Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ras Weddoid: Ciri-ciri dan Persebarannya di Indonesia

Kompas.com - 11/10/2021, 14:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebelum bangsa Melayu Austronesia masuk ke wilayah Indonesia, di wilayah Indonesia sudah terdapat suku Weddoid dan Negroid.

Suku ras Weddoid atau Weddid adalah kelompok ras yang ada di Indonesia sebelum datangnya bangsa Melayu.

Weddoid berasal dari Ceylon (Sri Lanka), dan bagian selatan Dekhan, India, yang kemudian masuk dan mendiami Asia Tenggara.

Baca juga: Klarifikasi Royalti, Keluarga WR Soepratman Tegaskan Hak Cipta "Indonesia Raya" Sudah Diserahkan ke Pemerintah

Setelah itu, ras ini mengembara hingga ke Kepulauan Nusantara secara bergelombang dalam kurun waktu berabad-abad.

Para ahli menduga bahwa kedatangan ras Weddoid menggeser keberadaan bangsa Negrito, yang lebih dulu sampai di kepulauan Indonesia.

Mereka kemudian hidup berdampingan dengan ras Melanesia dan mengembangkan kebudayaan Mesolitikum, sebelum akhirnya kedatangan pendatang baru yang membawa budaya Neolitik.

Persebaran ras Weddoid di Indonesia

Dalam perkembangannya, ras Weddoid kemudian menyebar ke wilayah Indonesia bagian timur dan mendiami Sulawesi Selatan, Seram, Timor Barat, Flores Barat, dan Papua.

Sementara sebagian lainnya ada yang menyebar ke barat dan menghuni Pulau Sumatera.

Baca juga: Bangsa Vedda di Indonesia

Persebaran orang-orang Weddoid di Indonesia cukup luas, yakni di daerah-daerah sebagai berikut.

  • Semenanjung barat daya Sulawesi (Suku Toala dan Tokea)
  • Pulau Muna (Suku Tomuna)
  • Pedalaman Palembang (Suku Sakai)
  • Jambi (Suku Kubu)
  • Sekitar Danau Laut Tawar (Suku Gayo)
  • Kepulauan Mentawai (Suku Mentawai)

Ciri-ciri ras Weddoid

Ciri fisik ras Weddoid hampir sama dengan penduduk asli Australia (Aborigin) atau Austro-Melanosoid, sebagai berikut.

  • Berbadan tegap
  • Tinggi rata-rata laki-lakinya 155 cm (lebih tinggi dari bangsa Negrito)
  • Kulit coklat tua/hitam
  • Rambutnya hitam dan ikal
  • Letak matanya dalam, sehingga tampak berang
  • Hidungnya pesek

 

Referensi:

  • Rahmadian, Duwi dan Suheri. (2017). Mari Mengenal Masa Prasejarah. Sukoharjo: Sindunata.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Lima Nama yang Pernah Disandang Indonesia Sebelum Merdeka
Lima Nama yang Pernah Disandang Indonesia Sebelum Merdeka
Stori
Istana Merdeka: Saksi Sejarah Proklamasi hingga Upacara 17 Agustus
Istana Merdeka: Saksi Sejarah Proklamasi hingga Upacara 17 Agustus
Stori
Proklamasi 17 Agustus 1945: Jalan Panjang Indonesia Menuju Kemerdekaan
Proklamasi 17 Agustus 1945: Jalan Panjang Indonesia Menuju Kemerdekaan
Stori
Sejarah Bangsa Barat ke Indonesia: Tujuan, Jalur, dan Dampaknya
Sejarah Bangsa Barat ke Indonesia: Tujuan, Jalur, dan Dampaknya
Stori
Sejarah Pertempuran Leipzig 1813: Kekalahan Telak Napoleon yang Mengubah Peta Eropa
Sejarah Pertempuran Leipzig 1813: Kekalahan Telak Napoleon yang Mengubah Peta Eropa
Stori
Ini 5 Negara Pertama yang Mengakui Kemerdekaan Indonesia, Mesir hingga Vatikan
Ini 5 Negara Pertama yang Mengakui Kemerdekaan Indonesia, Mesir hingga Vatikan
Stori
Kapan Soekarno Resmi jadi Presiden? Ini Sejarah dan Alasannya
Kapan Soekarno Resmi jadi Presiden? Ini Sejarah dan Alasannya
Stori
Sejarah Proklamasi 17 Agustus 1945: Hari Lahir Bangsa Indonesia
Sejarah Proklamasi 17 Agustus 1945: Hari Lahir Bangsa Indonesia
Stori
Sayuti Melik Bukan Salah Ketik, Teks Proklamasi Ditulis 05 Bukan 1945
Sayuti Melik Bukan Salah Ketik, Teks Proklamasi Ditulis 05 Bukan 1945
Stori
Konvensi London 1891 dan Dampaknya Bagi Indonesia-Malaysia
Konvensi London 1891 dan Dampaknya Bagi Indonesia-Malaysia
Stori
Perbedaan Pokok Pemikiran Mr. Soepomo dengan Ir. Soekarno dalam Perumusan Dasar Negara
Perbedaan Pokok Pemikiran Mr. Soepomo dengan Ir. Soekarno dalam Perumusan Dasar Negara
Stori
Tradisi Malam Tirakatan: Mengapa Warga Berkumpul di Malam Menjelang 17 Agustus?
Tradisi Malam Tirakatan: Mengapa Warga Berkumpul di Malam Menjelang 17 Agustus?
Stori
Lambertus Nikodemus Palar, Kunci Diplomasi Indonesia di PBB Pasca Kemerdekaan
Lambertus Nikodemus Palar, Kunci Diplomasi Indonesia di PBB Pasca Kemerdekaan
Stori
Sejarah Pramuka di Indonesia, Dari Kepanduan Zaman Kolonial hingga Resmi Berdiri 14 Agustus 1961
Sejarah Pramuka di Indonesia, Dari Kepanduan Zaman Kolonial hingga Resmi Berdiri 14 Agustus 1961
Stori
Sejarah Pajak di Indonesia: Dari Upeti Kerajaan hingga Sistem Modern yang Kita Kenal Saat Ini
Sejarah Pajak di Indonesia: Dari Upeti Kerajaan hingga Sistem Modern yang Kita Kenal Saat Ini
Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mengenal Sesar Busur Belakang Jawa Barat, Pemicu Gempa Bekasi
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau