Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sherly Lembono, Ibu Muda Asal Surabaya yang Rela Donasikan ASI ke Panti Asuhan

Kompas.com - 09/11/2021, 11:19 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sherly Lembono (27), seorang ibu muda di Surabaya, Jawa Timur, rela berbagi air susu ibu (ASI) pada anak-anak di Panti Asuhan Pondok Hayat Surabaya.

Sherly melakukan donasi ASI, setelah anaknya yang berusia 1,5 tahun sudah tak mengonsumsi ASI darinya.

Sehingga, ia membagikan hasil ASI yang sudah ia pompa.

Sejak dikaruniai anak laki-laki pada 12 Desember 2019, setahun kemudian ia mendonasikan ASI kepada anak-anak yang membutuhkan.

Selain memberi donasi ASI di Panti Asuhan Pondok Hayat Surabaya, Sherly juga mendonasikan ASI kepada perorangan.

Baca juga: APBD Surabaya 2022, Pemkot Anggarkan Rp 389 Miliar untuk Jaminan Kesehatan Semesta

"Kalau donasi ASI aku sudah mulai tahun lalu. Waktu anak ku lahiran 2019, setahun kemudian, aku mulai donasi ASI. Donasi ASI dilakukan rutin setiap bulan, namun untuk sekarang ini kadang-kadang donasi langsung ke orang pribadi," kata Sherly kepada Kompas.com, belum lama ini.

Menurut dia, setiap kali mendonasikan ASI bisa mencapai 400 pcs, bahkan pernah mencapai boks-boksan.

Ia juga mengajak sejumlah ibu-ibu muda yang memiliki kelebihan ASI untuk ikut mendonasikan ASI-nya kepada orang yang membutuhkan.

Baca juga: Mahfud Sebut Vonis Hakim untuk Tom Lembong Salah karena Tak Ada Mens Rea

"Saya juga selalu memotivasi kepada ibu-ibu yang berlebih juga ASI-nya untuk menyumbangkan ASI ke panti asuhan. Aku juga menyarankan kepada mereka untuk open direct Instagram, donasi di mana," ujar dia.

Ia mengaku juga sering membagikan tips bagaimana menyimpan ASI yang sudah dipompa. Termasuk bagaimana ASI bisa melimpah.

"Dan bagi yang ASI-nya kurang juga sering tanya ke aku bagaimana tipsnya supaya ASI-nya banyak, cara simpan ASI, kelola ASI, dan tanya mitos dan fakta tentang ASI. Jadi, sering berbagi dan kayak banyak orang yang tanya-tanya," kata dia.

Baca juga: Guru Tampar Murid Lalu Didenda Rp 25 Juta, Wagub Jateng: Anak yang Jadi Korban kalau Dibesar-besarkan

Ia menyebut, lemari pendingin untuk penyimpanan ASI bisa dikatakan khusus.

Karena, jika menggunakan lemari pendingin biasa, maka ASI hanya bertahan cuma 6 bulan saja.

"Kalau disimpan di lemari pendingin khusus bisa sampai satu tahun, dan kalau lemari pendingin yang biasa maksimal bisa menyimpan hingga enam bulan," kata Sherly.

Baca juga: Isi Pesan Letkol Teddy dan Uang Damai yang Ditolak Zuhdi, Guru di Demak yang Didenda Rp 25 Juta usai Tampar Murid

Ia melanjutkan, saat pumping ASI, lemari pendingin miliknya sudah penuh dengan ASI hanya dalam kurun waktu satu bulan saja.

Karena ASI-nya melimpah dan stok yang ada di kulkas terus bertambah, ia kemudian mulai mendonasikan  ASI-nya ke panti asuhan.

"Akhirnya aku inisiatif tanya-tanya dan cari info dan ternyata bisa sumbang ASI ke panti asuhan Pondok Hayat Surabaya," ucap Sherly.

Baca juga: Eks Marinir Satria Arta Minta Pulang, Negara Diminta Jangan Abaikan Hukum karena Kasihan

Sherly menyarankan pada ibu-ibu muda lainnya, untuk melakukan pumping ASI pada waktu subuh.

Karena pada saat subuh, ASI cukup melimpah. Terlebih lagi, saat pertama kali seorang ibu menyusui.

Ketika pumping dilakukan di pagi hari, para ibu tak akan takut kehabisan stok ASI untuk putra-putri mereka.

Halaman:


Terkini Lainnya
17 Rekomendasi KNKT Terkait Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya
17 Rekomendasi KNKT Terkait Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya
Surabaya
Warga Situbondo Temukan Mayat Bayi Diduga Hangus Terbungkus Kresek Kuning
Warga Situbondo Temukan Mayat Bayi Diduga Hangus Terbungkus Kresek Kuning
Surabaya
Baru Sehari Diresmikan, Koperasi Desa Merah Putih di Tuban Tutup, Apa Masalahnya?
Baru Sehari Diresmikan, Koperasi Desa Merah Putih di Tuban Tutup, Apa Masalahnya?
Surabaya
Satu Alamat Rumah Tercantum di Banyak KK, DPRD Surabaya: Bikin Rancu
Satu Alamat Rumah Tercantum di Banyak KK, DPRD Surabaya: Bikin Rancu
Surabaya
Mensos Gus Ipul Soroti Kurangnya Tenaga Pendidik di Sekolah Rakyat
Mensos Gus Ipul Soroti Kurangnya Tenaga Pendidik di Sekolah Rakyat
Surabaya
KNKT Beber Kondisi Tak Laik KMP Tunu Pratama Jaya Sebelum Tenggelam
KNKT Beber Kondisi Tak Laik KMP Tunu Pratama Jaya Sebelum Tenggelam
Surabaya
Mensos Kunjungi Sekolah Rakyat di Unesa, Sebut Semua Siswa Akan Dapat Laptop
Mensos Kunjungi Sekolah Rakyat di Unesa, Sebut Semua Siswa Akan Dapat Laptop
Surabaya
Pasutri yang Tewas di Lawang Malang Dikenal Tertutup
Pasutri yang Tewas di Lawang Malang Dikenal Tertutup
Surabaya
Polisi Lanjutkan Proses Hukum Kasus “Bullying” Siswa Baru SMP di Blitar, Periksa 20 Saksi
Polisi Lanjutkan Proses Hukum Kasus “Bullying” Siswa Baru SMP di Blitar, Periksa 20 Saksi
Surabaya
40 Menit Krusial KMP Tunu Pratama Jaya Sebelum Berangkat lalu Tenggelam
40 Menit Krusial KMP Tunu Pratama Jaya Sebelum Berangkat lalu Tenggelam
Surabaya
Puluhan Guru SD di Blitar Ajukan Gugat Cerai, Disdik: Mayoritas Perempuan Berstatus PPPK
Puluhan Guru SD di Blitar Ajukan Gugat Cerai, Disdik: Mayoritas Perempuan Berstatus PPPK
Surabaya
Eri Cahyadi Buka Peluang Bus Trans Jatim Terintergrasi dengan Transportasi Lain di Surabaya
Eri Cahyadi Buka Peluang Bus Trans Jatim Terintergrasi dengan Transportasi Lain di Surabaya
Surabaya
KNKT: KMP Tunu Pratama Jaya Bawa Muatan 3 Kali Lipat dari Batas Kemampuan
KNKT: KMP Tunu Pratama Jaya Bawa Muatan 3 Kali Lipat dari Batas Kemampuan
Surabaya
Aksi Begal di Lumajang Gagal Setelah Korban dan Pelaku Tercebur ke Sungai
Aksi Begal di Lumajang Gagal Setelah Korban dan Pelaku Tercebur ke Sungai
Surabaya
Mediasi Kasus Apartemen The Frontage Surabaya Temui Jalan Buntu, Pemegang Saham Akan Dipertemukan Bahas Ganti Rugi
Mediasi Kasus Apartemen The Frontage Surabaya Temui Jalan Buntu, Pemegang Saham Akan Dipertemukan Bahas Ganti Rugi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau