Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Kaget, Inilah Sebenarnya Asal Usul Sate Maranggi

Kompas.com - 20/05/2016, 20:02 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak orang yang jatuh hati akan kelezatan Sate Maranggi. Bahkan saat Presiden Joko Widodo melakukan dinas di Korea Selatan, hidangan khas Purwakarta inilah yang menjadi hidangan makan siang bersama para CEO dari Negeri Ginseng itu.

Selain itu Sate Maranggi juga ikut serta di World Street Food Congress, Filipina, dan menjadi salah satu dari delapan jajanan kaki lima favorit dunia versi CNN.

Keistimewaan Sate Maranggi memang tak lagi diragukan. Sate ini memiliki citarasa yang begitu kuat karena bumbu rendaman yang dipakai sebelum sate dibakar. Sehingga tak perlu didukung dengan saus kacang sebagai siraman.

Lantas bagaimana asal usul Sate Maranggi? Tak banyak orang yang tahu, jika Sate Maranggi ternyata memiliki sejarah panjang yang menarik untuk disimak karena memiliki akulturasi dari unsur budaya, agama, serta geopolitik.

Menurut Chef Haryo Pramoe kepada KompasTravel, Kamis (19/5/2016), Sate Maranggi merupakan hasil asimilasi dengan budaya China. Haryo sendiri terkenal sebagai koki yang mendalami kuliner Indonesia dan juga pendiri Indonesian Food Channel.

Ia menuturkan Sate Maranggi sebenarnya berasal dari para pendatang dataran China yang menetap ke Indonesia khususnya di daerah Jawa Barat atau para pendatang yang hidup di tengah-tengah masyarakat Sunda.

Oleh karena itu, lanjutnya, awalnya Sate Maranggi sebenarnya bukan terbuat dari daging sapi atau kambing seperti sekarang ini, melainkan dibuat dari daging babi. Salah satu indikasi Sate Maranggi berasal dari China karena bumbu rempah yang digunakan Sate Maranggi sama persis dengan dendeng babi dan dendeng ayam yang dijual di Hongkong, China, dan Taiwan. Kemudian Sate Maranggi bertransformasi.

"Terjadi asimilasi, dimana terjadi perkembangan budaya. Ajaran Islam masuk, banyak penduduk yang belajar Islam dan menjadi mualaf, dijelaskan jika babi haram kemudian berubah menjadi daging sapi. Ini adalah bentuk perkembangan kebudayaan," ungkap Chef Haryo yang pernah memasak Sate Maranggi di World Halal Food Festival di Ning Xia, China tahun 2014.

Selain Sate Maranggi, Chef Haryo dan para peneliti serta penulis buku juga mengatakan jika sebenarnya banyak resep makanan di Indonesia yang menyerap resep masakan China. Makanan-makanan ini aslinya mengunakan daging babi.

"Ada bakso, bakpao, bakmi, kata 'ba' sebenarnya berasal dari kata babi. Makanan itu sebenarnya sangat mudah menyerap dalam suatu budaya. Tetapi sesuai perkembangan dan ajaran agama Islam yang kuat di Indonesia, makanan juga menyesuaikan. Urusan klaim mengklaim makanan itu sebenarnya sudah berunsur geopolitik," ungkap chef sosoknya tak asing lagi di layar televisi. 

Kompas TV Sate Maranggi, Kuliner Khas Purwakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com