Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meiji Jingu, Nyanyian Kerikil di Tengah Hiruk Pikuk Tokyo

Kompas.com - 19/08/2014, 09:05 WIB
Wisnubrata

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com – Bunyi kerikil saling beradu saat kaki-kaki pengunjung melangkah menuju Meiji Jingu terdengar bagai irama yang menghiasi pagi di kawasan Shibuya, Tokyo. Nyanyian kerikil itu, ditambah suara tonggeret yang bersahut-sahutan dan kaok burung-burung gagak membuat kita tidak sadar bahwa sedang berada di salah satu kota terpadat di dunia.

Meiji Jingu atau Kuil Meiji memang menjadi kontras bagi lingkungan sekitarnya. Hanya beberapa menit jalan kaki dari penyeberangan simpang lima Shibuya yang terkenal karena lautan manusianya, dan berseberangan dengan kawasan Harajuku yang penuh warna, kuil yang dipersembahkan bagi Kaisar Meiji ini memberi kesejukan bagi mereka yang bertirakat ke sana.

Gerbang kayu khas Jepang atau torii menjadi pembatas dunia luar dengan kawasan hening ini. Ribuan pohon dari berbagai jenis di hutan seluas 700.000 meter persegi menahan suara-suara dari luar. Menurut buku panduan kuil, pohon-pohon ini didatangkan dari seluruh Jepang dan negara lain sebagai persembahan bagi kaisar.

Baca juga: Cerita Pegawai BUMN Dipermalukan Dirut Karena Keukeuh Sesuai Aturan

Meiji Jingu adalah kuil agama Shinto yang dibangun mulai tahun 1915 untuk mendoakan arwah Kaisar Meiji yang meninggal tahun 1912 dan permaisuri Shoken. Kuil ini menjadi monumen guna mengenang peran kaisar dalam restorasi Meiji yang dianggap menyatukan Jepang dan membawa Jepang ke dunia modern.

Memasuki gerbang, pengunjung akan disambut jalan lebar beralas kerikil dengan naungan pohon-pohon besar di sisi-sisi jalan. Jalanan ini bersih dari daun yang berguguran karena selalu ada petugas yang menyapunya dengan sapu panjang. Saat berkunjung ke sana, Minggu (17/8/2014), Kompas.com menyaksikan seorang pria berusia lanjut dengan tubuh bungkuk sedang menyapu dengan gaya yang unik. Sapu bergagang panjang yang dipegangnya diayunkan hampir melingkar untuk membersihkan jalan dan membentuk garis-garis yang indah.

Selepas torii kedua, pengunjung akan menemukan puluhan gentong sake berukuran besar yang ditata rapi di tepi jalan kerikil, serta tong-tong anggur dari kayu.

Baca juga: Gaya Pidato Gibran di Hadapan TNI-Polri Peserta Pendidikan Lemhannas

Sake atau nihonshu adalah minuman khas Jepang hasil fermentasi beras. Adapun gentong-gentong sake yang ditata di Meiji merupakan persembahan seluruh pabrik sake di Jepang bagi kaisar. Bagi orang Jepang, sake bukan sekadar minuman beralkohol, namun juga dipakai dalam berbagai upacara adat dan keagamaan.

Lalu di samping pintu masuk kuil, terdapat tempat untuk mencucikan diri sebelum berdoa di kuil. Tempat itu berupa bak dengan air bening yang mengalir melalui bambu. Di sisi-sisi bak tersedia gayung-gayung bambu bergagang panjang. Pengunjung bisa menggunakan gayung itu untuk mengambil air lalu memakainya untuk membersihkan diri.

Menurut Yuda, pemandu wisata asal Indonesia yang sudah lama belajar di Jepang, cara membersihkan diri ini unik. “Pertama ambil air dengan gayungnya. Lalu tuangkan di masing-masing tangan untuk membersihkan tangan. Kemudian ambil sebagian air untuk berkumur, dan sisa air dioleskan di dahi,” ujar Yuda.

Baca juga: Hanung Bramantyo Unggah Foto Bareng Ariel Tatum, Zaskia Mecca: Dia Lupa Semua Surat Tanah Atas Nama Aku

Namun karena kebiasaan di tanah air, kebanyakan wisatawan Indonesia melakukan kekeliruan di bagian akhir. Bukan sekadar dahi yang dibasahi, namun seluruh muka diguyur air.

Keheningan di pusat kota

Di dalam kuil, banyak warga Jepang memanjatkan doa di depan semacam aula yang beratap kayu-kayu kokoh. Beberapa orang terlihat melemparkan koin ke dalam wadah kayu sebelum berdoa. Selain membungkuk, doa bisanya diawali dan diakhiri dengan tepukan tangan yang lumayan keras.

Walau begitu, tepukan tangan dan suara gemerincing koin tidak mengurangi kekhidmatan ruangan kuil.

Baca juga: Cerita soal Penjual Pecel Lele Kena Pasal Korupsi Kembali Jadi Contoh di MK

Selain itu, pengunjung juga bisa memanjatkan doa dengan menuliskan isi doanya di atas selembar kayu. Lembaran kayu doa berbentuk persegi itu nantinya akan digantung di papan di samping kuil. Untuk mengirim doa melalui tulisan ini, pengunjung bisa melakukannya dengan memberi donasi 500 yen atau sekitar Rp 55 ribu.

Permohonan-permohonan yang dituliskan akan dilebur bersama doa-doa para pendeta kuil setiap pagi. Doa-doa itu dipanjatkan dalam keheningan di tengah kota Tokyo yang hiruk pikuk. Doa-doa yang dipanjatkan bersama irama kerikil dan desiran angin di pepohonan...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Daftar Promo Liburan ke Jepang, Ada Diskon dan Tiket Pesawat Murah
Daftar Promo Liburan ke Jepang, Ada Diskon dan Tiket Pesawat Murah
Travel News
Titik Lokasi Jatuhnya Pendaki Denmark Dekat dengan Pendaki Swiss
Titik Lokasi Jatuhnya Pendaki Denmark Dekat dengan Pendaki Swiss
Travel News
Ada Cashback Hingga Rp 26,4 Juta di Pameran Wisata Ini, Cek Syaratnya
Ada Cashback Hingga Rp 26,4 Juta di Pameran Wisata Ini, Cek Syaratnya
Travel News
Efisiensi Anggaran, Ditjen Imigrasi Tunda Peluncuran Desain Paspor Baru Merah Putih
Efisiensi Anggaran, Ditjen Imigrasi Tunda Peluncuran Desain Paspor Baru Merah Putih
Travel News
Pendaki Denmark Jatuh di Gunung Rinjani, Tambah Daftar Insiden Kecelakaan
Pendaki Denmark Jatuh di Gunung Rinjani, Tambah Daftar Insiden Kecelakaan
Travel News
Pendaki Denmark Jatuh di Gunung Rinjani, Helikopter Diturunkan
Pendaki Denmark Jatuh di Gunung Rinjani, Helikopter Diturunkan
Travel News
Evakuasi Pendaki Asal Swiss Pakai Helikopter, Fasilitas dari Asuransi Pribadi
Evakuasi Pendaki Asal Swiss Pakai Helikopter, Fasilitas dari Asuransi Pribadi
Travel News
Promo Diskon Perjalanan ke Jepang Hingga Rp 11,5 Juta, Ini Cara Dapatnya
Promo Diskon Perjalanan ke Jepang Hingga Rp 11,5 Juta, Ini Cara Dapatnya
Travel News
Mulai 17 Juli 2025, Bagasi Gratis Lion Air Maksimal 10 Kg: Ini Ketentuannya
Mulai 17 Juli 2025, Bagasi Gratis Lion Air Maksimal 10 Kg: Ini Ketentuannya
Travelpedia
Promo Harga Tiket Pesawat Jakarta- Jepang PP Mulai Rp 4,8 Juta, Mau?
Promo Harga Tiket Pesawat Jakarta- Jepang PP Mulai Rp 4,8 Juta, Mau?
Travel News
Gubernur NTB: Orang Harus Punya Keyakinan kalau Mereka Datang ke Rinjani, Selamat
Gubernur NTB: Orang Harus Punya Keyakinan kalau Mereka Datang ke Rinjani, Selamat
Travel News
Dievakuasi Pakai Helikopter, Ini Lokasi Jatuhnya Pendaki Swiss di Gunung Rinjani
Dievakuasi Pakai Helikopter, Ini Lokasi Jatuhnya Pendaki Swiss di Gunung Rinjani
Travel News
Bagaimana Kondisi Lokasi Jatuhnya Pendaki Swiss di Gunung Rinjani?
Bagaimana Kondisi Lokasi Jatuhnya Pendaki Swiss di Gunung Rinjani?
Travel News
Tiga Pendaki Diblacklist 5 Tahun Usai Mendaki Gunung Baru Jari Rinjani
Tiga Pendaki Diblacklist 5 Tahun Usai Mendaki Gunung Baru Jari Rinjani
Travel News
Kronologi Pendaki Swiss Jatuh di Gunung Rinjani, Sempat Ditolong Dokter Spanyol
Kronologi Pendaki Swiss Jatuh di Gunung Rinjani, Sempat Ditolong Dokter Spanyol
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau