Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Sumenep, dari Asta Tinggi sampai Cemara Udang

Kompas.com - 19/01/2015, 11:23 WIB
KETIKA mendengar kata Madura, apa yang langsung terlintas dalam pikiran kita? Mereka yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya bisa langsung berpikir tentang sate ayam karena banyak kita jumpai pedagang sate ayam madura di Ibu Kota. Sejumlah teman lain menyebut Madura identik dengan soto daging.

Namun, di luar urusan kuliner, Madura membuat sejumlah orang teringat pada pemulung dan pedagang besi yang umumnya berasal dari Madura. Madura juga bisa identik dengan karapan sapi. Madura pun mengingatkan kita pada kain batik dengan warna-warna terang seperti merah dan kuning.

Kalau Madura sebagai daerah tujuan wisata? Relatif belum setenar Yogyakarta ataupun Bali. Namun, sesungguhnya di Madura pun kita bisa mendapati tempat-tempat tujuan wisata yang menarik dan khas. Di sini ada beberapa kota ”besar”, seperti Bangkalan, Pamekasan, dan Sumenep. Kali ini, kita bertualang di Kota Sumenep dan sekitarnya.

Pantai Lombang

Hamparan pantai dengan air biru jernih memberi gradasi berbagai warna biru saat gelombang di Pantai Lombang itu seakan-akan bertemu dengan langit biru nun sejauh mata kita memandang. Selain debur ombaknya yang relatif tenang, pasir di Pantai Lombang juga relatif bersih. Pantai Lombang termasuk wilayah Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep.

Salah satu yang khas dari Pantai Lombang adalah deretan pohon cemara udang (Casuarina equisetifolia) yang seolah-olah ”memisahkan” area pasir pantai yang keputihan dengan daratan di sekitarnya.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Dedaunan pada cemara udang itu bergoyang-goyang ringan diterpa angin. Jika pohon-pohon cemara udang besar menghiasi area dekat pantai, bonsai cemara udang ”menyambut” kedatangan kita begitu memasuki area Pantai Lombang.

Masjid Jami’

Salah satu bangunan yang menarik di Kota Sumenep adalah Masjid Jami’ Sumenep yang juga disebut Masjid Agung Sumenep. Masjid Agung Sumenep juga menjadi salah satu tujuan wisatawan. Arsitektur masjid ini dipengaruhi budaya Tiongkok. Ini, antara lain, terlihat dari ukiran pada pintu-pintu masjid.

Serupa dengan ukir-ukiran kayu madura pada umumnya, warna merah, kuning, dan hijau mendominasi ragam hias di Masjid Agung Sumenep. Buku Sejarah Sumenep yang dikeluarkan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumenep 2010 menyebutkan, masjid ini dibangun mulai 1779 dan selesai pada 1787.

Masjid Agung Sumenep dibangun pada masa pemerintahan Panembahan Sumala yang juga disebut Pangeran Natakusuma. Kuatnya pengaruh budaya Tiongkok pada masjid ini, antara lain, karena arsiteknya adalah Lauw Piango, cucu Lauw Khun Thing (salah seorang dari enam orang Tionghoa yang mula-mula menetap di Sumenep).

Keraton Sumenep

Kita juga masih bisa menikmati Keraton Sumenep yang dibangun pada masa pemerintahan Panembahan Sumala. Keraton yang selesai dibangun tahun 1780 ini juga karya Lauw Piango. Kondisi Keraton Sumenep relatif terawat dan berfungsi sebagai museum. Kompleks keraton terdiri atas beberapa bangunan, selain juga dilengkapi kolam pemandian atau taman sari.

Bangunan utama keraton terdiri atas dua lantai. Di lantai bawah keraton tersimpan, antara lain, peraduan keluarga raja, Al Quran tulisan tangan Sultan Abdurrahman Pakunataningrat (Adipati Sumenep yang hidup pada 1811-1854), tempat perhiasan, dan baju perang. Di lantai dua terdapat, antara lain, perabotan masa lalu.

Selain itu, di dalam bangunan lain kompleks Keraton Sumenep tersimpan pula koleksi museum lain. Misalnya, lambang Kerajaan Sumenep, kereta, meriam, lonceng keraton, guci, naskah-naskah kuno, tempat meramu jamu, sampai gelang kaki untuk perempuan Madura.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya
Aquabike Championship 2025 Digelar di Jepara, Diikuti 30 Rider
Aquabike Championship 2025 Digelar di Jepara, Diikuti 30 Rider
Travel News
Festival Bunga Bandungan Digelar Hari Ini, Ada Kirab 25 Mobil Hias
Festival Bunga Bandungan Digelar Hari Ini, Ada Kirab 25 Mobil Hias
Travel News
Turis AS Hipotermia di Gunung Fuji, Cuma Pakai Sandal saat Mendaki
Turis AS Hipotermia di Gunung Fuji, Cuma Pakai Sandal saat Mendaki
Travel News
Pendakian Gunung Fuji di Jepang Buka Lagi, Tarif Naik 2 Kali Lipat
Pendakian Gunung Fuji di Jepang Buka Lagi, Tarif Naik 2 Kali Lipat
Travel News
Citadines Connect Airport, Hotel Dekat Bandara Soekarno-Hatta dengan Kenyamanan Modern
Citadines Connect Airport, Hotel Dekat Bandara Soekarno-Hatta dengan Kenyamanan Modern
Hotel Story
Liburan ke Banyuwangi, Jajal Island Hopping Naik Yacht Mewah
Liburan ke Banyuwangi, Jajal Island Hopping Naik Yacht Mewah
Travel Ideas
Curug Sewu, Indahnya Air Terjun Tertinggi Jawa Tengah dengan Pelangi
Curug Sewu, Indahnya Air Terjun Tertinggi Jawa Tengah dengan Pelangi
Travel Ideas
Indonesia Masih Kekurangan Layanan Penerbangan, Butuh Maskapai Baru
Indonesia Masih Kekurangan Layanan Penerbangan, Butuh Maskapai Baru
Travel News
Peran Anak Penari 'Aura Farming' yang Bikin Pacu Jalur Mendunia
Peran Anak Penari "Aura Farming" yang Bikin Pacu Jalur Mendunia
Travelpedia
Suhu di Bromo Capai 5 Derajat Celcius, Pengunjung Diimbau Pakai Jaket Tebal
Suhu di Bromo Capai 5 Derajat Celcius, Pengunjung Diimbau Pakai Jaket Tebal
Travel News
Diskon Tiket 30 Persen Masih Tersedia, Ini Daftar Kereta Api yang Masih Bisa Dibeli
Diskon Tiket 30 Persen Masih Tersedia, Ini Daftar Kereta Api yang Masih Bisa Dibeli
Travel News
Bandara Ini Punya Desain Terindah di Dunia, Seperti Apa Bentuknya?
Bandara Ini Punya Desain Terindah di Dunia, Seperti Apa Bentuknya?
Travel News
Sejarah Pacu Jalur, Sejak Abad ke-17 hingga Jadi Ikon Budaya Kuantan Singingi
Sejarah Pacu Jalur, Sejak Abad ke-17 hingga Jadi Ikon Budaya Kuantan Singingi
Travelpedia
MRT Jakarta Rencanakan Perpanjang Jalur ke Tangsel Tanpa Dana APBD
MRT Jakarta Rencanakan Perpanjang Jalur ke Tangsel Tanpa Dana APBD
Travel News
Proyek Kota Futuristik Akon 'Wakanda' di Senegal Resmi Dibatalkan
Proyek Kota Futuristik Akon "Wakanda" di Senegal Resmi Dibatalkan
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau