Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wow, Willem Sigar Hanya Perlu 23 Jam untuk Mendaki Gunung Argopuro

Kompas.com - 08/05/2016, 09:47 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

SITUBONDO, KOMPAS.com - Normalnya, pendaki butuh waktu 4-5 hari untuk mendaki Gunung Argopuro di Jawa Timur. Pendaki maraton gunung solo, Willem Sigar Tasiam hanya butuh 23 jam untuk naik dan kembali turun ke base camp Baderan, Situbondo. Itu pun usai putar jalur dan mengalami kram kaki.
 
Ini adalah kali ke-16 Willem mendaki Gunung Argopuro. Ia berangkat dari base camp di Baderan, Situbondo sekitar pukul 04.30 WIB, Sabtu (7/5/2016). Dengan rencana melewati jalur pintas, estimasi awal Willem akan kembali tiba di basecamp sekitar pukul 19.00-20.00 WIB.
 
Namun, Willem baru tiba di base camp pukul 03.10 WIB keesokan harinya. Rupanya, Willem sempat putar jalur dan kakinya mengalami kram.
 
"Jalur potong itu tertutup rapat, jadi kembali ke Cisentor. Kembali ke jalur pendakian normal," tutur Willem saat tiba di base camp, Minggu (8/5/2016).
 
Usai berangkat pukul 04.30 WIB, Willem tiba di Mata Air 1 pukul 06.48 WIB kemudian Mata Air 2 pukul 08.14 WIB. Pukul 09.41 WIB, dia sudah melintasi jalan pintas lewat Gunung Semeru yang harusnya membuat perjalanan lebih cepat.
 "Jalurnya ketutup rapat. Saya nggak mau maksain, nanti malah memperlambat gerak," tambah Willem.
 
Petugas Gunung Argopuro, Samhaji mengatakan, jalur tersebut biasa digunakan warga lokal untuk mencari tembakau. Namun kali ini sedang tidak musim tembakau, sehingga jalurnya tertutup secara alami.
 
Usai balik kanan dan ikut jalur pendakian normal, Willem tiba di Cisentor pukul 13.01 WIB. Pria 58 tahun itu berhasil mencapai Puncak Argopuro pukul 15.35 WIB.
 
"Saya juga terlambat turun karena hari mulai gelap. Di Argopuro, gelap bisa bahaya. Jalurnya biasa diacak-acak babi hutan," tuturnya.
 
Willem menyebutkan, dia melihat 4 babi hutan saat turun dari Cisentor. Dia juga sempat melihat merak di Cikasur. Argopuro memang termasuk dalam kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang.
 
"Pas turun mau sampai Cikasur juga sempat lengah. Kaki sempat kram. Akhirnya didiamkan saja, dilemaskan kakinya," kisah Willem.
 
Menurut Willem, ini adalah kali pertama ia naik Argopuro bertemu begitu banyak pendaki. Saat di puncak, dia juga berdiri dengan beberapa pendaki lain.
 Sebelumnya, Willam Sigar melakukan pendakian secara maraton mulai dari Nusa Tenggara Timur, yaitu Gunung Kelimutu dan Gunung Inerie, lalu dilanjutkan Gunung Tambora dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat.
 
Ia kemudian melakukan perjalanan darat menyeberang Pulau Bali dan mendaki Gunung Agung, Gunung Batur, Gunung Catur, dan Gunung Batukaru. Perjalanan dilanjutkan menyeberang ke Pulau Jawa. Gunung pertama yang didaki di Pulau Jawa adalah Ijen, Banyuwangi.
 
Ikuti kisah perjalanan pelari Willem Sigar di liputan khusus Kompas.com pada laman "Ekspedisi Alam Liar - 50 Gunung 40 Hari". Tim Kompas.com akan mengikuti perjalanan Willem mendaki 50 gunung secara lari maraton dalam 40 hari. 
 
Perjalanan menuju kaki gunung ditempuh dengan jalan darat menggunakan mobil Nissan All New Navara. Ekspedisi ini juga didukung oleh Pertamina dan Eiger.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya
Jam Buka The Great Asia Africa Lembang, Berapa Tiket Masuknya?
Jam Buka The Great Asia Africa Lembang, Berapa Tiket Masuknya?
Travelpedia
Gratis Masuk Candi Borobudur Seumur Hidup, Begini Caranya
Gratis Masuk Candi Borobudur Seumur Hidup, Begini Caranya
Travel News
Rute Kereta Api Favorit Turis Asing, Yogyakarta Paling Banyak Dipilih
Rute Kereta Api Favorit Turis Asing, Yogyakarta Paling Banyak Dipilih
Travel News
Pesan Tiket Kereta Api Jarak Jauh Kini Bisa 30 Menit Sebelum Berangkat
Pesan Tiket Kereta Api Jarak Jauh Kini Bisa 30 Menit Sebelum Berangkat
Travel News
Area Terpencil Pantai Plengkung, Tempat Surfing Kelas Dunia di Banyuwangi
Area Terpencil Pantai Plengkung, Tempat Surfing Kelas Dunia di Banyuwangi
Travelpedia
6 Bandara dengan Desain Terindah di Dunia Versi Prix Versailles 2025, Apa Saja?
6 Bandara dengan Desain Terindah di Dunia Versi Prix Versailles 2025, Apa Saja?
Travel News
Bagaimana Cara KAI Membersihkan dan Merawat Ribuan Kereta Api?
Bagaimana Cara KAI Membersihkan dan Merawat Ribuan Kereta Api?
Hotel Story
Ulang Tahun 15 Juli? Dapatkan Tiket Gratis Seumur Hidup ke Candi Borobudur hingga Prambanan
Ulang Tahun 15 Juli? Dapatkan Tiket Gratis Seumur Hidup ke Candi Borobudur hingga Prambanan
Travel Ideas
Promo Gratis Masuk Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Bulan Juli 2025: Ini Syaratnya
Promo Gratis Masuk Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Bulan Juli 2025: Ini Syaratnya
Travel News
Pendaki Gunung Merbabu Via Jalur Selo Wajib Pakai Gelang Pelacak RFID
Pendaki Gunung Merbabu Via Jalur Selo Wajib Pakai Gelang Pelacak RFID
Travel News
Intip 8 Fasilitas di Autograph Tower Jakarta, Ada Kolam Renang Tertinggi di Dunia
Intip 8 Fasilitas di Autograph Tower Jakarta, Ada Kolam Renang Tertinggi di Dunia
Travel News
Cara Beli Tiket Masuk Ragunan, Apakah Harus Pakai Jakcard?
Cara Beli Tiket Masuk Ragunan, Apakah Harus Pakai Jakcard?
Travel Ideas
Jadwal Konser Penutupan PRJ 2025, Berapa Harga Tiketnya?
Jadwal Konser Penutupan PRJ 2025, Berapa Harga Tiketnya?
Travel Ideas
Penjualan Tiket Kereta Api Lebihi Kapasitas Tempat Duduk, Kok Bisa?
Penjualan Tiket Kereta Api Lebihi Kapasitas Tempat Duduk, Kok Bisa?
Travel News
Pendaki Gunung Semeru Wajib Pakai Gelang Pelacak, Ini Kegunaannya
Pendaki Gunung Semeru Wajib Pakai Gelang Pelacak, Ini Kegunaannya
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau