Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Lawang Sewu

Kompas.com - 18/01/2022, 08:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Lawang Sewu adalah sebuah bangunan bersejarah milik PT Kereta Api Indonesia yang kini menjadi salah satu tujuan wisata populer di Semarang, Jawa Tengah.

Dalam bahasa Jawa, "lawang sewu" berarti seribu pintu. Bangunan yang dulunya digunakan sebagai Kantor Pusat Perusahan Kereta Api Swasta zaman Belanda ini disebut Lawang Sewu karena memiliki banyak pintu dan jendela.

Dengan luas lahan sekitar 18.232 meter persegi, di kompleks Lawang Sewu berdiri lima gedung yang dibangun secara bertahap dari tahun 1904 hingga 1918.

Berikut ini sejarah Lawang Sewu.

Baca juga: Pertempuran Lima Hari di Semarang

Dirancang oleh arsitek Belanda

Lawang Sewu dibangun sebagai Kantor Pusat Perusahan Kereta Api Swasta zaman Belanda atau Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).

Dengan semakin berkembangnya dan bertambah jumlah pegawai NIS, maka diputuskan membangun kantor administrasi baru di Semarang dengan lokasi di Jalan Pemuda.

Lawang Sewu dirancang oleh arsitek asal Belanda, Jacob F. Klinkhamer dan B.J. Ouendag.

Bangunan Lawang Sewu dirancang memiliki jendela dan pintu yang sangat banyak sebagai sistem sirkulasi udara.

Karena pintunya sangat banyak, masyarakat menganggap jumlahnya seribu sehingga disebut sebagai Lawang Sewu.

Selain jumlah pintunya, keunikan Lawang Sewu juga terletak pada ornamen kaca patri yang menceritakan banyak hal bersejarah.

Seperti kemakmuran dan keindahan Jawa, kekuasaan Belanda atas Semarang dan Batavia (Jakarta), dan kejayaan kereta api.

Dibangun sebagai Kantor Pusat Administrasi NIS, Lawang Sewu merupakan bukti awal sejarah perkembangan perkeretaapian di Indonesia.

Baca juga: Benteng Pendem Ambarawa: Sejarah, Fungsi, dan Kompleks Bangunan

Mulai dibangun pada 1904

Lawang Sewu pada sekitar 1930-an.TROPENMUSEUM Lawang Sewu pada sekitar 1930-an.

Di kompleks Lawang Sewu terdapat lima gedung, yakni gedung A, B, C, D, E, dan satu Rumah Pompa.

Pembangunan Lawang Sewu dimulai pada 1904, dengan mendirikan gedung D (rumah penjaga) dan gedung C (percetakan), yang digunakan sebagai bangunan direksi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com