Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kencono Rukmi, Durian Asli Yogyakarta yang Rendah Kolesterol

Kompas.com - 10/11/2017, 08:07 WIB
Markus Yuwono

Penulis


GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com - Tak banyak wisatawan yang mengetahui jika Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, memiliki durian lokal yang dikenal dengan nama kencono rukmi. Durian dengan warna daging berwarna kuning keemasan ini saat ini rasanya sedikit manis dan legit. Bahkan diklaim cocok untuk dikonsumsi penderita hipertensi alias tekanan darah tinggi.

Terdapat perbedaan antara kencono rukmi dengan durian jenis lain. Durian ini jika telah masak memiliki warna kulit kuning, dengan warna daging yang juga kuning keemasan. Aroma durian tidak terlalu menyengat.

Rasa daging durian ini legit, tidak berair, dan kandungan alkoholnya lebih sedikit. Selain itu, kulit durian kencono rukmi berwarna kuning matang.

"Rasanya sedikit manis tak seperti durian lokal lainnya," kata Andriyana selaku Ketua RT 20 Sumber Tetes, Desa Patuk, Kecamatan Patuk, Gunungkidul, Kamis (9/11/2017).

Baca juga : Kopi Dicampur Jus Durian, Ini Baru Beda...

Setiap bulan November, pohon durian di kecamatan Patuk berbuah lebat. Hampir setiap keluarga di Patuk memiliki pohon durian di halaman rumah mereka. Namun jenis pohon kencono rukmi tergolong lebih sedikit dibanding dengan jenis lain. Perbandingannya 1:10.

"Jika pohon durian lain bisa setiap hari jatuh bisa puluhan per pohonnya, kencono rukmi hanya ada satu buah saja. Itupun tidak setiap hari," tutur Andriyana.

Menurut Andriyana yang juga menjual kencono rukmi di depan rumahnya, durian jenis ini dibeli orang yang memiliki riwayat penyakit darah tinggi. Sebab, tidak menyebabkan efek samping saat dikonsumsi.

Harga per buah durian kencono rukmi antara Rp 50.000 sampai Rp 70.000 tergantung ukurannya.

"Jika suka bisa dikonsumsi dengan dimasukkan ke kopi panas, rasanya maknyuus," ucapnya.

Baca juga : Cari Durian di Jakarta Saat Subuh? Tempat Ini Buka 24 Jam

Selain kencono rukmi, banyak jenis durian lokal lainnya yang tumbuh di Patuk. Masyarakat lokal menyebutkan durian petruk, montok, dan berbagai jenis durian lainnya.

"Untuk bibit durian kencono rukmi memang terus dikembangkan oleh dinas (Pertanian dan Pangan), belum lama dibagikan kepada masyarakat. Setiap RT diberi 17 pohon untuk dibagikan," ucap Andriyana.

Camat Patuk Haryo Ambar Suwardi mengatakan bahwa kencono rukmi sejak beberapa tahun sudah didaftarkan sebagai durian lokal khas Kecamatan Patuk. Meski rasa dagingnya tak seenak durian umumnya, tetapi jenis ini banyak dicari.

Baca juga : Ini Untung-Rugi jika Menikmati Durian Kupas

Untuk mempertahankan kencono rukmi sebagai ikon di daerah tersebut, pihaknya bekerja sama dengan pihak Dinas Pertanian dan Pangan untuk mengembangkan durian tersebut.

"Memang cocok bagi penderita darah tinggi mengonsumsi durian kencono rukmi karena rendah kolesterol dan tidak berpengaruh (terhadap kolesterol)," katanya.

Selain itu, untuk memperkenalkan jenis durian ini, Haryo bekerja sama dengan masyarakat untuk menggelar festival durian pada awal Desember mendatang.

"Kami berupaya terus mengenalkan durian kencono rukmi ke masyarakat," pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Festival Balon di Yogyakarta, Ini Lokasi, Waktu, dan Harga Tiketnya
Festival Balon di Yogyakarta, Ini Lokasi, Waktu, dan Harga Tiketnya
Travelpedia
Gedung Baru Stasiun Tanah Abang, Apa yang Berbeda?
Gedung Baru Stasiun Tanah Abang, Apa yang Berbeda?
Travel News
Maskapai Penerbangan Baru FlyJaya: Rute, Tarif, hingga Jadwal Terbang
Maskapai Penerbangan Baru FlyJaya: Rute, Tarif, hingga Jadwal Terbang
Travel News
Pesawat Boeing 737 Japan Airlines Turun 7.900 Meter Hanya dalam 10 Menit, Penumpang Panik
Pesawat Boeing 737 Japan Airlines Turun 7.900 Meter Hanya dalam 10 Menit, Penumpang Panik
Hotel Story
3 Jalur Pendakian Resmi Gunung Gede Pangrango, Simak Jarak ke Puncak
3 Jalur Pendakian Resmi Gunung Gede Pangrango, Simak Jarak ke Puncak
Travelpedia
Turis Gunakan Face Recognition, KAI Hemat Kertas hingga Rp 554 Juta
Turis Gunakan Face Recognition, KAI Hemat Kertas hingga Rp 554 Juta
Travel News
Promo Tiket Pesawat FlyJaya Beli 5 Gratis 1, Simak Syarat dan Masa Berlakunya
Promo Tiket Pesawat FlyJaya Beli 5 Gratis 1, Simak Syarat dan Masa Berlakunya
Travel News
Harga Tiket Obelix Hills Yogyakarta dan Jam Bukanya
Harga Tiket Obelix Hills Yogyakarta dan Jam Bukanya
Travelpedia
Investor Hilang, Pembangunan Kereta Gantung di Gunung Rinjani Batal
Investor Hilang, Pembangunan Kereta Gantung di Gunung Rinjani Batal
Travel News
18 Tempat Wisata Bandung Timur, Banyak Wisata Alam Berhawa Sejuk
18 Tempat Wisata Bandung Timur, Banyak Wisata Alam Berhawa Sejuk
Travel Ideas
FlyJaya Mulai Beroperasi, Maskapai Penerbangan Baru di Indonesia
FlyJaya Mulai Beroperasi, Maskapai Penerbangan Baru di Indonesia
Travel News
Cara Naik Kereta Lokal di Stasiun Rangkasbitung, Bisa Transit dari KRL
Cara Naik Kereta Lokal di Stasiun Rangkasbitung, Bisa Transit dari KRL
Travelpedia
FlyJaya Buka Rute Halim-Yogyakarta, Harga Tiket Mulai Rp 1,3 Jutaan
FlyJaya Buka Rute Halim-Yogyakarta, Harga Tiket Mulai Rp 1,3 Jutaan
Travel News
Suku Batak di Sumatera Utara, Nenek Moyangnya dari Asia Selatan
Suku Batak di Sumatera Utara, Nenek Moyangnya dari Asia Selatan
Travel Ideas
Gubernur Maluku Utara Rebus Telur di Air Laut, di Mana Lokasinya?
Gubernur Maluku Utara Rebus Telur di Air Laut, di Mana Lokasinya?
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau