Cara Fujifilm Hidupkan Kembali Kebiasaan Cetak Foto

Kompas.com - 10/09/2016, 12:08 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Di era yang serba digital ini memang orang-orang sudah jarang mencetak foto. Tapi bukan berarti kegiatan tersebut sudah nihil, setidaknya, menurut General Manager Photo Imaging Fujifilm Indonesia, Josef T. Kuntjoro, percetakan foto masih merupakan bisnis yang layak ditekuni.

Satu hal yang perlu dicatat. Percetakan foto yang dimaksud Josef bukanlah percetakan foto biasa, yang menggunakan printer berukuran besar berbasis larutan kimia, melainkan percetakan dengan gaya dan konsep yang lebih populer.

“Cetak foto memang trennya menurun, tapi masih ada. Kalau dulu menurun sekarang sudah tidak turun lagi, tapi tidak naik juga. Fujifilm berusaha supaya toko foto tidak mati. Supaya hidup terus maka mesti terus berubah,” terang Josef saat bincang dengan KompasTekno usai peluncuran Wonder Print Station di Jakarta, Jumat (9/9/2016).

Baca juga: Fakta Pernikahan di Pacitan dengan Mahar Cek Rp 3 M, Mbah Tarman Bulan Madu ke Purwantoro

Gaya atau konsep populer yang dimaksud Josef adalah percetakan foto yang instan, bisa dengan mudah terkoneksi pada gadget, dan bisa dengan mudah menyesuaikan keinginan pencetak. Toko juga mesti mempertimbangkan bahwa rata-rata, sekitar 90 persen orang mencetak foto dari ponsel, bukan kamera.

Salah satu solusi percetakan populer dari Fujifilm adalah mesin  Wonder Photo Station yang oleh diletakkan di sejumlah mall dan pusat keramaian di kota-kota negara Jepang, Filipina, atau China.

“Kalau di Jepang, orang-orang sedang tren shuffle print, yaitu mencetak beberapa foto sekaligus lengkap dengan hiasan sebagai bingkai fotonya. Nah rata-rata anak muda seperti itu,” ujar Josef.

Baca juga: Tutupi Pelat Nomor Pakai Lakban, Pengendara: Bukan Mau Nakal, tapi...

“Tujuannya mencetak rata-rata untuk hadiah, memberi kenang-kenangan, karena kalau mencetak seperti ini kan bisa membuat sesuatu yang cuma satu-satunya. Selain itu juga karena ingin memakai hasil cetaknya untuk dekorasi, atau karena ingin instan saja,” imbuhnya.

Di Jepang, sebagai contoh, Fujifilm meletakkan beberapa unit mesin Wonder Print Station di jaringan toko oleh-oleh Loft. Mesin tersebut, ujar Josef, ternyata laris dipakai mencetak foto.

“Di Loft, di Tokyo, orang-orang rata-rata mencetak 10.000 lembar per unit, per bulan. Padahala kalau di tempat lain biasanya sekitar 1.800-an,” jelasnya.

Baca juga: Gugatan agar Ijazah Pejabat Dibuka, Hakim MK Singgung Isu Jokowi dan Gibran

Josef tak memungkiri tren mencetak foto di Indonesia memang tak seramai Jepang. Masih banyak “pekerjaan rumah” yang mesti dilakukan, salah satunya memperkenalkan kembali budaya mencetak foto kepada anak-anak muda di Tanah Air menggunakan solusi cetak instan Wonder Print Station.

“Kita memang mesti edukasi dulu (mengenai Wonder Print Station), soalnya di sini kan benar-benar baru,” pungkas Josef.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Berikan Opinimu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Harga iPhone 17 Series di Indonesia, Cara Pre-order, dan Jadwal Rilis
Harga iPhone 17 Series di Indonesia, Cara Pre-order, dan Jadwal Rilis
Gadget
Jadwal MPL S16 Hari Sabtu 11 Oktober, Kesempatan RRQ Hoshi Perbaiki Posisi
Jadwal MPL S16 Hari Sabtu 11 Oktober, Kesempatan RRQ Hoshi Perbaiki Posisi
Game
Komdigi Resmi Umumkan IGRS, Sistem Rating Game Mandiri di Indonesia
Komdigi Resmi Umumkan IGRS, Sistem Rating Game Mandiri di Indonesia
Game
Game 'Free Fire' Masih Laris di Indonesia meski Popularitas Battle Royal Menurun, Garena Ungkap Alasannya
Game "Free Fire" Masih Laris di Indonesia meski Popularitas Battle Royal Menurun, Garena Ungkap Alasannya
Game
IGDX 2025 Conference Day Dibuka, Bahas Tren dan Masa Depan Dunia Game
IGDX 2025 Conference Day Dibuka, Bahas Tren dan Masa Depan Dunia Game
Game
Battlefield 6 dan Little Nightmares 3 Resmi, Ini Kesan saat Main Duluan di Tokyo Game Show
Battlefield 6 dan Little Nightmares 3 Resmi, Ini Kesan saat Main Duluan di Tokyo Game Show
Game
Pesan iPhone 17 Sekarang, Nikmati Perlindungan Lengkap Gratis Selama 2 Tahun
Pesan iPhone 17 Sekarang, Nikmati Perlindungan Lengkap Gratis Selama 2 Tahun
Gadget
Bos Garena Ungkap 3 Hal Penting agar Game Indonesia Mendunia
Bos Garena Ungkap 3 Hal Penting agar Game Indonesia Mendunia
Game
Riset Ungkap Karyawan Sering Bocorkan Rahasia Perusahaan ke ChatGPT
Riset Ungkap Karyawan Sering Bocorkan Rahasia Perusahaan ke ChatGPT
Internet
Tahun Depan, Game di Indonesia Wajib Cantumkan Klasifikasi Usia
Tahun Depan, Game di Indonesia Wajib Cantumkan Klasifikasi Usia
Game
'Gaji' Tiktoker Naik, Paling Besar Dibanding YouTube dan Instagram
"Gaji" Tiktoker Naik, Paling Besar Dibanding YouTube dan Instagram
e-Business
Game Battlefield 6 Resmi Rilis, Indonesia Langsung Kebagian
Game Battlefield 6 Resmi Rilis, Indonesia Langsung Kebagian
Game
Amazon Rilis Quick Suite, AI yang Bisa Riset, Analisis, dan Kerja Otomatis di Kantor
Amazon Rilis Quick Suite, AI yang Bisa Riset, Analisis, dan Kerja Otomatis di Kantor
e-Business
Apa Itu Backburner? Istilah Populer yang Sering Muncul di Media Sosial
Apa Itu Backburner? Istilah Populer yang Sering Muncul di Media Sosial
Internet
Google Rilis Gemini Enterprise, Platform AI Berbayar untuk Bantu Bisnis
Google Rilis Gemini Enterprise, Platform AI Berbayar untuk Bantu Bisnis
e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau