Microsoft Berhenti Jual Produk dan Layanan di Rusia

Kompas.com - 05/03/2022, 09:02 WIB
Lely Maulida,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Microsoft memutuskan untuk menyetop penjualan produk dan layanan baru perusahaan di Rusia. Keputusan ini ditempuh tidak lain karena operasi militer Rusia terhadap Ukraina.

Dalam postingan di blog Microsoft, Presiden dan Wakil Ketua Microsoft, Brad Smith mengatakan "Kami mengumumkan bahwa kami akan menangguhkan semua penjualan produk maupun layanan baru Microsoft di Rusia".

Raksasa teknologi ini tidak merinci produk mana yang terdampak keputusan penangguhan. Namun jika Microsoft menangguhkan produk sepenuhnya, itu artinya mencakup sistem operasi Windows dan Office, perangkat Surface dan Xbox, layanan cloud Azure, dan layanan lain seperti OneDrive dan Xbox Game Pass.

Baca juga: Zain Nadella, Putra CEO Microsoft Satya Nadella, Meninggal Dunia

Penggunaan diksi "penjualan baru" dalam pernyataan Microsoft kemungkinan menunjukkan bahwa pengguna eksisting atau pelanggan saat ini tidak terdampak penyetopan layanan.

Kendati demikian, perusahaan menegaskan pihaknya bekerja sama dengan pemerintah Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE) dan Inggris untuk mematuhi sanksi yang diberikan pemerintah kepada Rusia.

"Kami percaya, upaya paling efektif dalam membantu Ukraina adalah saat kami mengambil langkah konkrit dalam koordinasi dengan keputusan yang dibuat oleh pemerintah, dan kami akan mengambil langkah lain mengingat situasinya terus berkembang," ujar Smith dikutip KompasTekno dari blog resmi Microsoft, Sabtu (5/3/2022).

Tangani serangan siber di Ukraina

Di sisi lain, Microsoft membantu mengidentifikasi dan meminimalisasi malware baru yang menargetkan Ukraina dalam 3 jam.

Awal pekan ini perusahaan melaporkan pemerintah Ukraina bahwa seragan siber menargetkan institusi dan pabrik militer Ukraina serta beberapa lembaga pemerintah Ukraina lainnya.

"Sejak perang dimulai, kami bertindak melawan posisi Rusia dari tindakan destruktif atau mengganggu lebih dari 20 lembaga pemerintah Ukraina, sektor IT, dan organisasi sektor keuangan. Kami juga mengatasi serangan siber yang menargetkan beberapa situs sipil tambahan." kata Smith dalam postingan yang sama.

Baca juga: Cara Menyamakan Ukuran Kolom di Microsoft Excel

Upaya lainnya juga dilakukan Microsoft dengan memanfaatkan sumber daya perusahaan di Ukraina.

Smith berkata tim filantropi perusahaan bekerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) membantu pengungsi dan memberikan dukungan teknologi serta keuangan untuk LSM.

Bahkan Microsoft menyatakan kesiapannya membantu mengatasi serangan siber organisasi atau lembaga tersebut di tengah serangan yang terjadi saat ini.

Selain itu, perusahaan juga akan mengakomodasi karyawan di Ukraina yang ingin melarikan diri dari negara tersebut.

"Sebagai sebuah perusahaan, kami berkomitmen atas keselamatan karyawan kami di Ukraina dan kami selalu berkomunikasi dengan mereka, menawarkan dukungan dalam berbagai bentuk, termasuk jika mereka perlu menyelamatkan atau melarikan diri," kata Smith.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Komentar
betul sekali. semoga suatu saat indonesia bisa membuat sendiri produk semacam itu., membalas komentar horrace hunt : semakin ketahuan, perusahaan mana yg jadi antek2 amerika, dan bisa digunakan untuk menyerang negara manapun yg berani menentang amerika, indonesia harus hati2 dan tidak tergantung pada perusahaan spt itu


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Kompas.com

Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru! Jangan lewatkan update berita dari Kompas.com.

Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau