Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Sebut Ada Indikasi Kekerasan Aparat di Stadion Kanjuruhan, Panglima TNI Janji Bertindak Tegas

Kompas.com - 03/10/2022, 19:14 WIB
Muhamad Syahrial

Editor

KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyebut adanya indikasi kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).

Pihak Komnas HAM mengaku telah berkoordinasi dengan para pendukung Arema FC, Aremania, yang hadir di stadion sekaligus menjadi saksi tragedi usai laga lanjutan Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya.

"Di samping diberi video, voice note, dan dokumen lainnya, kami juga berkomunikasi dengan (Aremania) yang anggota keluarganya meninggal," kata Komisioner Penyelidikan atau Pemantauan Komnas HAM, Choirul Anam, Senin (3/10/2022).

Komnas HAM yang kini turut membantu menelusuri fakta-fakta peristiwa tersebut meminta kepada pihak-pihak yang terlibat untuk kooperatif dan transparan dalam menyampaikan keterangannya.

"Beberapa hari ke depan kita minta terbuka, transparan, termasuk TNI dan Polri, dan siapa pun yang ada dalam penyelenggaraan pertandingan tersebut," ujar Choirul.

Baca juga: 18 Polisi Operator Senjata Pelontar Diperiksa Propam Terkait Tragedi Kanjuruhan

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Berdasarkan video kerusuhan yang beredar di media sosial, dia menyatakan, terlihat jelas adanya indikasi kekerasan dari aparat kepada para supporter di stadion, salah satunya tendangan "kungfu" aparat berseragam TNI kepada pendukung Arema.

"Beberapa informasi yang memiliki kedekatan kepada satu fakta. Pertama, kekerasan memang terjadi, dari video beredar, ditendang, kena kungfu di lapangan, semua orang bisa melihat itu," tegasnya.

Choirul menambahkan, pihaknya juga menemukan indikasi penggunaan kewenangan berlebihan oleh aparat keamanan yang bertugas di Stadion Kanjuruhan.

"Dalam konteks itu apakah ada dugaan pelanggaran HAM, pasti ada, minimal soal kekerasan, penggunaan kewenangan berlebihan. Kita akan cek sampai level mana, masa orang berjalan di lapangan terus ditendang model begitu," ucap Choirul.

Baca juga: Siapa yang Perintahkan Polisi Tembakkan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan? Begini Jawaban Polri

Dia menuturkan, Komnas HAM pun akan mendalami soal penggunaan gas air mata oleh aparat keamanan, sebab menurutnya, gas air mata bisa jadi penyebab banyaknya korban jiwa dalam tragedi tersebut.

"Kalau seandainya tidak ada gas air mata mungkin tidak hiruk-pikuk, kemudian kami menelusuri karakter luka, penyebab kematian," jelasnya.

"Nanti kami tanya ke medis, apakah sekian korban karena sesak napas atau lainnya. Kalau sesak napas, kadar oksigennya seperti apa," tutupnya.

Pernyataan Menkopolhukam

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD, juga telah meminta kepada Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa, untuk menindak tegas anggotanya yang terekam saat sedang menendang pendukung Arema FC di Stadion Kanjuruhan.

Baca juga: Soroti Kerusuhan Suporter di Kanjuruhan, IPW Beri Catatan Penting untuk Polisi

Selain tendangan "kungfu", beberapa video yang beredar di media sosial juga menunjukkan aparat TNI memukul para pendukung Arema FC dengan menggunakan tongkat.

“Kepada Panglima TNI agar melakukan tindakan cepat sesuai dengan aturan yang berlaku, karena di dalam video-video yang beredar ada juga TNI yang nampaknya melakukan tindakan berlebihan dan di luar kewenangannya,” kata Mahfud, dikutip dari Kompas.tv, Senin (3/10/2022).

Halaman:


Terkini Lainnya
Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Miring di Dasar Laut
Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Miring di Dasar Laut
Surabaya
Serah Terima Jenazah Korban KMP Tunu Pratama Jaya Diwarnai Perdebatan
Serah Terima Jenazah Korban KMP Tunu Pratama Jaya Diwarnai Perdebatan
Surabaya
Ramai Jukir Minta Uang Parkir di Minimarket Tunjungan, Eri Cahyadi: Sudah Ditindak
Ramai Jukir Minta Uang Parkir di Minimarket Tunjungan, Eri Cahyadi: Sudah Ditindak
Surabaya
Embun Upas Menyerupai Hamparan Salju Muncul di Bromo, Memperindah Pemandangan
Embun Upas Menyerupai Hamparan Salju Muncul di Bromo, Memperindah Pemandangan
Surabaya
Operasi SAR Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya Kembali Diperpanjang
Operasi SAR Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya Kembali Diperpanjang
Surabaya
Enggan ke Tukang Pangkas Rambut, ODGJ di Surabaya Minta Bantuan Damkar
Enggan ke Tukang Pangkas Rambut, ODGJ di Surabaya Minta Bantuan Damkar
Surabaya
Titik Pencarian Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Berpindah, 3,6 Km dari Kabel Bawah Laut
Titik Pencarian Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Berpindah, 3,6 Km dari Kabel Bawah Laut
Surabaya
Surabaya Tak Capai Target 200 Emas di Porprov, Eri Cahyadi Tetap Beri Bonus ke Atlet
Surabaya Tak Capai Target 200 Emas di Porprov, Eri Cahyadi Tetap Beri Bonus ke Atlet
Surabaya
Penjaga Keamanan Desa di Lumajang Curi Sapi Warga, lalu Minta Tebusan Rp 20 Juta
Penjaga Keamanan Desa di Lumajang Curi Sapi Warga, lalu Minta Tebusan Rp 20 Juta
Surabaya
Keluhan Warga Pesisir Surabaya Jadi Langganan Banjir Rob: Perabotan Rusak hingga Biang Penyakit
Keluhan Warga Pesisir Surabaya Jadi Langganan Banjir Rob: Perabotan Rusak hingga Biang Penyakit
Surabaya
Gunung Semeru Letuskan Kolom Abu Tebal Setinggi 800 Meter ke Barat Daya, Kecamatan Pronojiwo Diguyur Hujan Abu
Gunung Semeru Letuskan Kolom Abu Tebal Setinggi 800 Meter ke Barat Daya, Kecamatan Pronojiwo Diguyur Hujan Abu
Surabaya
Mahasiswa Unair Ciptakan Platform Curhatorium Berbasis Gamifikasi untuk Dukung Penyintas Kesehatan Mental
Mahasiswa Unair Ciptakan Platform Curhatorium Berbasis Gamifikasi untuk Dukung Penyintas Kesehatan Mental
Surabaya
BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob di Pesisir Jatim hingga 13 Juli 2025
BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob di Pesisir Jatim hingga 13 Juli 2025
Surabaya
Tindaklanjuti Edaran Menteri, Bupati Pamekasan Keluarkan Imbauan Waspada Covid-19
Tindaklanjuti Edaran Menteri, Bupati Pamekasan Keluarkan Imbauan Waspada Covid-19
Surabaya
Lampu Hias Kota Lama Surabaya Dicuri, Pemkot Surabaya Lapor Polisi
Lampu Hias Kota Lama Surabaya Dicuri, Pemkot Surabaya Lapor Polisi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau