Pemerintah Rusia Kacaukan GPS, Tarif Taksi 28 Km Jadi Rp 54 Juta

Kompas.com - 14/01/2018, 09:59 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Penulis

Sumber BBC.com

KOMPAS.com - Pengguna taksi di Moscow, Rusia mendapati tarif saat menggunakan layanan taksi membengkak akibat kesalahan penghitungan jarak yang terlampau jauh ribuan kilometer. Kesalahan deteksi lokasi bukan sengaja diatur pada argo taksi, hal ini akibat gangguan pada global positinoing system (GPS).

Beberapa media di Rusia menyebut pemerintah sengaja membuat gangguan pada GPS untuk mencegah serangan terhadap pejabat tinggi.

Melalui media sosial, warganet Rusia saling membagi tangkapan layar (screenshot) yang menunjukkan keselahan deteksi lokasi. Salah satunya menunjukkan jika lokasi mereka berada di nol derajat garis bujur dan nol derajat garis lintang di Samudra Atlantik lepas pantai Afrika Barat.

Pengguna lain di Twitter membagi screenshot tarif taksi dari pusat Moskow ke Bandara Sheremetyevo yang hanya berjarak 28 km sebesar 232.924 rubel (sekitar Rp 54,7 juta), ada pula yang mencapai 268.820 rubel (sekitar Rp 63,2 juta).

Jurnalis dan pengulas teknologi, Eldar Murtazin menduga jika kekacauan GPS ini disengaja karena seorang pejabat tinggi sedang melewati lokasi tersebut sehingga sistem GPS dibuat menjadi kacau.

Baca juga : Apa Itu GPS dan Cara Kerjanya

Sementara itu, beberapa perusahaan transportasi mengkonfirmasi ke para penggunanya jika telah terjadi gangguan pada GPS. Salah satu perusahaan taksi online mengatakan penghitungan tarif dilakukan secara manual akibat tagihan tarif yang terlalu tinggi.

Layanan berbagi mobil, Belka Car di Moskow juga memberi peringatan kepada penggunanya jika GPS sedang tidak stabil dan melaporkan lokasi mobil mereka sempat dalam peta berada di Rumania.

Bukan pertama kali

Kekacauan GPS di Moskow bukan pertama kali. Kesalahan identifikasi lokasi sudah terjadi sejak 2016. Petunjuk arah di sekitar Kremlin seringkali salah mengidentifikasi dengan memberitahukan jika pengguna sedang berada di bandara utama dekat Moskow.

Baca juga: Ini Perintah Mendagri ke Bupati Sudewo terkait Kemarahan Warga Pati

Ada dugaan kacaunya GPS dilakukan sebagai bagian dari sistem perlindungan terpadu geo-fencing yang menghalau drone terbang ke jalur pesawat terbang.

Dirangkum KompasTekno dari BBC, Minggu (13/1/2018), kekacauan sistem GPS juga mengganggu 20 kapal di Laut Hitam pada 2017. Insiden ini diduga dilakukan Rusia yang menggunakan sistem GPS sebagai "senjata".

Pada tahun 2016, juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov mengaku jika dirinya juga pernah menjadi korban salah identifikasi lokasi karena gangguan GPS. Namun ia tidak mengamini ataupun mengelak jika aparat keamanan menjadi dalang kejadian ini.

Baca juga: 8 Ekstrakurikuler yang Bisa Digunakan untuk Masuk PTN Tanpa Tes

"Saya tidak tahu apa-apa soal itu. Anda perlu menanyakan otoritas perlindungan tentang itu", jelasnya kepada media.

"Jika ada tindakan keamanan yang dibutuhkan, mereka akan segara bertindak, dan ini adalah yang paling baik yang bisa dilakukan", imbuhnya.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Continue with Google Continue with Google
atau