Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Usul Kampung Pulo Garut, Kampung dengan 7 Bangunan

Kompas.com - Diperbarui 03/09/2021, 14:23 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com – Tak hanya keindahan alam Garut, yang bisa dinikmati wisatawan. Namun, ada sisi wisata budayanya.

Adalah sebuah kampung adat yang menandakan penyebaran agama Islam di Garut. Kampung adat tersebut bernama Kampung Pulo.

Kampung Pulo berada di Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Letaknya berada di kompleks Candi Cangkuang, persis sebelum pintu masuk candi tersebut.

Suasana begitu asri, jauh dari hiruk pikuk kendaraan membuat kampung ini sangat nyaman dikunjungi. Selain itu juga area Kampung Pulo bisa dijadikan menjadi spot berfoto.

Baca juga:

Dalam sebuah liputan Kompas.com pada Januari 2018, juru pelihara Candi Cangkuang, Umar, penduduk Kampung Pulo merupakan keturunan dari almarhum Eyang Embah Dalem Arif Muhammad.

“Waktu itu Eyang (Embah Dalem Arif Muhammad), menyebarkan Islam di sini (Desa Cangkuang, Garut). Beliau memiliki tujuh anak, enam di antaranya perempuan dan satu laki-laki,” kata Umar kepada Kompas.com saat berkunjung pada Januari 2018 silam.

Hanya ada 7 bangunan di Kampung Pulo

Ia menjelaskan, sejak abad ke-17, kompleks tersebut terdiri dari dari enam rumah dan satu musala.

Rumah-rumah tersebut diperuntukan bagi anak perempuannya. Sementara musala untuk satu-satunya anak laki-laki.

“Sampai sekarang bangunannya hanya ada tujuh, dan nggak boleh ditambah bangunan dan kepala keluarga. Itu simbol putra-putri Embah, memiliki tujuh anak. Harus tetap tujuh pokok bangunan, dan sekarang ada enam kepala keluarga,” kata dia.

Saat ini Kampung Pulo ditempati oleh genereasi kedelapan, kesembilan, dan kesepuluh turunan almarhum Eyang Embah Dalem Arif Muhammad.

Baca juga: Kamojang Ecopark Garut, Campingg hingga Berburu Spot Instagramable

Total terdiri dari 23 orang di antaranya 10 perempuan dan 13 laki-laki pada tahun 2018.

“Karena di komplek Kampung Pulo tidak boleh menambah kepala keluarga, misal anaknya menikah. Paling lama dua minggu mereka di sana, lalu harus keluar. Nah terkecuali, kalau ibu bapaknya sudah meninggal, jadi anaknya bisa masuk lagi (ke Kampung Pulo) isi kekosongan,” ujar Umar.

“Mereka yang tinggal di kampung ini, tujuannya untuk menjaga kelestarian tradisi adat Kampung Pulo. Jadi yang tinggal di sini tidak boleh keluar, dan jangan sampai meninggalkan (Kampung Pulo),” tambah dia.

Uniknya di Kampung Pulo, anak yang bisa menerima waris bukan hanya anak laki-laki, melainkan anak perempuan. Hal tersebut disebabkan karena anak laki satu-satunya meninggal dunia ketika ingin disunat.

Anak laki satu-satunya dari almarhum Eyang Embah Dalem Arif Muhammad, menjadi pembelajaran dan membuat adanya tradisi di kampung adat tersebut.

Halaman:


Terkini Lainnya
Viral Pengunjung Telaga Menjer Dipatok Tiket Rp 45.000, Ini Kata Pengelola
Viral Pengunjung Telaga Menjer Dipatok Tiket Rp 45.000, Ini Kata Pengelola
Travel News
Harga Tiket Indofest 2025 dan Cara Belinya, Simak Sebelum Datang
Harga Tiket Indofest 2025 dan Cara Belinya, Simak Sebelum Datang
Travel News
5 Hotel di Sekitar Tempat Konser BLACKPINK, Cek Daftarnya
5 Hotel di Sekitar Tempat Konser BLACKPINK, Cek Daftarnya
Hotel Story
Bagaimana Nasib Raja Ampat Kini Setelah Polemik Tambang Nikel?
Bagaimana Nasib Raja Ampat Kini Setelah Polemik Tambang Nikel?
Travel News
Ada Visa ASEAN, Berikut Harga Paket Tour Wisata ke China 2025
Ada Visa ASEAN, Berikut Harga Paket Tour Wisata ke China 2025
Travelpedia
Kawasan Wisata Gunung Bromo Tutup pada 10-13 Juni 2025, Ini Alasannya
Kawasan Wisata Gunung Bromo Tutup pada 10-13 Juni 2025, Ini Alasannya
Travel News
Menpar Soal 4 Izin Tambang Dicabut: Jadikan Raja Ampat Simbol Komitmen Keberlanjutan
Menpar Soal 4 Izin Tambang Dicabut: Jadikan Raja Ampat Simbol Komitmen Keberlanjutan
Travel News
4 Izin Tambang Raja Ampat Dicabut, Menpar: Bukti Pemerintah Satu Suara
4 Izin Tambang Raja Ampat Dicabut, Menpar: Bukti Pemerintah Satu Suara
Travel News
Ada Visa ASEAN, Kapan Waktu Terbaik Melancong ke China?
Ada Visa ASEAN, Kapan Waktu Terbaik Melancong ke China?
Travelpedia
Gratis Masuk Ancol pada 10-20 Juni 2025, Ini Syaratnya
Gratis Masuk Ancol pada 10-20 Juni 2025, Ini Syaratnya
Travel News
Malaysia Airlines Berikan Diskon Tiket Pesawat PP hingga 25 Persen, Catat Waktunya!
Malaysia Airlines Berikan Diskon Tiket Pesawat PP hingga 25 Persen, Catat Waktunya!
Travel News
7 Destinasi Wisata China Favorit Turis Indonesia, Ini Kata Agen Travel
7 Destinasi Wisata China Favorit Turis Indonesia, Ini Kata Agen Travel
Travelpedia
Investigasi Ponsel Penumpang yang Hilang, Garuda Indonesia Bebastugaskan Seluruh Awak Kabin
Investigasi Ponsel Penumpang yang Hilang, Garuda Indonesia Bebastugaskan Seluruh Awak Kabin
Travel News
Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Tangkuban Parahu Terbaru 2025
Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Tangkuban Parahu Terbaru 2025
Travelpedia
Aktivitas Vulkanik Sempat Meningkat, Wisata Gunung Tangkuban Parahu Tetap Buka
Aktivitas Vulkanik Sempat Meningkat, Wisata Gunung Tangkuban Parahu Tetap Buka
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau