Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komodo dan Kelimutu di NTT Jadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional

Kompas.com - 19/09/2015, 09:03 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Pulau Komodo di Kabupaten Manggarai Barat dan Danau Kelimutu di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), akan ditetapkan bersama 23 tempat lainnya di Indonesia menjadi kawasan strategis pariwisata nasional.

Hal itu disampaikan Asisten Deputi Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata Kementerian Pariwisata, Frans Teguh, dalam rapat koordinasi Pembangunan Infrastruktur Pariwisata Wilayah Timur Tahun 2015 bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian PPN/Bappenas, Kantor Staf Kepresidenan dan UPT Kementerian Perhubungan Wilayah Timur di Hotel Aston, Kota Kupang Jumat (18/9/2015).

Menurut Frans, pengembangan kawasan strategis pariwisata nasional harus diikuti dengan pengembangan ekosistem pariwisata dengan munculnya simpul-simpul ekonomi baru di daerah-daerah sekitar destinasi pariwisata. “Sampai dengan tahun 2019, ditetapkan 25 kawasan strategis pariwisata nasional. Dua di antaranya berada di NTT yakni Komodo dan Kelimutu,” jelas Frans.

Frans mengatakan target kunjungan wisatawan asing sebesar 20 juta orang sampai tahun 2019, harus dapat membawa perubahan ekonomi yang sangat mendasar. Oleh karena itu, lanjut Frans, tujuan dari rakor ini untuk menciptakan konvergensi program kementerian atau lembaga dalam pembangunan infrastruktur pariwisata. Hal ini penting, untuk mengetahui alokasi anggaran untuk pengembangan pariwisata di daerah-daerah strategis.

Di tempat yang sama, Wakil Gubernur NTT, Aleksander Benny Litelnoni yang membuka acara rakor mengatakan, NTT memang kaya dengan potensi pariwisata, namun aksesnya sangat terbatas. “NTT memiliki banyak kekayaan alam dan budaya yang menarik, namun masih banyak yang tersembunyi. Pariwisata di NTT umumnya tumbuh secara alamiah. Terdapat berbagai ragam keunikan yang hanya ada di NTT, tapi belum digali secara maksimal,” terangnya.

Benny pun mengapresiasi langkah Kementerian Pariwisata untuk membangun infrastruktur pariwisata. “Pengembangan pariwisata terkait dengan banyak aspek. Dukungan infrastruktur sangat penting untuk memperlancar arus orang dan barang ke objek-objek pariwisata,” katanya.

Wagub Benny juga menganjurkan agar rakor seperti ini harusnya melibatkan para bupati dan wali kota serta pemangku kepentingan terkait di kabupaten atau kota. Terkait dengan aksesibilitas, Benny menyentil tentang klasifikasi jalan negara, jalan provinsi dan jalan kabupaten yang kurang seimbang dengan alokasi dana yang tersedia.

“Banyak jalan negara yang masih layak, namun tiap tahun diperbaiki. Sementara itu, jalan-jalan menuju obyek-objyek wisata umumnya jalan provinsi dan kabupaten dengan ketersediaan anggaran yang terbatas,” tegas Benny. Untuk itu Wagub NTT berharap agar pengembangan pariwisata harus punya bias untuk bidang lainnya terutama ekonomi masyarakat sekitarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Promo Combo Tiket Pesawat ke Jepang-China, Harga mulai Rp 7,7 Juta
Promo Combo Tiket Pesawat ke Jepang-China, Harga mulai Rp 7,7 Juta
Travel News
Urus E-paspor Bisa Sambil Belanja di Mal Kebayoran Park, Sehari Langsung Jadi
Urus E-paspor Bisa Sambil Belanja di Mal Kebayoran Park, Sehari Langsung Jadi
Travel News
Kasus Penipuan Turis Asing Rugikan Reputasi Labuan Bajo
Kasus Penipuan Turis Asing Rugikan Reputasi Labuan Bajo
Travel News
Bukan di Eropa, Ini Jadwal Operasional Bus Sekolah Gratis di Tuban
Bukan di Eropa, Ini Jadwal Operasional Bus Sekolah Gratis di Tuban
Travel News
Rute Bus Sekolah Gratis di Tuban, Jangkau hingga Pinggiran
Rute Bus Sekolah Gratis di Tuban, Jangkau hingga Pinggiran
Travel News
Paspor Singapura Terkuat di Dunia pada 2025, Indonesia Urutan Berapa?
Paspor Singapura Terkuat di Dunia pada 2025, Indonesia Urutan Berapa?
Travel News
7 Fakta Bus Sekolah Viral dari Tuban karena Desainnya
7 Fakta Bus Sekolah Viral dari Tuban karena Desainnya
Travel News
Kejadian Berulang, Turis Asing Tertipu Lagi di Labuan Bajo
Kejadian Berulang, Turis Asing Tertipu Lagi di Labuan Bajo
Travel News
10 Wisata di Yogyakarta yang Bisa Diakses Naik KRL
10 Wisata di Yogyakarta yang Bisa Diakses Naik KRL
Travel Ideas
Bukan di Luar Negeri, Ini Bus Sekolah 'Si Mas Ganteng' dari Tuban
Bukan di Luar Negeri, Ini Bus Sekolah 'Si Mas Ganteng' dari Tuban
Travel News
Jadwal KRL Solo–Jogja Terupdate selama Akhir Pekan 25–27 Juli 2025
Jadwal KRL Solo–Jogja Terupdate selama Akhir Pekan 25–27 Juli 2025
Travel News
Promo Tiket Pesawat Garuda Indonesia SOTF 2025, Jakarta-Bali PP Rp 1,6 Jutaan
Promo Tiket Pesawat Garuda Indonesia SOTF 2025, Jakarta-Bali PP Rp 1,6 Jutaan
Travel News
Aturan Wisata ke Kuil Murugan Jakarta, Catat Hal-hal yang Dilarang
Aturan Wisata ke Kuil Murugan Jakarta, Catat Hal-hal yang Dilarang
Travel Ideas
Tiket Kapal Cepat Banyuwangi–Denpasar Rp 225.000, Cek Jadwalnya di Sini
Tiket Kapal Cepat Banyuwangi–Denpasar Rp 225.000, Cek Jadwalnya di Sini
Travelpedia
Kuil Murugan Jakarta Larang Penggunaan Drone, Pengunjung Akan Dibatasi
Kuil Murugan Jakarta Larang Penggunaan Drone, Pengunjung Akan Dibatasi
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau