Indonesia Hadapi 1,6 Miliar Serangan Siber dalam Setahun, Ini Malware Terbanyak

Kompas.com - 08/04/2022, 06:02 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mempublikasi laporan tahunan bertajuk "Monitoring Keamanan Siber" untuk tahun 2021.

Laporan ini sudah dipublikasi di situs resmi Id-SIRTII/CC (Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure/Coordination Center) yang berada di bawah Direktorat Operasi Keamanan Siber BSSN di tautan berikut.

Dalam laporan itu, terungkap bahwa ada lebih dari 1,6 miliar atau tepatnya 1.637.973.022 anomali trafik atau serangan siber (cyber attack) yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia sepanjang tahun 2021.

Data itu diperoleh dari hasil pemantauan dan identifikasi potensi serangan siber selama 24/7 oleh Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional BSSN, mulai dari 1 Januari hingga 31 Desember 2021.

Baca juga: Menkominfo Sebut Keamanan Data Digital Jadi Tanggung Jawab BSSN

Dalam laporannya, BSSN merinci jumlah serangan siber yang terjadi setiap bulan selama satu tahun 2021.

Adapun, serang siber paling banyak terjadi pada bulan Desember 2021 dengan jumlah lebih dari 242 juta anomali. Sementara di bulan Februari, serangan siber paling sedikit terjadi dengan jumlah hampir 45 juta anomali.

Menurut perhitungan KompasTekno, bila dirata-rata, tahun lalu, ada lebih dari 136 juta serangan siber yang terjadi setiap bulannya.

Baca juga: Resmi, Rincian Tarif Listrik Golongan Subsidi dan Non-subsidi per 9 Juni 2025

10 malware di balik serangan siber di Indonesia

Selain soal jumlah, dalam laporan tahunan "Monitoring Keamanan Siber" 2021, BSSN juga mengungkap 10 jenis anomali yang terdeteksi paling banyak terlibat dalam serangan siber di Indonesia tahun lalu.

Berikut rinciannya, sebagaimana dikutip KompasTekno dari laporan tahunan Monitoring Keamanan Siber 2021 dari BSSN, Jumat (8/4/2022):

  • MyloBot Botnet 
  • PROTOCOL-SCADA Moxa
  • MiningPool
  • Win.Trojan.ZeroAccess
  • Dusciver Using Socks Agent
  • CVE-2017-0147
  • Win.Trojan.AllAple
  • RDP Account Brute Force
  • Generic Trojan RAT
  • ISC BIND DoS vulnerability

1. MyloBot Botnet

Baca juga: Tukang Cukur di Kramat Jati Sabet Pelanggan Pakai Gunting Saat Ribut Soal Hasil Cukuran

Dalam laporannya, BSSN mencatat, MyloBot Botnet sendiri mendominasi sebanyak 44,62 persen (lebih dari 730 juta) anomali trafik di Indonesia sepanjang 2021.

Botnet merupakan jaringan komputer yang terinfeksi oleh malware yang berada di bawah kenadali satu pihak penyerang.

Botnet dapat
dirancang untuk pengiriman spam, pencurian data, ransomware, click fraud, Denial-of-Service (DoS), dan lain-lain.

Baca juga: Bos Toko Ban yang Terbakar di Pondok Gede Sempat Dimintai Rp 8 Juta oleh Oknum Warga

MyloBot Botnet menargetkan sistem operasi Microsoft Windows yang menyebar melalui spam e-mail dan unduhan file yang telah
terinfeksi.

Setelah ter-instal, botnet mematikan Windows Defender dan Windows Update sambil memblokir port tambahan di Firewall.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Continue with Google Continue with Google
atau