Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahukah Kamu, Warna Pelangi Ternyata Lebih dari 7!

Baca di App
Lihat Foto
freepik.com
Pelangi
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com – Pelangi selalu menjadi pemandangan indah setelah hujan reda dan matahari kembali bersinar.

Sejak kecil, kita diajarkan bahwa pelangi ssterdiri dari tujuh warna, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

Namun, jika diperhatikan lebih dekat, warnanya kadang terlihat lebih banyak, sementara di lain waktu justru samar dan sulit dihitung.

Hal ini memunculkan pertanyaan, benarkah pelangi hanya memiliki tujuh warna, atau sebenarnya ada lebih dari itu?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Apa Itu Cloud Iridescence? Ini Proses Terjadinya Awan Warna-warni Mirip Pelangi

Untuk mengetahui jawabannya, mari kita simak fakta ilmiah di balik warna pelangi berikut ini:

Jumlah warna pelangi

Pelangi biasanya muncul setelah hujan reda, ketika sinar matahari mengenai butiran air di udara dan membentuk lengkungan warna indah di langit.

Menurut KBBI, pelangi adalah lengkungan spektrum warna yang terbentuk akibat pembiasan cahaya matahari oleh titik-titik hujan.

Selama ini kita mengenal pelangi dengan tujuh warna utama: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Namun, faktanya pelangi tidak hanya terbatas pada tujuh warna tersebut.

Secara ilmiah, pelangi terdiri dari spektrum warna kontinu, artinya warna-warna di dalamnya saling menyambung tanpa garis pemisah yang jelas. Karena itu, jumlah warna pelangi sebenarnya jauh lebih banyak, bahkan mencapai jutaan gradasi.

Hanya saja, keterbatasan mata manusia membuat kita hanya bisa melihat beberapa warna dominan. Ribuan nuansa lain tersembunyi di antara gradasi yang halus.

Dengan demikian, meskipun pelangi sering disebut memiliki tujuh warna, kenyataannya fenomena alam ini menyimpan kekayaan spektrum yang jauh lebih luas daripada yang bisa ditangkap oleh penglihatan kita.

Baca juga: Mengapa Pelangi Hanya Terdiri dari 7 Warna? Ini Penjelasannya!

Pelangi dalam teori Isaac Newton

Isaac Newton adalah tokoh penting yang menjelaskan pelangi secara ilmiah. Pada tahun 1665, ia melakukan percobaan dengan menggunakan prisma untuk meneliti cahaya.

Dari eksperimen ini, Newton menemukan bahwa cahaya putih sebenarnya bukanlah satu warna murni, melainkan terdiri dari berbagai warna yang dapat diuraikan menjadi sebuah spektrum.

Berdasarkan hasil pengamatannya, Newton kemudian membagi spektrum cahaya tersebut menjadi tujuh warna utama, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

Angka tujuh dipilih bukan hanya karena tampak dari eksperimen, melainkan juga karena Newton percaya bahwa angka tersebut memiliki nilai simbolis, yaitu melambangkan kesempurnaan dan keteraturan alam.

Sejak saat itu, konsep tujuh warna pelangi yang dikenalkan Newton terus diajarkan hingga sekarang.

Baca juga: 8 Jenis Pelangi di Dunia

Proses terbentuknya pelangi

Pelangi muncul ketika cahaya matahari berinteraksi dengan tetesan air di udara. Prosesnya melibatkan tiga tahap utama, yaitu:

Pembiasan 

Tahap pertama dimulai ketika sinar matahari yang berwarna putih memasuki tetesan air. Karena cahaya berpindah dari udara yang lebih renggang ke air yang lebih padat, arah perambatan sinar pun berubah. 

Proses pembelokan inilah yang disebut pembiasan. Pada saat inilah cahaya mulai “diolah” oleh tetesan air sehingga siap mengalami tahap selanjutnya.

Baca juga: Pelangi: Syarat Kemunculan, Proses Terjadi, dan Warna-warninya

Dispersi (penguraian cahaya)

Cahaya matahari sebenarnya tersusun dari berbagai warna yang masing-masing memiliki panjang gelombang berbeda.

Saat melewati tetesan air, cahaya putih tersebut terurai menjadi spektrum warna. Warna merah dengan panjang gelombang terpanjang akan membelok lebih kecil, sedangkan ungu dengan panjang gelombang terpendek membelok lebih besar.

Perbedaan sudut pembelokan ini membuat cahaya terpisah menjadi tujuh warna dasar yang kita kenal, merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

Refraksi 

Setelah terurai, cahaya tersebut mengenai sisi dalam tetesan air dan dipantulkan kembali ke arah luar. Pantulan internal ini memungkinkan cahaya keluar dari tetesan dalam posisi yang tepat menuju mata pengamat. 

Saat ribuan bahkan jutaan tetesan air melakukan proses serupa secara bersamaan, mata manusia menangkap lengkungan cahaya berwarna-warni di langit.

Baca juga: Proses Terjadinya Pelangi dan Jenis-jenisnya

Jenis-jenis pelangi

Melansir dari National Geographic pelangi memiliki berbagai jenis, sebagai berikut:

  • Pelangi ganda, yaitu dua pelangi yang melingkar secara bersamaan, pelangi kedua lebih samar dengan urutan warna terbalik.
  • Higher-Order Rainbows merupakan pelangi yang tampak saat menghadap matahari, sangat samar dan lebar. Ilmuwan pernah menemukannya hingga orde ke-200 di laboratorium.
  • Pelangi kembar adalah dua pelangi yang muncul dari satu titik, akibat perbedaan ukuran tetesan air.
  • Supernumerary Rainbow merupakan pelangi tipis berwarna pastel di bawah pelangi utama, terbentuk karena interferensi cahaya pada tetesan kecil.
  • Reflection Rainbow, yaitu pelangi yang terlihat di atas air, hasil pantulan pelangi utama.
  • Reflected Rainbow merupakan Pelangi yang tampak di permukaan air, ujungnya sering tampak menyatu dengan pelangi utama.
  • Red Rainbow adalah jenis pelangi yang muncul saat matahari terbit atau terbenam dan hanya memiliki warna merah
  • Fogbow merupakan pelangi dari kabut, warnanya sangat pucat atau hampir putih.
  • Moonbow, yaitu, jenis pelangi yang terbentuk dari cahaya bulan, tampak lebih redup dari pelangi biasa.

Baca juga: Moonbow: Saat Pelangi Muncul di Malam Hari

 

Referensi:

  • Zahro, Nasswa Fadilatuz dan Ani Rakhmawati. (2024). Fiksi di Balik Keindahan Pelangi: Memahami Pembiasan dan Difraksi Cahaya. Jurnal Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (JKIP), 2(3), 93–98. 
  • Wu, A. (2022). The Mathematical Thoughts and Physics Interpretations of Rainbow from Ancient to Modern Times. Journal of Applied Mathematics and Physics, 10(12), 3530-3547

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi