biasanya menghambat adenosin agar tidak menempel di reseptor. Begitu konsumsi dihentikan, penumpukan adenosin membuat neuron bekerja lambat dan pembuluh darah melebar. Kombinasi inilah yang memunculkan rasa sakit yang menusuk.
Dilansir dar Live Science, Dr. Brian McGeeney, ahli saraf di Rumah Sakit Brigham dan Wanita Boston, menjelaskan bahwa fenomena ini memang bisa menjadi alasa, tapi bukanlah satu-satunya penyebab.
Dengan kata lain, mekanisme pastinya masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan.
Baca juga: Mengapa Kita Terasa Pusing Saat Tubuh Diputar-putar?
Gejala putus kafein sering kali terlihat pada pasien rumah sakit yang harus berhenti minum kopi sebelum menjalani prosedur medis.
Hal serupa juga dialami umat Muslim yang menjalani puasa Ramadan. Tiba-tiba berhenti minum kopi dari kebiasaan harian membuat gejala seperti pusing, sakit kepala, dan mudah lelah muncul dengan cepat.
Cara mengurangi risiko sakit kepala akibat tidak minum kopi
Meskipun pusing akibat tidak minum kopi bisa terasa berat, ada cara untuk mengatasinya. Para ahli saraf menyarankan untuk mengurangi konsumsi kafein secara bertahap, bukan mendadak.
- Kurangi sekitar 25–50 mg kafein per hari (setara seperempat hingga setengah cangkir kopi).
- Ganti kopi dengan teh atau minuman rendah kafein sebagai alternatif.
- Perbanyak minum air putih agar tubuh tetap terhidrasi.
- Istirahat cukup dan perhatikan pola tidur agar tubuh lebih cepat beradaptasi.
Jika sakit kepala akibat tidak minum kopi berlangsung lebih dari seminggu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk memastikan penyebabnya bukan kondisi medis lain.
Baca juga: Sakit Kepala Saat Puasa: Penyebab dan Cara Mengatasinya
Menghentikan kebiasaan ngopi mendadak bisa membuat tubuh bereaksi tidak nyaman. Apa yang terjadi jika berhenti minum kopi bukan sekadar rasa kantuk yang datang lebih cepat, tetapi juga gejala fisik seperti pusing, sakit kepala, hingga kesulitan berkonsentrasi.
Namun, kabar baiknya, gejala ini biasanya hanya sementara. Dengan pengurangan kafein secara bertahap, tubuh akan beradaptasi dan kamu bisa menikmati hari-hari tanpa rasa ketergantungan pada kopi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.