Google Dituding Bayar Apple Rp 175 Triliun demi iPhone

Kompas.com - 26/10/2020, 12:02 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber Ubergizmo

KOMPAS.com - Departemen Kehakiman AS (DOJ) menggugat Google dengan tuduhan melakukan praktik monopoli.

Dalam dokumen pengajuan gugatan tersebut, DOJ menudung bahwa Google membayar Apple 8-12 miliar dollar AS (sekitar Rp 117-175 triliun, kurs rupiah saat berita ini ditulis), agar mesin pencarinya menjadi pilihan default di iPhone dan gadget Apple lainnya.

Sebab, menurut dokumen gugatan DOJ, perangkat-perangkat Apple merupakan salah satu pasar terbesar bagi Google. Disebutkan bahwa Google memperkirakan hampir setengah dari trafik mesin pencarinya berasal dari perangkat Apple.

Baca juga: Mantan CEO Google: Media Sosial Akan Banyak Dibatasi

Dokumen itu juga mengungkap CEO Google Sundar Pichai dan CEO Apple, Tim Cook merundingkan perihal bayaran terkait pada tahun 2018.

Profesor hukum Universitas Miami, John Newman yang juga mantan pengacara antitrust DOJ, mengatakan bahwa yang dilakukan Apple dan Google bukanlah persekongkolan biasa di mana dua pesaing setuju menaikkan harga demi keuntungan bersama.

"Ini lebih seperti satu pelaku monopoli bekerja sama dengan perusahaan lain untuk membagi hasil dari pendapatan monopoli," ujar Newman, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Ubergizmo, Senin (26/10/2020).

Dengan "mengamankan" mesin pencarinya di gadget Apple, dokumen gugatan DOJ mengklaim bahwa Google berhasil memperoleh "sumber pendapatan yang signifikan".

Pilihan mesin pencari di perangkat Apple sebenarnya bisa diubah, tak harus Google. Namun, menurut DOJ, hanya sedikit pengguna yang melakukan hal ini, sehingga Google praktis menjadi mesin pencari "eksklusif", menggeser rival-rivalnya.

Baca juga: Karyawan Google hingga Facebook Mengaku Lebih Lelah Kerja di Rumah

Perusahaan mesin pencari DuckDuckGo, misalnya, mengklaim bahwa akibat praktik Google dengan Apple tersebut, pihaknya hanya kebagian jatah trafik pencarian sebesar 2 persen.

Menurut CEO DuckDuckGo, kalau saja pengguna bisa memilih mesin pencarinya sebagai opsi default, maka perolehan search DuckDuckGo bisa meningkat hingga 20 persen.

Di sisi lain, dalam sebuah posting blog, kepala bagian kebijakan Google, Kent Walker, menampik tudingan dari Departemen Kehakiman AS. Menurut dia, tuntutan DOJ hanya akan membuat pengguna sulit mendapatkan hasil yang diinginkan dari pencarian di internet.

"Orang-orang memakai Google karena pilihan mereka sendiri, bukan karena dipaksa dan bukan karena mereka tak bisa menemukan alternatif lain," kata Walker.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Komentar
mau tahu endingnya aja #jernihberkomentr #melihatharapan
 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Prabowo Mau Tindak Jenderal Beking Tambang, Sahroni: Gampang, Tangkap Saja Dulu Semua
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Bukan Ayah Biologis Anak Lisa Mariana
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Lisa Mariana Respons Hasil Tes DNA: Kalau Bukan Benih Dia, Benih Tuyul?
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Penumpang Bus: Keserakahan Pemerintah soal Royalti Bikin Lagu Indonesia Tak Bisa Diputar
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Homey

Charger Tetap Tercolok saat Tidak Digunakan, Apa Akibatnya?
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Polri: Hasil Tes DNA Ridwan Kamil Tak Identik dengan Anak Lisa Mariana
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Dedi Mulyadi Kecewa Kirab HUT Jabar Terganggu Arak-arakan Setda: Mohon Ngerti Seni, Stop!
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Eks Marinir Satria Kumbara Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia: Jika Langgar UU, Itu Tanggung Jawabnya
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Royalti yang Diterima Ternyata Hanya Rp 400.000, Ari Lasso: Lebih Baik Saya Lapar...
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Bekasi, Terasa Kuat di Jabodetabek
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Gempa M 4,9 Guncang Kabupaten Bekasi Rabu Malam
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Korporasi CPO Awalnya Minta Eksepsi Dikabulkan, Sebelum Suap Hakim Rp 40 M untuk Vonis Lepas
api-2 . LATEST


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Nyeri Dada, Silfester Matutina Tak Hadiri Sidang PK Terkait Dugaan Fitnah terhadap Jusuf Kalla
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Continue with Google Continue with Google
atau