Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikritik Warganet, Begini Tanggapan Penggagas Kayutangan Street Style di Kota Malang

Kompas.com - 22/07/2022, 15:28 WIB
Nugraha Perdana,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Rencana kegiatan Kayutangan Street Style di Kota Malang, Jawa Timur mendapat beragam komentar negatif dari warganet. Rencana kegiatan itu memang sudah tersebar dalam berbagai unggahan sejumlah akun media sosial.

Sebagian warganet menilai rencana itu meniru kegiatan Citayam Fashion Week di Jakarta, yang digagas sejumlah anak muda. 

Baca juga: Jalur Pedestrian Zona 3 Kayutangan Heritage Malang Diperlebar, Target Rampung Agustus 2022

Ada juga warganet yang menilai kegiatan itu tak mengangkat pakaian tradisional dan menimbulkan kemacetan.

Menanggapi hal itu, salah satu penggagas kegiatan Kayutangan Street Style, Rulli Suprayugo mengatakan, kegiatan tersebut digagas fashion stylist dan fashion designer nonasosiasi di Malang.

Ia tidak memungkiri kegiatan itu terinspirasi dari Citayam Fashion Week. Perbedaannya, kegiatan itu mewadahi karya busana para desainer di Malang yang belum banyak dikenal orang.

"Biasanya kalau mereka mau show harus keluar banyak uang tapi kalau yang ini bisa memanfaatkan jalanan di Kayutangan ini sebagai run-away mereka untuk fashion show," kata Rulli saat dihubungi via telepon, Jumat (22/7/2022).

Kayutangan Street Style rencananya digelar di kawasan Kayutangan, Jumat (22/7/2022), sekitar pukul 19.00 WIB.

Rulli menyampaikan, kegiatan itu lebih memprioritaskan orang-orang yang mengenakan pakaian bergaya modern.

"Kalau yang pakaian berkaitan warisan nusantara tidak untuk kegiatan ini karena asosiasinya atau wadahnya sudah ada, bukan bermaksud merendahkan. Ini buat yang belum punya wadah, di Malang banyak karya busana yang luar biasa dan menarik tetapi belum dikenal," katanya.

Namun, Rulli juga mempersilakan masyarakat umum yang ingin datang untuk menunjukkan eksistensinya.

"Kita tidak melarang untuk datang, ya silahkan saja tapi yang kita highlight yang (stylist) itu tadi," katanya.

Dia memastikan kegiatan itu tidak akan menutup Jalan Basuki Rahmat. Rulli meluruskan, kegiatan tidak akan dilaksanakan di zebra cross perempatan lampu lalu lintas Rajabali, seperti video teaser yang tersebar di media sosial.

Video itu, kata dia, hanya dibuat untuk menarik perhatian banyak orang agar ikut dalam acara Kayutangan Street Style.

"Titik kumpul kita di depan salah satu dealer, kebetulan di depannya itu space-nya besar untuk kegiatan ini. Orang lalu lalang masih ada space-nya, terus jalan raya tidak ditutup," katanya.

Pihaknya juga telah mendapatkan izin dari berbagai pihak seperti Kepolisian dan Disporapar Kota Malang terkait kegiatan tersebut.

Baca juga: Dinsos Kota Malang Terima 47 Laporan Perebutan Kuasa Anak akibat Perceraian

 

Ia juga berharap kegiatan itu dapat berdampak positif terhadap para pelaku usaha kuliner di sekitar kawasan Kayutangan.

"Harapannya juga tentu bisa mengangkat pariwisata Kota Malang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Tambah Batubara Ilegal di Bukit Soeharto Beroperasi Sejak 2016
Tambah Batubara Ilegal di Bukit Soeharto Beroperasi Sejak 2016
Surabaya
Polda Jatim Imbau Masyarakat Tidak Menyelenggarakan Festival Sound Horeg
Polda Jatim Imbau Masyarakat Tidak Menyelenggarakan Festival Sound Horeg
Surabaya
Pekerja Migran Asal Ponorogo Tewas Saat Bongkar Rumah di Jepang, Keluarga Minta Dipulangkan
Pekerja Migran Asal Ponorogo Tewas Saat Bongkar Rumah di Jepang, Keluarga Minta Dipulangkan
Surabaya
Ibu di Surabaya Dititipkan ke Griya Lansia Malang, Anak: Kondisi Ekonomi
Ibu di Surabaya Dititipkan ke Griya Lansia Malang, Anak: Kondisi Ekonomi
Surabaya
Ramai Informasi Beras Premium Oplosan, Pembeli Beras di Madiun Jadi Sepi
Ramai Informasi Beras Premium Oplosan, Pembeli Beras di Madiun Jadi Sepi
Surabaya
Protes SKAB Elektronik, Sopir Truk Pasir di Lumajang Blokade Jalan
Protes SKAB Elektronik, Sopir Truk Pasir di Lumajang Blokade Jalan
Surabaya
Setujui Larangan Parkir di Jalan Tunjungan, Warga Surabaya: Soalnya Itu yang Bikin Macet, Dampaknya sampai Jalan Praban
Setujui Larangan Parkir di Jalan Tunjungan, Warga Surabaya: Soalnya Itu yang Bikin Macet, Dampaknya sampai Jalan Praban
Surabaya
Batubara Hasil Penambangan Ilegal di Kaltim Dikirim ke Surabaya untuk Dijual ke Pabrik
Batubara Hasil Penambangan Ilegal di Kaltim Dikirim ke Surabaya untuk Dijual ke Pabrik
Surabaya
4 Siswa Dipanggil Guru BK Buntut Temuan Belatung pada Menu MBG di Tuban
4 Siswa Dipanggil Guru BK Buntut Temuan Belatung pada Menu MBG di Tuban
Surabaya
Pengendara 'Ngeblong' Perparah Kemacetan Ekstrem di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi
Pengendara "Ngeblong" Perparah Kemacetan Ekstrem di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi
Surabaya
Batubara Hasil Tambang Ilegal di Kaltim Dikirim ke Tanjung Perak Surabaya
Batubara Hasil Tambang Ilegal di Kaltim Dikirim ke Tanjung Perak Surabaya
Surabaya
Soal Sound Horeg, Bupati Lumajang Koordinasi dengan Polres untuk Beri Batasan-batasan
Soal Sound Horeg, Bupati Lumajang Koordinasi dengan Polres untuk Beri Batasan-batasan
Surabaya
Sejumlah Kades di Kabupaten Malang Diperiksa KPK Terkait Dana Hibah Pokmas Jatim
Sejumlah Kades di Kabupaten Malang Diperiksa KPK Terkait Dana Hibah Pokmas Jatim
Surabaya
Macet Ekstrem Menuju Pelabuhan Ketapang, Pengendara Pilih Jalur Alternatif Ini
Macet Ekstrem Menuju Pelabuhan Ketapang, Pengendara Pilih Jalur Alternatif Ini
Surabaya
Keroyok Anggota Perguruan Silat Lain, 6 Pesilat di Kediri Ditangkap
Keroyok Anggota Perguruan Silat Lain, 6 Pesilat di Kediri Ditangkap
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau