Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Contoh Tugas Refleksi Modul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Topik 1-8 PPG Kemenag 2025

Baca di App
Lihat Foto
canva.com
Ilustrasi 6 Contoh Tugas Refleksi Modul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Topik 1-8 PPG Kemenag 2025
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Kementerian Agama (Kemenag) batch 3 tahun 2025 tengah memasuki fase penting, yakni pelaksanaan Modul 3 Pendidikan Profesi dan Praktik (PPP). Pelaksanaan modul ini dijadwalkan mulai 24 September hingga 3 Oktober 2025.

Instruktur PPG Kemenag menegaskan bahwa tugas refleksi Modul 3 harus memuat tiga aspek penting: pengalaman belajar selama mengikuti PPG, penerapan nilai moderasi beragama dalam praktik pembelajaran, serta rencana tindak lanjut peningkatan kualitas diri maupun institusi.

Baca juga: Hari Terakhir Lapor Diri PPG Guru Tahap 3 2025, Jangan Terlewat!

Instruksi tugas Refleksi Modul 3 PPP PPG Kemenag 2025

Berdasarkan panduan resmi, guru diminta menyusun esai refleksi yang sistematis. Instruksi penyusunan mencakup:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Contoh Tugas Refleksi Modul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Topik 1–8

Topik 1: Analisis CP dan Pengembangan TP 

1. Pilih materi yang menarik dan deskripsikan materi tersebut

Materi yang saya anggap penting adalah Analisis Capaian Pembelajaran (CP) dan Pengembangan Tujuan Pembelajaran (TP).

CP merupakan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik pada akhir fase, sementara TP adalah tujuan spesifik yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran.

Materi ini menjelaskan bagaimana guru menganalisis CP dari kurikulum, lalu menurunkannya menjadi TP yang lebih operasional, terukur, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Deskripsi materi ini juga menekankan pentingnya merumuskan TP dengan model SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) agar tujuan pembelajaran lebih jelas, terarah, dan realistis.

2. Lakukan analisis implementasi/penerapan materi tersebut

Dalam praktiknya, banyak guru hanya menyalin TP dari buku teks tanpa menganalisis kesesuaian dengan CP dan kondisi peserta didik.

Hal ini membuat pembelajaran kurang fokus, bahkan tidak sesuai dengan karakteristik siswa.

Implementasi yang ideal seharusnya dimulai dengan menganalisis CP secara mendalam, lalu menyusun TP yang sesuai dengan kebutuhan kelas.

Sebagai contoh, dalam mata pelajaran Fikih kelas VII, CP mengarahkan pada pemahaman ibadah salat. Maka TP dapat dirumuskan lebih spesifik, seperti: siswa mampu mempraktikkan gerakan salat dengan benar sesuai tuntunan syariat.

Baca juga: PPG Prajabatan 2025: Syarat, Cara Daftar, dan Jadwal Uji Kompetensi

3. Tuliskan pengalaman praktis dari proses pembelajaran

Pengalaman saya menunjukkan bahwa ketika TP dirumuskan dengan jelas, pembelajaran menjadi lebih terarah.

Misalnya, saat mengajarkan materi zakat, saya menuliskan TP: siswa mampu menghitung zakat fitrah berdasarkan jumlah anggota keluarga.

Hasilnya, siswa lebih mudah memahami langkah perhitungan karena tujuan sudah konkret dan dapat diukur.

Namun, ketika saya hanya menyalin TP dari buku tanpa menyesuaikan dengan kondisi siswa, pembelajaran terasa membingungkan. Siswa tidak paham arah pembelajaran, dan hasil belajar pun tidak maksimal.

4. Uraikan tantangan yang dihadapi dan hikmah yang didapatkan

Tantangan utama adalah keterbatasan waktu dalam menganalisis CP secara mendalam, karena guru sering terburu-buru menyusun RPP atau modul ajar.

Selain itu, masih ada guru yang kurang memahami cara merumuskan TP yang operasional dan terukur.

Hikmah yang saya dapatkan adalah pentingnya meluangkan waktu untuk menganalisis CP sebelum menurunkan TP.

Dengan cara ini, pembelajaran menjadi lebih fokus, terukur, dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Saya juga belajar bahwa TP yang jelas dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena mereka tahu capaian yang harus diraih.

5. Buat rencana aksi penerapan materi dalam pembelajaran

Rencana aksi yang saya buat adalah:

Baca juga: 4 Contoh Studi Kasus PPG 2025 Masalah Media, LKPD, Strategi Pembelajaran, dan Penilaian

Topik 2: Pengembangan Materi Pembelajaran 

1. Pilih materi yang menarik dan deskripsikan materi tersebut

Topik yang menurut saya sangat menarik dalam konteks pengembangan pembelajaran PAI adalah Topik 2: Pengembangan Materi Pembelajaran.

Materi puasa untuk kelas V SD, meskipun terlihat sederhana, memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi materi yang menarik dan bermakna.

Deskripsi materi ini meliputi pemahaman dasar tentang pengertian puasa Ramadan sebagai salah satu rukun Islam, syarat wajib dan syarat sah puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, serta hikmah dan keutamaan ibadah puasa.

Pengembangan materi ini dapat diperkaya dengan kisah-kisah inspiratif tentang keutamaan berpuasa, contoh-contoh perilaku terpuji yang dapat dilatih selama Ramadan, serta penjelasan ilmiah sederhana tentang manfaat puasa bagi kesehatan.

Selain itu, materi juga dapat menyentuh nilai-nilai sosial yang terkandung dalam ibadah puasa, seperti empati terhadap sesama yang kurang beruntung dan pentingnya berbagi.

2. Lakukan analisis implementasi/penerapan materi tersebut

Implementasi materi puasa di kelas V SD seringkali terbatas pada penyampaian informasi secara verbal dan penugasan hafalan rukun dan syarat puasa.

Analisis menunjukkan bahwa pendekatan ini kurang efektif dalam menumbuhkan pemahaman yang mendalam dan internalisasi nilai-nilai puasa.

Penerapan materi yang lebih efektif seharusnya melibatkan metode pembelajaran yang aktif dan kontekstual.

Misalnya, guru dapat menggunakan studi kasus tentang anak-anak yang tetap bersemangat berpuasa meskipun menghadapi tantangan, atau simulasi berbagi makanan dengan teman sebagai wujud empati.

Penggunaan media visual seperti gambar atau video pendek tentang aktivitas Ramadan juga dapat meningkatkan keterlibatan siswa.

Selain itu, penting untuk mengaitkan materi puasa dengan pengalaman sehari-hari siswa, seperti bagaimana mereka menahan diri dari bermain saat berpuasa atau berbagi makanan dengan keluarga.

Baca juga: Kunci Jawaban TAM, Tes Akhir Modul Profesional PPG PAI Kemenag 2025 

3. Tuliskan pengalaman praktis dari proses pembelajaran

Pengalaman praktis saya menunjukkan bahwa ketika materi puasa disampaikan hanya melalui ceramah dan penugasan hafalan, siswa cenderung pasif dan kurang termotivasi.

Mereka mungkin hafal syarat dan rukun puasa, tetapi pemahaman tentang hikmah dan nilai-nilai di baliknya kurang mendalam.

Sebaliknya, ketika saya mencoba menggunakan metode bercerita tentang tokoh-tokoh Islam yang gigih berpuasa atau mengajak siswa berdiskusi tentang perasaan mereka saat menahan lapar dan haus, respons siswa jauh lebih positif.

Mereka menjadi lebih antusias untuk bertanya dan berbagi pengalaman.

Penggunaan gambar dan video tentang kegiatan Ramadan di berbagai belahan dunia juga membantu mereka memahami bahwa puasa adalah ibadah universal yang memiliki dimensi sosial dan spiritual yang kaya.

Pengalaman ini mendukung pentingnya pengembangan materi yang tidak hanya informatif tetapi juga inspiratif dan kontekstual.

4. Uraikan tantangan yang dihadapi dan hikmah yang didapatkan

Tantangan utama dalam menyampaikan materi puasa kepada siswa kelas V SD adalah menjaga fokus dan minat mereka, terutama saat mereka sedang berpuasa.

Beberapa siswa mungkin merasa lemas atau kurang bersemangat untuk mengikuti pelajaran.

Tantangan lainnya adalah mengatasi pemahaman yang keliru atau mitos tentang puasa yang mungkin mereka dengar dari lingkungan sekitar.

Hikmah yang saya dapatkan adalah pentingnya kesabaran dan kreativitas dalam menyampaikan materi.

Menggunakan berbagai metode dan media yang menarik, memberikan contoh-contoh konkret, dan mengaitkan materi dengan pengalaman siswa dapat membantu mengatasi tantangan ini.

Selain itu, memberikan apresiasi dan motivasi kepada siswa yang berpuasa juga sangat penting untuk menjaga semangat mereka.

Saya juga belajar bahwa pemahaman yang mendalam tentang hikmah puasa akan lebih tertanam jika siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, bukan hanya menjadi pendengar pasif.

Baca juga: Kunci Jawaban Pretest Modul Profesional Akidah Akhlak Topik 2 Asmaul Husna, PPG Kemenag 2025 PAI

5. Buat rencana aksi penerapan materi dalam pembelajaran

Rencana aksi penerapan materi puasa untuk kelas V SD akan meliputi beberapa hal.

Pertama, saya akan mengembangkan media pembelajaran visual yang menarik, seperti infografis tentang rukun dan syarat puasa, serta video pendek tentang kisah-kisah inspiratif seputar Ramadan.

Kedua, saya akan merancang kegiatan pembelajaran yang interaktif, seperti diskusi kelompok tentang hikmah puasa, simulasi berbagi makanan, atau membuat peta konsep tentang hal-hal yang membatalkan puasa.

Ketiga, saya akan mengaitkan materi puasa dengan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil 'Alamin, seperti empati, berbagi, dan kesederhanaan.

Keempat, saya akan menggunakan asesmen formatif untuk memantau pemahaman siswa secara berkala, misalnya melalui pertanyaan lisan atau lembar kerja sederhana.

Terakhir, saya akan berkolaborasi dengan orang tua untuk memberikan dukungan dan penguatan di rumah terkait ibadah puasa yang dilakukan siswa.

Topik 3: Pengembangan Pendekatan, Metode, dan Strategi Pembelajaran

1. Pilih materi yang menarik dan deskripsikan materi tersebut

Materi yang saya pilih adalah pengembangan pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran.

Materi ini membahas berbagai cara guru mengelola proses belajar agar lebih efektif dan menyenangkan. Pendekatan berkaitan dengan sudut pandang dalam mengajar, metode menjelaskan cara penyampaian materi, sedangkan strategi adalah kombinasi langkah yang dipilih agar tujuan pembelajaran tercapai.

Contoh yang dibahas dalam modul adalah penggunaan pendekatan saintifik, metode diskusi, dan strategi pembelajaran berbasis proyek (project-based learning).

2. Lakukan analisis implementasi/penerapan materi tersebut

Dalam praktik di kelas, banyak guru cenderung terpaku pada ceramah. Hal ini membuat siswa pasif dan cepat bosan.

Implementasi yang lebih efektif seharusnya memadukan berbagai metode sesuai dengan karakteristik materi dan peserta didik.

Sebagai contoh, dalam mata pelajaran Akidah Akhlak, guru dapat menggunakan metode diskusi kelompok saat membahas kisah teladan, atau project-based learning ketika siswa diminta membuat poster kampanye perilaku jujur.

Pendekatan ini lebih kontekstual, karena mengaitkan teori dengan praktik kehidupan sehari-hari.

Baca juga: PPG PAI Kemenag, Prestest Modul Pedagogik Topik 5 Pendekatan dan Strategi Layanan BK: Kunci Jawaban 

3. Tuliskan pengalaman praktis dari proses pembelajaran

Pengalaman saya menunjukkan bahwa ketika menggunakan metode ceramah, siswa hanya mencatat tanpa benar-benar memahami.

Namun, ketika saya mencoba strategi role play dalam materi muamalah, suasana kelas lebih hidup. Siswa berperan sebagai pedagang dan pembeli, lalu mempraktikkan transaksi sesuai prinsip Islam.

Mereka lebih mudah memahami konsep jujur dan amanah karena terlibat langsung dalam simulasi.

Pengalaman ini membuktikan bahwa variasi metode dan strategi berpengaruh besar terhadap minat belajar siswa.

4. Uraikan tantangan yang dihadapi dan hikmah yang didapatkan

Tantangan utama adalah menyesuaikan metode dengan keterbatasan waktu dan sarana di sekolah. Beberapa strategi membutuhkan media atau alat bantu yang tidak selalu tersedia.

Selain itu, tidak semua siswa langsung antusias ketika mencoba metode baru. Ada yang masih malu atau kurang percaya diri saat diskusi atau role play.

Hikmah yang saya dapatkan adalah pentingnya fleksibilitas guru. Tidak ada satu metode yang cocok untuk semua situasi. Guru harus mampu berimprovisasi agar pembelajaran tetap berjalan efektif.

Saya juga belajar bahwa menggabungkan lebih dari satu strategi bisa membuat pembelajaran lebih variatif dan menyenangkan.

5. Buat rencana aksi penerapan materi dalam pembelajaran

Rencana aksi yang akan saya lakukan, antara lain:

  • Mengidentifikasi karakteristik materi sebelum menentukan pendekatan.
  • Memadukan metode ceramah singkat dengan diskusi, role play, atau project-based learning.
  • Menyiapkan media sederhana yang mendukung strategi pembelajaran.
  • Memberikan kesempatan lebih luas bagi siswa untuk berpartisipasi aktif.
  • Melakukan evaluasi berkala untuk mengetahui metode mana yang paling efektif.

Baca juga: Pengumuman PPG Tahap 1 2025 Resmi Dirilis, Cek Hasil Kelulusan di Sini

Topik 4: Pengembangan Alat Peraga, Media, dan Teknologi Pembelajaran

1. Pilih materi yang menarik dan deskripsikan materi tersebut

Materi yang menarik bagi saya adalah pengembangan alat peraga, media, dan teknologi pembelajaran.

Materi ini menekankan pentingnya alat bantu dalam proses mengajar, mulai dari media tradisional seperti gambar dan kartu, hingga teknologi digital seperti video interaktif, aplikasi pembelajaran, atau platform daring.

Penggunaan media yang tepat dapat membuat konsep abstrak menjadi lebih konkret, serta membantu siswa lebih cepat memahami materi.

2. Lakukan analisis implementasi/penerapan materi tersebut

Dalam praktiknya, guru sering masih mengandalkan papan tulis dan buku teks sebagai media utama.

Hal ini menyebabkan pembelajaran terasa monoton, sehingga siswa kurang antusias.

Implementasi yang lebih baik adalah memanfaatkan variasi media sesuai kebutuhan. Misalnya, menggunakan alat peraga nyata saat menjelaskan konsep Fikih tentang wudu, atau memakai video animasi untuk memperlihatkan tata cara haji.

Dengan begitu, siswa tidak hanya mendengar penjelasan, tetapi juga melihat langsung representasi materi.

3. Tuliskan pengalaman praktis dari proses pembelajaran

Pengalaman saya saat menggunakan media visual berupa video pendek tentang praktik zakat terbukti efektif.

Siswa terlihat lebih fokus, lalu aktif berdiskusi setelah menonton. Mereka bahkan mengaitkan isi video dengan pengalaman keluarga mereka yang berzakat.

Namun, ketika saya hanya menggunakan buku teks dan ceramah, siswa cepat kehilangan minat. Mereka hanya mencatat tanpa benar-benar memahami esensi ibadah zakat.

Hal ini membuktikan bahwa pemilihan media pembelajaran berpengaruh langsung pada tingkat keterlibatan siswa.

4. Uraikan tantangan yang dihadapi dan hikmah yang didapatkan

Tantangan terbesar adalah keterbatasan sarana di sekolah. Tidak semua kelas memiliki proyektor atau akses internet yang memadai.

Selain itu, beberapa siswa kesulitan mengikuti pembelajaran berbasis teknologi karena tidak terbiasa dengan aplikasi tertentu.

Hikmah yang saya dapatkan adalah guru harus kreatif dan adaptif. Jika teknologi canggih tidak tersedia, guru tetap bisa menggunakan alat sederhana sebagai media.

Saya juga belajar bahwa yang terpenting bukan seberapa canggih medianya, melainkan kesesuaiannya dengan materi dan kondisi siswa.

Baca juga: Apakah Ada Tahap 3 PPG 2025? Ini Penjelasan Resmi dari Kemendikdasmen

5. Buat rencana aksi penerapan materi dalam pembelajaran

Rencana aksi yang akan saya lakukan, antara lain:

  • Mengidentifikasi kebutuhan media untuk setiap materi.
  • Mengkombinasikan media tradisional dan teknologi digital agar pembelajaran lebih variatif.
  • Menyusun bank media pembelajaran yang bisa diakses kapan saja.
  • Melatih siswa agar terbiasa menggunakan teknologi sederhana dalam pembelajaran.
  • Berkolaborasi dengan sekolah dan orang tua untuk mendukung pemenuhan sarana pembelajaran berbasis media.

Topik 5: Pengembangan Asesmen Pembelajaran

1. Pilih materi yang menarik dan deskripsikan materi tersebut

Materi yang saya pilih adalah pengembangan asesmen pembelajaran.

Asesmen tidak hanya menilai hasil akhir, tetapi juga proses belajar siswa. Dalam modul ini, dijelaskan pentingnya asesmen formatif, sumatif, dan diagnostik.

Asesmen formatif digunakan untuk memantau proses belajar, asesmen sumatif untuk mengukur hasil akhir, dan asesmen diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa.

Materi ini menekankan bahwa asesmen harus adil, transparan, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Lakukan analisis implementasi/penerapan materi tersebut

Dalam praktik di sekolah, asesmen sering kali hanya berupa ulangan harian atau tes tertulis.

Padahal, asesmen seharusnya lebih beragam, misalnya berupa portofolio, observasi, presentasi, atau proyek.

Implementasi asesmen yang baik seharusnya memberi ruang bagi siswa untuk menunjukkan kompetensi secara menyeluruh, bukan sekadar mengukur hafalan.

Dengan cara ini, guru bisa lebih objektif dalam menilai kemampuan siswa.

3. Tuliskan pengalaman praktis dari proses pembelajaran

Pengalaman saya saat menggunakan asesmen proyek cukup berkesan.

Ketika mengajarkan materi muamalah, saya meminta siswa membuat simulasi jual beli sesuai prinsip syariat.

Hasilnya, siswa lebih antusias karena mereka tidak hanya diuji dengan teori, tetapi juga praktik nyata.

Sebaliknya, ketika hanya menggunakan tes pilihan ganda, banyak siswa yang mendapat nilai tinggi, namun kesulitan saat diminta menjelaskan atau mempraktikkan.

Hal ini menunjukkan bahwa asesmen bervariasi lebih menggambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya.

Baca juga: PPG Tahap 2 2025 Kapan Dibuka? Ini Jadwal dan Tahapan Resminya

4. Uraikan tantangan yang dihadapi dan hikmah yang didapatkan

Tantangan yang saya hadapi adalah keterbatasan waktu dalam melakukan asesmen autentik.

Menilai proyek atau presentasi membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan tes tertulis.

Selain itu, ada kendala dalam membuat rubrik penilaian yang adil dan objektif.

Hikmah yang saya peroleh adalah asesmen yang baik memang membutuhkan usaha ekstra, tetapi hasilnya jauh lebih bermanfaat.

Saya belajar bahwa asesmen bukan sekadar memberi nilai, melainkan sarana untuk memahami perkembangan siswa secara utuh.

5. Buat rencana aksi penerapan materi dalam pembelajaran

Rencana aksi saya meliputi:

  • Mengombinasikan asesmen formatif, sumatif, dan diagnostik sesuai kebutuhan.
  • Mengembangkan rubrik penilaian yang jelas agar siswa mengetahui kriteria penilaian.
  • Memberikan umpan balik yang konstruktif, bukan hanya angka.
  • Menggunakan portofolio untuk menilai perkembangan siswa dari waktu ke waktu.
  • Mengalokasikan waktu khusus untuk asesmen autentik, meskipun sederhana.

Topik 6: Pengembangan Evaluasi Pembelajaran

1. Pilih materi yang menarik dan deskripsikan materi tersebut

Materi yang saya pilih adalah pengembangan evaluasi pembelajaran.

Evaluasi pembelajaran adalah proses menilai keseluruhan aspek pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga hasil belajar siswa.

Dalam modul ini dijelaskan bahwa evaluasi berfungsi untuk mengetahui efektivitas pembelajaran, menemukan kelemahan, serta merumuskan perbaikan yang berkesinambungan.

Evaluasi juga menjadi dasar dalam pengambilan keputusan terkait program pembelajaran di kelas maupun tingkat sekolah.

2. Lakukan analisis implementasi/penerapan materi tersebut

Dalam praktik sehari-hari, evaluasi sering disamakan dengan tes akhir. Padahal, evaluasi mencakup penilaian proses mengajar dan cara siswa belajar.

Penerapan evaluasi yang ideal harus melibatkan analisis instrumen asesmen, ketercapaian tujuan pembelajaran, serta strategi yang digunakan guru.

Sebagai contoh, jika hasil belajar siswa rendah, guru tidak hanya menyalahkan siswa, tetapi juga mengevaluasi metode, media, dan pendekatan yang digunakan.

Dengan cara ini, evaluasi benar-benar menjadi alat perbaikan, bukan sekadar formalitas.

3. Tuliskan pengalaman praktis dari proses pembelajaran

Saya pernah mengalami kondisi di mana hasil ulangan harian siswa rendah pada materi Fikih.

Awalnya saya mengira siswa tidak belajar dengan baik. Namun, setelah melakukan refleksi, saya menyadari metode ceramah yang saya gunakan kurang menarik.

Akhirnya, saya mengubah strategi dengan diskusi kelompok dan simulasi. Hasilnya, pemahaman siswa meningkat pada pertemuan berikutnya.

Pengalaman ini mengajarkan bahwa evaluasi harus mencakup peran guru, bukan hanya hasil siswa.

4. Uraikan tantangan yang dihadapi dan hikmah yang didapatkan

Tantangan utama dalam evaluasi adalah menyusun instrumen yang valid dan reliabel.

Selain itu, evaluasi sering terbentur keterbatasan waktu, sehingga guru cenderung menilai secara umum tanpa analisis mendalam.

Hikmah yang saya peroleh adalah pentingnya evaluasi menyeluruh. Evaluasi bukan hanya untuk siswa, tetapi juga untuk guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

Saya belajar bahwa evaluasi yang objektif dapat menjadi dasar pengambilan keputusan yang tepat di kelas.

5. Buat rencana aksi penerapan materi dalam pembelajaran

Rencana aksi yang saya buat adalah:

  • Menyusun instrumen evaluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  • Melibatkan asesmen proses dan hasil belajar sebagai bahan evaluasi.
  • Melakukan refleksi rutin setelah pembelajaran untuk mengidentifikasi kelemahan.
  • Menggunakan hasil evaluasi sebagai dasar perbaikan strategi pembelajaran.
  • Berdiskusi dengan rekan sejawat untuk memperkaya perspektif evaluasi.

Baca juga: Pengumuman PPG Tahap 1 2025 Resmi Dirilis, Cek Hasil Kelulusan di Sini

 

Disclaimer: Contoh tugas refleksi PPG 2025 dalam artikel ini hanya sebagai referensi. Guru peserta UKPPPG 2025 diharapkan menuliskan refleksi sesuai pengalaman nyata di kelas masing-masing.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi