Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penjelasan soal Fenomena Koyo di Ranu Klakah yang Bikin Ikan Mabuk

Kompas.com - 30/07/2022, 10:18 WIB
Miftahul Huda,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Lumajang Agus Widarto menjelaskan fenomena koyo yang terjadi di Ranu Klakah, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Fenomena ini yang membuat ikan di Ranu Klakah mabuk.

Menurutnya, fenomena koyo itu memang hampir setiap tahun terjadi di danau tersebut. Biasanya terjadi saat musim kemarau karena permukaan lebih dingin dari pada dasar danau sehingga terjadi perputaran air.

"Biasanya kan suhu itu mengalir dari yang tinggi ke rendah. Nah kebetulan Ranu Klakah itu mengandung unsur belerang dari gunung berapi Lemongan," kata Agus melalui sambungan telepon, Sabtu (30/7/2022).

Baca juga: Fenomena Suhu Dingin di Musim Kemarau, Apakah Normal?

Tidak hanya Ranu Klakah, fenomena koyo juga sering terjadi di danau sekitar Gunung Lemongan yang lain seperti Ranu Bedali dan Ranu Pakis.

Agus menambahkan, asam belerang yang terbawa arus ke permukaan membuat ekosistem air kekurangan oksigen. Akibatnya ikan itu akan mulai mabuk dan mati.

Namun, tidak semua ikan akan mabuk dan mati. Biasanya, hanya ikan dengan ukuran kecil dan dengan daya tahan tubuh yang lemah.

Baca juga: Guru Tampar Murid Lalu Didenda Rp 25 Juta, Wagub Jateng: Anak yang Jadi Korban kalau Dibesar-besarkan

"Tidak semua mati, tergantung daya tahan tubuhnya, biasanya itu yang kecil-kecil yang banyak mati," ucapnya.

Dinas Perikanan juga melakukan pengujian kadar oksigen di Ranu Klakah. Hasilnya, di beberapa titik  kadar oksigennya memang rendah antara 0,3 - 1,3 ppm.

Hanya terdapat satu titik dengan kadar oksigen tinggi yakni di dekat sumber air dengan 3 ppm. Padahal, normalnya, kadar oksigen itu sekitar 5 ppm.

Baca juga: Eks Marinir Satria Arta Minta Pulang, Negara Diminta Jangan Abaikan Hukum karena Kasihan

"Ini yang paling tinggi pun hanya ada di dekat sumber air. Optimalnya lebih dari 5 ppm jadi ya rendah sekali," tambahnya.

Meski begitu, Agus memastikan ikan-ikan yang mati aman untuk dikonsumsi. Sebab, kandungan belerang yang dihirup oleh ikan tidak terlalu banyak

"Untuk konsumsi aman, karena kandungan H2S-nya (hidrogen sulfida) tidak terlalu banyak, jadi bukan bahan beracun yang mematikan," pungkasnya.

Untuk diketahui, fenomena Koyo yang membuat ikan mabuk terjadi di Ranu Klakah sejak seminggu terakhir. Warga berebut mencari ikan untuk dijual maupun dikonsumsi pribadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Gunung Ile Lewotolok Terus Bergemuruh Kuat hingga Selasa Pagi, Warga Diimbau Tidak Panik
Gunung Ile Lewotolok Terus Bergemuruh Kuat hingga Selasa Pagi, Warga Diimbau Tidak Panik
Surabaya
Kekeringan Melanda di Madiun, Waduk Menyusut hingga 35 Persen
Kekeringan Melanda di Madiun, Waduk Menyusut hingga 35 Persen
Surabaya
Kronologi Mobil Outlander yang Ludes Terbakar di Aloha Sidoarjo
Kronologi Mobil Outlander yang Ludes Terbakar di Aloha Sidoarjo
Surabaya
Saling Lempar Tanggung Jawab Soal Kekacauan Manifes KMP Tunu Pratama Jaya
Saling Lempar Tanggung Jawab Soal Kekacauan Manifes KMP Tunu Pratama Jaya
Surabaya
Bengkel di Sampang Hangus Terbakar, 2 Motor Pelanggan Tinggal Kerangka
Bengkel di Sampang Hangus Terbakar, 2 Motor Pelanggan Tinggal Kerangka
Surabaya
Pendakian Gunung Argopuro via Baderan-Bremi Kembali Dibuka Setelah Hampir 1 Tahun Ditutup
Pendakian Gunung Argopuro via Baderan-Bremi Kembali Dibuka Setelah Hampir 1 Tahun Ditutup
Surabaya
Polrestabes Surabaya Sebut Akan Antarkan Motor Korban yang Hilang ke Rumah: Gratis!
Polrestabes Surabaya Sebut Akan Antarkan Motor Korban yang Hilang ke Rumah: Gratis!
Surabaya
Klaim Banyak Aspek Positifnya, Bupati Blitar: Kita Malah Wacanakan Lomba Sound Horeg
Klaim Banyak Aspek Positifnya, Bupati Blitar: Kita Malah Wacanakan Lomba Sound Horeg
Surabaya
Pemkot Surabaya Targetkan 153 Koperasi Merah Putih Beroperasi pada September
Pemkot Surabaya Targetkan 153 Koperasi Merah Putih Beroperasi pada September
Surabaya
Ditanya soal Manifes KMP Tunu Pratama Jaya, Perwakilan Perusahaan Berbelit-belit
Ditanya soal Manifes KMP Tunu Pratama Jaya, Perwakilan Perusahaan Berbelit-belit
Surabaya
Pemkab Banyuwangi Minta Kepastian soal Manifes KMP Tunu Pratama Jaya
Pemkab Banyuwangi Minta Kepastian soal Manifes KMP Tunu Pratama Jaya
Surabaya
875 Hektar Padi di Ponorogo Diserang Hama Wereng, Pemkab Semprot Pestisida Massal
875 Hektar Padi di Ponorogo Diserang Hama Wereng, Pemkab Semprot Pestisida Massal
Surabaya
Warga Bondowoso Naik Tiang Penerangan Jalan di Situbondo, Teriak Histeris dan Jadi Tontotan
Warga Bondowoso Naik Tiang Penerangan Jalan di Situbondo, Teriak Histeris dan Jadi Tontotan
Surabaya
KNKT Kantongi Data Faktual Penyebab Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya
KNKT Kantongi Data Faktual Penyebab Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya
Surabaya
Sekolah Rakyat di Situbondo Belum Dimulai, Kadisdik: Guru Siap, Muridnya Tidak Ada
Sekolah Rakyat di Situbondo Belum Dimulai, Kadisdik: Guru Siap, Muridnya Tidak Ada
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau