Kilas Daerah Purwakarta

Menyibak Kampung Monyet hingga Keramik di Purwakarta

Kompas.com - 06/12/2016, 14:01 WIB

KOMPAS.com – Gerombolan monyet liar dari hutan di kawasan perbukitan Jatiluhur dan Sukasari, Kabupaten Purwakarta, turun gunung. Mereka diperkirakan mencari makanan akibat habisnya cadangan makanan di hutan. Hutan memang makin "bondol" terutama lantaran alih fungsi lahan menjadi perkebunan warga.

"Macam-macam Pak, mulai dari yang kecil sampai yang besar. Kami sebenarnya takut, apalagi jika sudah menyerang perempuan. Solusinya rumah kami dipasang teralis besi saja," ujar Indra (32), seorang warga, Senin (5/12/2016).

Menanggapi hal itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa perubahan fungsi daerah yang menjadi habitat monyet menjadi penyebab utama turunnya kawanan hewan liar itu ke permukiman penduduk. Untuk itu, dirinya akan menjadikan hutan tersebut sebagai kawasan konservasi.

Baca juga: Remaja Joki Strava Raup Rp 300.000 Sekali Lari, Uangnya Buat Jajan dan Ditabung

"Peraturannya dibuat hari ini. Ke depan, hutan ini menjadi kawasan konservasi dan disiapkan menjadi salah satu destinasi wisata. Jadi, kampung monyet," tuturnya.

Untuk itu, pihaknya akan mengembalikan perkebunan menjadi hutan. Nantinya, hutan seluas 18 hektare itu akan membuat monyet betah dan tidak mengganggu atau diganggu manusia.

Sebagai kompensasi terhadap warga, Dedi akan mengirim 20 orang untuk ikut pelatihan ke daerah yang memiliki ikon wisata serupa, seperti Monkey Forest di Bali.

Baca juga: Ciri Orang Cerdas Menurut Psikolog, Einstein, dan Socrates

"Seperti di Uluwatu, Bali. Nantinya, warga sekitar akan dilibatkan dan dilatih cara mengelola lingkungan dan menjadi daerah wisata," kata Dedi.

Infrastruktur berupa saung bambu dan penanaman tanaman buah pun segera dilakukan Pemkab Purwakarta. Itu bertujuan untuk menciptakan habitat yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan monyet.

Kampung wisata

Bukan hanya kampung monyet. Pemkab Purwakarta sudah lebih dulu memiliki beberapa kampung wisata di daerahnya.

Baca juga: Ironi Ayah dan Anak di Pusaran Kasus Korupsi Minyak Mentah Pertamina

Sebut saja Kampung Keramik di kawasan Plered atau kampung wisata pertanian yang dikenal dengan 'Kampung Tajur Purwakata'. Atau, beberapa kampung wisata yang tengah disiapkan infrastrukturnya.

"Ada Kampung Gula di Cikeris, Kampung Peuyeum (tape) di Sukatani, Kampung Nelayan di Cikao Bandung," ujarnya.

Kampung-kampung tersebut akan diluncurkan bertahap hingga Maret 2017. Anggaran yang disiapkan untuk membangun infrastruktur sebesar Rp5 miliar.

"Seperti Kampung Monyet ini, nantinya sebagai pintu masuk dari lokasi wisata Sukasari yang sudah disiapkan jauh-jauh hari," tuturnya.

Baca juga: 60 Keluarga Kuasai Hampir 50 Persen Lahan Bersertifikat di RI

Di Sukasari itu misalnya, lanjut Dedi, pihaknya menyediakan berbagai wisata mulai dari ikan tangkapan, danau, hutan, wisata tebing, rumah-rumah alam berarsitektur Sunda, dan lainnya.

"Setelah fokus di bidang pertanian dan infrastruktur beberapa tahun ini, sekarang kami lebih serius menggarap pariwisatanya," ucap lelaki yang berhasil membangun Air Mancur Sri Baduga tersebut. 

Dedi meyakinkan, beberapa lokasi wisata yang segera diluncurkannya akan memberikan kejutan luar biasa dan dinantikan banyak orang. Wisata yang kebanyakan berbasis lingkungan, budaya, dan karakteristik daerah setempat ini dijamin menggaet pelancong dalam dan luar negeri.

RENI SUSANTI/KONTRIBUTOR PURWAKARTA 

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Terkini Lainnya
Tanggal 15 Juli 2025 Masuk Candi Prambanan Gratis, Khusus Ulang Tahun di Bulan Juli!
Tanggal 15 Juli 2025 Masuk Candi Prambanan Gratis, Khusus Ulang Tahun di Bulan Juli!
Travel News
Ridwan Kamil Protes Delay Super Air Jet, Ini Klarifikasi Bandara Ngurah Rai
Ridwan Kamil Protes Delay Super Air Jet, Ini Klarifikasi Bandara Ngurah Rai
Travel News
Upaya Geopark Kaldera Toba Dapatkan Lagi Green Card UNESCO
Upaya Geopark Kaldera Toba Dapatkan Lagi Green Card UNESCO
Travel News
9 Jenis Pelanggaran di Operasi Patuh Polri 14-27 Juli 2025, Jangan sampai Kena Tilang!
9 Jenis Pelanggaran di Operasi Patuh Polri 14-27 Juli 2025, Jangan sampai Kena Tilang!
Travel Ideas
Jalur Denpasar–Gilimanuk Ambles, Kendaraan Besar Dialihkan Lewat Utara Sebulan
Jalur Denpasar–Gilimanuk Ambles, Kendaraan Besar Dialihkan Lewat Utara Sebulan
Travel News
Camping di Pantai Menganti Kebumen, Tidur di Bawah Bintang hingga Panorama Lautan
Camping di Pantai Menganti Kebumen, Tidur di Bawah Bintang hingga Panorama Lautan
Travel Ideas
Delay Berkali-kali hingga Diprotes Ridwan Kamil, Super Air Jet Minta Maaf dan Beri Kompensasi
Delay Berkali-kali hingga Diprotes Ridwan Kamil, Super Air Jet Minta Maaf dan Beri Kompensasi
Travel News
Refleksi Bulan Suro Mangkunegaran Solo di Tengah Ramainya Sarinah Jakarta
Refleksi Bulan Suro Mangkunegaran Solo di Tengah Ramainya Sarinah Jakarta
Travel News
Gowes di Malang Kini Jadi Aktivitas Wisata yang Gerakkan Roda Ekonomi
Gowes di Malang Kini Jadi Aktivitas Wisata yang Gerakkan Roda Ekonomi
Travel News
Pacu Jalur Masuk Festival Unggulan 2025, Menpar Janjikan Dukungan Promosi dan Fasilitas
Pacu Jalur Masuk Festival Unggulan 2025, Menpar Janjikan Dukungan Promosi dan Fasilitas
Travel News
Pesan Tiket Kereta Kini Bisa 30 Menit sebelum Keberangkatan, Ini Cara Lengkapnya!
Pesan Tiket Kereta Kini Bisa 30 Menit sebelum Keberangkatan, Ini Cara Lengkapnya!
Travel Ideas
Usai KA Sancaka, Giliran KRL Baru Buatan Cina Dilempar Batu
Usai KA Sancaka, Giliran KRL Baru Buatan Cina Dilempar Batu
Travel News
Viral Bocah Aura Farming, Penonton Festival Pacu Jalur 2025 Diprediksi Membeludak
Viral Bocah Aura Farming, Penonton Festival Pacu Jalur 2025 Diprediksi Membeludak
Travel News
Rute Menuju Obelix Sea View dari Malioboro Jogja, Berapa Jam?
Rute Menuju Obelix Sea View dari Malioboro Jogja, Berapa Jam?
Travelpedia
DAMRI Buka Rute Depok-Lampung via Ciputat, Ini Harga Tiket dan Jadwalnya
DAMRI Buka Rute Depok-Lampung via Ciputat, Ini Harga Tiket dan Jadwalnya
Travel News
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau