"PLN" Malaysia Merugi Rp 30 Miliar gara-gara Penambang Bitcoin

Kompas.com - 19/02/2021, 11:02 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aktivitas penambangan cryptocurrency membutuhkan listrik berjumlah besar karena kerap melibatkan banyak perangkat komputer yang dinyalakan secara terus-menerus. Kasus pencurian listrik akibat hal ini pun sering dilaporkan.

Sindikat penambang Bitcoin di Johor, Malaysia, misalnya, diprediksi mengakibatkan kerugian sebesar 8,6 juta ringgit atau sekitar Rp 30 miliar karena mencuri listrik dari Tenaga Nasional Berhad (TNB), perusahaan penyedia listrik semacam PLN di Negeri Jiran.

Pekan ini, kepolisian Malaysia di Johor dilaporkan telah menggerebek sindikat terkait dan membekuk tujuh orang tersangka dari operasi besar-besaran di empat distrik bersama THB.

Baca juga: Penampakan Warnet yang Banting Setir Jadi Penambang Cryptocurrency

Kepala Kepolisian Johor, Datuk Ayob Khan Mydin Pitchay, mengatakan, pihaknya turut menyita 1.746 unit mesin penambang Bitcoin senilai 2,6 juta ringgit atau sekitar Rp 9 miliar (kurs Rp 3.400) dari 21 titik di Johor Baru Selatan, Seri Alam, Tangak, dan Muar.

"Masing-masing unit penambang membutuhkan satu tenaga kuda (horsepower/PK), hampir sama dengan yang dibutuhkan oleh sebuah AC yang menyala hingga 24 jam," kata Ayob Khan.

"Satu unit mesin penambang Bitcoin dijual di (toko) online dengan harga 200-300 ringgit (sekitar Rp 700.000-Rp 1 juta), tergantung kapasitasnya," imbuhnya, dirangkum KompasTekno dari Malaymail, Kamis (18/2/2021).

Baca juga: Klarifikasi Royalti, Keluarga WR Soepratman Tegaskan Hak Cipta "Indonesia Raya" Sudah Diserahkan ke Pemerintah

Ayob Khan menjelaskan, operasi penangkapan penambang Bitcoin dilakukan selama sebulan, di mana para penyelidik mengumpulkan informasi intelijen sebelum menggagalkan sindikat tersebut.

Para pelaku memodifikasi kabel elektronik yang digunakan untuk mencuri listrik guna menunjang aktivitas penambangan Bitcoin di negara bagian tersebut.

"Sindikat yang aktif sejak awal tahun lalu melakukan aktivitasnya di lantai atas ruko untuk menghindari deteksi dari pihak berwenang," jelas Ayob Khan.

Baca juga: Setelah Kartu Grafis, Giliran Laptop Gaming Diborong Penambang Kripto

Ia menambahkan, para tersangka yang telah ditangkap berperan seperti "penjaga" tempat untuk memastikan aktivitas penambangan Bitcoin berjalan lancar dan meminimalisasi kecelakaan.

Penangkapan ketujuh tersangka berikut mesin-mesin penambang diyakini telah melumpuhkan sindikat itu. Ayob Khan mengatakan, kepolisian akan melanjutkan investigasi untuk melacak dalang sindikat dan anggota lain yang belum dibekuk.

"Penyidik tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa sindikat ini terkait dengan sindikat lain yang ada di luar negeri dengan modus operandi yang sama untuk melakukan penambangan Bitcoin," pungkasnya.

Pencurian listrik oleh penambang Bitcoin selama ini menyebabkan kerugian besar di Malaysia.  TNB mengungkapkan, pada tahun lalu saja, pihaknya merugi hingga 90 juta ringgit (sekitar Rp 314 miliar) gara-gara kejahatan tersebut.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Komentar
pake acara nyolong listrik sih. kagak modal cuy. ping! ngahahahahahahahahaha


Terkini Lainnya
Jet Tempur F/A-18D AU Malaysia Terbakar dan Jatuh di Kuantan, Dua Pilot Selamat
Jet Tempur F/A-18D AU Malaysia Terbakar dan Jatuh di Kuantan, Dua Pilot Selamat
Hardware
Performa RTX 5080 Kini Bisa Dinikmati Gamer Tanpa Harus Beli GPU
Performa RTX 5080 Kini Bisa Dinikmati Gamer Tanpa Harus Beli GPU
Software
Bos ChatGPT Ramal Anak Muda di Masa Depan Bisa Bekerja di Luar Bumi dan Bergaji Tinggi
Bos ChatGPT Ramal Anak Muda di Masa Depan Bisa Bekerja di Luar Bumi dan Bergaji Tinggi
e-Business
Xiaomi Redmi Note 15 Meluncur, Bawa Baterai 5.800 mAh dan Kamera Mirip Versi 'Pro'
Xiaomi Redmi Note 15 Meluncur, Bawa Baterai 5.800 mAh dan Kamera Mirip Versi "Pro"
Gadget
Xiaomi Redmi Note 15 Pro dan 15 Pro Plus Resmi, Tahan Air dan Debu dengan 4 IP Rating
Xiaomi Redmi Note 15 Pro dan 15 Pro Plus Resmi, Tahan Air dan Debu dengan 4 IP Rating
Gadget
Borosnya Listrik AI GPT-5, Setara Produksi Harian Dua PLTN
Borosnya Listrik AI GPT-5, Setara Produksi Harian Dua PLTN
e-Business
Ini Beda Spesifikasi Tecno Spark 40 Pro Plus dan Tecno Spark 40 Pro di Indonesia
Ini Beda Spesifikasi Tecno Spark 40 Pro Plus dan Tecno Spark 40 Pro di Indonesia
Gadget
Konsol Genggam ROG Xbox Ally dan Ally X Meluncur 16 Oktober
Konsol Genggam ROG Xbox Ally dan Ally X Meluncur 16 Oktober
Game
Cara Jadwalkan Telepon dan Video Call di WhatsApp, Begini Langkahnya
Cara Jadwalkan Telepon dan Video Call di WhatsApp, Begini Langkahnya
Software
5 Fitur Unggulan Tecno Spark 40 Pro dan Spark 40 Pro Plus, Dijual Rp 2 Jutaan di Indonesia
5 Fitur Unggulan Tecno Spark 40 Pro dan Spark 40 Pro Plus, Dijual Rp 2 Jutaan di Indonesia
Gadget
Kode MMI di HP Tidak Valid? Begini Cara Mengatasinya dengan Mudah
Kode MMI di HP Tidak Valid? Begini Cara Mengatasinya dengan Mudah
e-Business
Garmin Index Sleep Monitor Rilis di Indonesia, Gelang Pintar untuk Pantau Kualitas Tidur
Garmin Index Sleep Monitor Rilis di Indonesia, Gelang Pintar untuk Pantau Kualitas Tidur
Gadget
Google Umumkan Aksesori Magnetik PixelSnap, Mirip MagSafe Apple
Google Umumkan Aksesori Magnetik PixelSnap, Mirip MagSafe Apple
Gadget
Cara Cek Screen Time di HP Android biar Tidak Kecanduan Main HP
Cara Cek Screen Time di HP Android biar Tidak Kecanduan Main HP
Gadget
FIFA Club World Cup Hadir di Roblox, Koleksi Item Eksklusifnya Sebelum Habis
FIFA Club World Cup Hadir di Roblox, Koleksi Item Eksklusifnya Sebelum Habis
BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Continue with Google Continue with Google
atau