Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kampung Mati di Ponorogo, Ahli Waris Tanah Tolak Tawaran Pengembang Bangun Perumahan, kecuali...

Kompas.com - 05/03/2021, 11:24 WIB
Robertus Belarminus

Editor

KOMPAS.com - Keberadaan kampung mati atau yang dikenal dengan sebutan Kampung Sembulan menjadi topik perbincangan hangat dalam beberapa hari belakangan ini.

Kampung yang berada di Dusun Krajan I, Dukuh Sumbulan, Desa Plalang, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo itu, semenjak lima tahun lalu, betul-betul sudah ditinggalkan seluruh penghuninya tanpa terkecuali.

Kepala Desa Plalangan, Ipin Herdianto menuturkan, sudah ada pengembang yang hendak membangun perumahan di kampung tersebut. 

Namun, ahli waris pemilik tanah dan rumah di kampung mati menolak tawaran dari pengembang untuk dijadikan kompleks perumahan.

"Namun, bila dibeli untuk pembangunan pesantren ahli waris menerimanya," ujar Ipin, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/3/2021).

Baca juga: Cerita Kampung Mati di Ponorogo, Bukan Tempat Mistis, Begini Kondisinya

Kampung yang punya luas sekitar tiga hektare itu, kepemilikan tanahnya hanya dikuasai beberapa ahli waris.

Ipin mendapatkan informasi lingkungan itu dulu ditinggali sekitar 30 kepala keluarga.

Namun, lambat laun, warga yang tinggal di kampung itu memilih pindah mengikuti keluarga di lokasi yang lain.

Baca juga: Koperasi Merah Putih di Tuban Ditutup 1 Hari Usai Diresmikan, Perusahaan Mitra Tarik Semua Barang

Hanya sebuah mushala tua di kampung tersebut yang masih dipakai. Namun, mushala itu dipakai rata-rata oleh petani yang memiliki sawah di dekat kampung tersebut.

“Mushala masih sering dipakai untuk beribadah. Dan selalu dibersihkan setiap hari,” kata Ipin.

Warga banyak meninggalkan kampung tersebut karena kondisinya sepi.

Baca juga: Konflik Meletus, Kedubes Desak Warga Thailand Tinggalkan Kamboja, Jet Tempur Melayang

Ipin membantah kampung itu ditinggal pergi karena persoalan mistis. Seluruh tempat, kata dia, tentu memiliki cerita mistis masing-masing.

Sampai saat ini, belum ada satupun keluarga yang ingin kembali ke kampung mati tersebut.

Sebab, warga yang pernah tinggal di lingkungan itu sudah banyak memiliki rumah sendiri.

Baca juga: Saksi Sebut Dirut BUMN Minta Direksi Patungan Beli Emas, Diserahkan ke Kementerian BUMN

"Dulunya banyak penghuninya. Karena tempatnya tidak ramai ada yang sudah nikah ikut pasangannya. Kemudian, yang punya anak ikut anaknya," kata Ipin.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Fenomena Embun Beku, TNBTS: Tanda Musim Kemarau, Waspada Kebakaran Hutan
Fenomena Embun Beku, TNBTS: Tanda Musim Kemarau, Waspada Kebakaran Hutan
Surabaya
Imbau Warganya Mengungsi karena Ada Sound Horeg, Sekdes Donowarih Minta Jangan Didramatisasi
Imbau Warganya Mengungsi karena Ada Sound Horeg, Sekdes Donowarih Minta Jangan Didramatisasi
Surabaya
Fenomena Embun Es di Kawasan Bromo, Pengunjung Diimbau Gunakan Jaket Tebal
Fenomena Embun Es di Kawasan Bromo, Pengunjung Diimbau Gunakan Jaket Tebal
Surabaya
KNKT Temukan Banyak Masalah pada KMP Tunu Pratama Jaya, Ini Kata Polda Jatim
KNKT Temukan Banyak Masalah pada KMP Tunu Pratama Jaya, Ini Kata Polda Jatim
Surabaya
6.144 Siswa SMA/SMK di Surabaya Dapat Bantuan Seragam hingga Uang, Eri Cahyadi: Supaya Anak Tidak Minder
6.144 Siswa SMA/SMK di Surabaya Dapat Bantuan Seragam hingga Uang, Eri Cahyadi: Supaya Anak Tidak Minder
Surabaya
Cerita Pilu Tata Jadi Korban Dugaan Penipuan Investasi, Stres Berat sampai Alami Preeklampsia Berat
Cerita Pilu Tata Jadi Korban Dugaan Penipuan Investasi, Stres Berat sampai Alami Preeklampsia Berat
Surabaya
Polisi Belum Tetapkan Tersangka Kasus Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya
Polisi Belum Tetapkan Tersangka Kasus Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya
Surabaya
Ibu-ibu Pungli Tarif Parkir di Pabean Surabaya: 'Jangan Rp 5.000, Rp 10.000 Saja Buat Setor ke Kantor'
Ibu-ibu Pungli Tarif Parkir di Pabean Surabaya: "Jangan Rp 5.000, Rp 10.000 Saja Buat Setor ke Kantor"
Surabaya
Pembacokan Berujung Maut di Pamekasan Diduga Bermotif Asmara
Pembacokan Berujung Maut di Pamekasan Diduga Bermotif Asmara
Surabaya
Tinggal di Asrama, Siswa Sekolah Rakyat Dapat Fasilitas Kamar AC hingga Laptop
Tinggal di Asrama, Siswa Sekolah Rakyat Dapat Fasilitas Kamar AC hingga Laptop
Surabaya
Jalan Pantura Hutan Baluran Situbondo Mengalami Kemacetan Panjang
Jalan Pantura Hutan Baluran Situbondo Mengalami Kemacetan Panjang
Surabaya
Kebakaran Hutan Tahura Raden Soerjo Gunung Arjuno Pasuruan, 5 Hektar Sudah Padam
Kebakaran Hutan Tahura Raden Soerjo Gunung Arjuno Pasuruan, 5 Hektar Sudah Padam
Surabaya
Tidak Hanya Desa Pucangan, Ponpes Sunan Drajat Juga Kembangkan Koperasi Merah Putih di Daerah Lain
Tidak Hanya Desa Pucangan, Ponpes Sunan Drajat Juga Kembangkan Koperasi Merah Putih di Daerah Lain
Surabaya
Perjuangan Ibu yang Hendak Melahirkan Terabas Kemacetan Ekstrem Pelabuhan Ketapang
Perjuangan Ibu yang Hendak Melahirkan Terabas Kemacetan Ekstrem Pelabuhan Ketapang
Surabaya
Jukir Liar Pungli di Pabean Surabaya Minta Maaf, Ngaku Kapok
Jukir Liar Pungli di Pabean Surabaya Minta Maaf, Ngaku Kapok
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau