3 Upaya Telegram agar Blokir Dicabut di Indonesia

Kompas.com - 16/07/2017, 10:21 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

KOMPAS.com - Pemblokiran situs layanan chatting Telegram menjadi perhatian sejak beberapa hari lalu. CEO Telegram, Pavel Durov, pun mengungkapkan keheranannya via Twitter pada Jumat (14/7/2017) lalu.

Ia mengatakan pemblokiran itu aneh karena merasa tak pernah ada komplain dari pemerintah Indonesia sebelumnya. Padahal, menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Rudiantara, pemerintah sudah menghubungi Telegram berkali-kali tapi tak ada respons.

Alasan pemblokiran Telegram sejatinya karena platform itu banyak memuat channel yang berbau radikalisme dan terorisme. Lebih lanjut, melalui channel resminya di Telegram, Pavel menjabarkan tiga upaya agar pemblokiran bisa dibatalkan.

Baca juga: Diminta Kembali ke Barak oleh 17+8 Tuntutan Rakyat, Ini Respons TNI

Baca: Telegram Diblokir di Indonesia, CEO Bilang Itu Aneh

Pertama, Pavel mengatakan telah memblokir semua channel publik yang berhubungan dengan terorisme. Pemblokiran tersebut dikatakan sudah sesuai laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sebelumnya.

Kedua, Pavel telah menghubungi Kemenkominfo via e-mail untuk menjalin komunikasi personal, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Minggu (16/7/2017).

Baca juga: Anggotanya Dipiting Brimob dan Disangka Pendemo, TNI: Prajurit Tersebut Sedang Cari Makan

“(Komunikasi langsung) membantu kami bekerja lebih efisien untuk mengidentifikasi dan memblokir propaganda terorisme di masa depan,” kata Pavel.

Ketiga, Telegram sedang membentuk tim moderator khusus yang paham bahasa dan budaya Indonesia. Dengan begitu, laporan-laporan tentang konten berbau terorisme bisa diproses dengan lebih cepat dan akurat.

Pavel menegaskan Telegram merupakan platform yang aman dengan memperhatikan privasi pengguna melalui sistem enkripsi. Kendati demikian, ia mengatakan Telegram bukan teman teroris.

Baca juga: Lagunya Dibawakan Maliq & D’Essentials di Pestapora, Rhoma Irama: Habis Lagu Gue Diacak-acak

“Setiap bulan kami memblokir ribuan channel publik yang berkaitan dengan ISIS yang melaporkannya secara terang-terangan ke @isiswatch,” ia menuturkan.

“Kami berusaha untuk semakin efisien dalam mencegak propaganda terorisme. Kami selalu terbuka untuk lebih baik dalam hal ini,” ia menambahkan.

Terakhir, Pavel berjanji akan bekerja sama dengan pemerintah untuk memberantas konten terorisme di platform-nya tanpa harus menghilangkan hak jutaan pengguna Telegram di Tanah Air.

Baca: Mengapa Aplikasi Telegram Disukai Teroris?

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Komentar
yang terjamin malah diblokir, memang sih ada hal negatif dari terjaminnya system keamanan tapi good job tg
 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Nadiem Makarim: Untuk Keluarga dan Empat Balita Saya, Kuatkan Diri...
api-2 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

Muncul Petisi Penolakan Pemecatan Kompol Cosmas, Sudah Ditandatangani Lebih dari 130.000 Orang
api-2 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

PAN Nonaktifkan Eko Patrio dan Uya Kuya dari DPR RI
api-2 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Ada 9 Demo 1 September Digelar Serentak di Jakarta Hari Ini
api-2 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Wapres Gibran Digugat Bayar Ganti Rugi Rp125 Triliun ke Negara
api-2 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Eko Patrio Minta Maaf, Janji Akan Berhati-hati Dalam Bersikap
api-2 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

BEM SI Pastikan Tidak Gelar Demo di Jakarta Hari Ini
api-2 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Nasdem Nonaktifkan Sahroni dan Nafa Urbach dari DPR RI
api-2 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Waspada Lalu Lintas Padat, Ini 7 Titik Demo di Jakarta Hari Ini
api-2 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Kejagung Tetapkan Nadiem Makarim Tersangka Kasus Korupsi Chromebook
api-2 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

DPR Jawab Tuntutan 17+8 Rakyat, Umumkan 6 Poin Keputusan
api-2 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Demo Jakarta Hari Ini, Ini 7 Titik Demo 2 September 2025
api-2 . POPULAR-INDEX


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Detik-detik Gedung Pengungsian Warga Gaza Ambruk Diserang Israel
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kompas.com

Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru! Jangan lewatkan update berita dari Kompas.com.

Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Continue with Google Continue with Google
atau