Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Gaya Arsitektur Peninggalan Kolonial di Indonesia

Kompas.com - 13/09/2023, 12:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bangunan kolonial di Indonesia memiliki sejumlah karakteristik unik yang membedakannya dari bangunan lainnya.

Keunikan tersebut pun menjadi karakteristik dari arsitektur bangunan peninggalan kolonial Belanda di Indonesia.

Berikut adalah beberapa ciri khas yang dapat diidentifikasi dalam bangunan-bangunan peninggalan masa kolonial:

Baca juga: Anies: Jakarta Banyak Bangunan Tua, tetapi Kebanyakan Bangunan Belanda

Arsitektur Eropa klasik

Salah satu ciri paling mencolok dari bangunan kolonial adalah penggunaan arsitektur Eropa klasik dalam desainnya.

Gaya arsitektur Neo-Renaissance dan Neo-Gothic yang populer di Eropa pada abad ke-19, banyak digunakan dalam pembangunan bangunan kolonial.

Ciri khasnya adalah menggunakan pilar-pilar besar, dinding berornamen, jendela-jendela bergaya, dan lengkungan-lengkungan elegan.

Baca juga: Jam Berapa Puncak Gerhana Matahari Sebagian 21 September 2025? Ini Jadwal dan Link Live Streamingnya

Contohnya adalah Gedung Sate di Bandung yang memadukan elemen-elemen arsitektur Neo-Renaissance dengan ornamen-ornamen tropis.

Penyatuan dengan lingkungan lokal

Meskipun memiliki pengaruh gaya arsitektur Eropa klasik , bangunan kolonial di Indonesia tetap didesain untuk dapat menyatu dengan kondisi lingkungan lokal beriklim tropis yang panas dan lembab.

Bangunan-bangunan ini sering memiliki veranda besar yang berfungsi sebagai ruang terbuka yang bisa digunakan untuk bersantai atau bertemu tamu.

Baca juga: Putrinya Sekolah di SMA Taruna Nusantara, Mongol Stres: Dia Pengin Jadi Angkatan Laut

Selain itu, atap genteng yang melengkung digunakan untuk membantu aliran udara dan menjaga suhu di dalam bangunan tetap sejuk.

Veranda dan atap genteng yang mencerminkan iklim tropis ini menjadi ciri khas bangunan kolonial sehingga membuatnya berbeda dengan bangunan Eropa pada umumnya.

Dinding-dinding bangunan kolonial juga sering dibuat cukup tinggi. Hal ini tidak hanya untuk memberikan privasi kepada penghuni, tetapi juga untuk menciptakan ruang yang lebih sejuk di dalamnya.

Tingginya dinding memungkinkan sirkulasi udara yang baik, membantu mengurangi suhu di dalam ruangan, dan melindungi dari sinar matahari.

Contohnya adalah Istana Bogor di Jawa Barat. Istana ini memiliki veranda besar mengelilingi bangunan utama, menciptakan tempat nyaman bagi penghuni untuk menikmati pemandangan taman yang hijau dan sejuk.

Baca juga: Jokowi Terima Kunjungan PM Timor Leste di Istana Bogor

Keindahan Art Deco

Keindahan Art Deco menjadi salah satu ciri khas yang mencolok pada sejumlah bangunan kolonial, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Cara Buat Foto Studio Keluarga dari Gemini AI
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kompas.com

Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru! Jangan lewatkan update berita dari Kompas.com.