Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Usul Pecel, Makanan untuk Semua Kalangan yang Kaya Gizi

Kompas.com - 24/02/2018, 09:01 WIB
Silvita Agmasari,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pecel biasanya dijadikan sarapan dan makan siang, memberi energi dan gizi yang baik untuk menjalani aktivitas seharian penuh. Hidangan sayur rebus yang disiram sambel kacang ini tak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa Tengah dan sekitar.

"Menurut Babad Tanah Jawi, pecel asal muasalnya diceriterakan dihidangkan di daerah Yogyakarta. Dipecel berarti daun daunan yang direbus kemudian dibuang airnya dengan diperas," kata ahli gastronomi dari Universitas Gadjah Mada, Murdijati Gardjito, saat dihubungi KompasTravel, Kamis (22/2/2018).

Baca juga : Apa Beda Karedok, Gado-Gado, dan Pecel?

Murdijati menceritakan pada Babad Tanah Jawi diceritakan pada saat tengah hari Sunan Kalijaga bertemu dengan Ki Gede Pamanahan di pinggir sungai. Ki Gede Pamanahan menghidangkan sepiring sayuran sambel pecel dan nasi serta lauk pauk yg lain.

Sunan Kalijaga kemudian bertanya "Hidangan apa ini?"

Maka dijawab oleh Ki Gede Pamanahan, "Puniko ron ingkang dipun pecel," yang berarti "Ini adalah dedaunan yang direbus dan diperas airnya".

Baca juga : Pecel Pitik Banyuwangi, dari Selamatan Naik Kelas ke Restoran

Biasanya sayuran dipecel berupa bayam, kangkung, ubi jalar, daun ketela, daun beluntas, daun pegagan, kecombrang, polong, kacang panjang, kecipir, kecambah. Bahan pecel umumnya didapat di pekarangan, pinggir sawah, bahkan kadang tumbuh liar di tepi jalan. 

Sebagai penambah rasa ada sambel pecel yang disiram di atas aneka sayuran rebus tersebut. Sambel pecel dari ulekan kacang tanah halus memiliki cita rasa manis, asam, pedas, dan gurih.

Berbeda dengan saus gado-gado dan karedok yang harus dibuat saat ingin disantap, sambel pecel terbilang lebih praktis. Dapat disimpan dan disantap di lain waktu.

"Sambel pecel ini berkembang di berbagai daerah. Ada yang bercita rasa daun jeruk purut, ada yang bercita rasa kencur, ada pula yang bercita rasa manis asam yang tinggi," kata Murdijati.

Setiap daerah memiliki ciri khas pecel tersendiri. Misalnya di Yogyakarta dan sekitar, pecel disajikan dengan tempe dan tahu bacem. Di Solo dan Madiun, pecel disajikan dengan kerupuk karak.

Pecel disebutkan Murdijati adalah lambang kesederhanaan dan perjalanan. Salah satu buktinya pecel adalah hidangan yang paling sering ditemui di sepanjang perjalanan kereta api. Ia disantap oleh berbagai kalangan masyarakat. Dijual di pedagang kaki lima sampai hotel bintang lima.

Di balik kesederhanaannya, pecel kaya akan gizi yang menyehatkan masyarakat.

"Sesungguhnya mengonsumsi pecel memang bagian dari membangun kesehatan karena sayuran adalah sumber serat pangan yang baik. Sementara memasak dedaunan sebentar merupakan cara manusia untuk mempermudah menelan makanannya sehingga lebih mudah dicerna," kata Murdijati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Pendaki Ilegal Gunung Merapi Disanksi Bersihkan Kawasan Wisata 3 Bulan
Pendaki Ilegal Gunung Merapi Disanksi Bersihkan Kawasan Wisata 3 Bulan
Travel News
Tertahan akibat Ancaman Bom, 442 Jemaah Haji Difasilitasi Hotel dan Makan
Tertahan akibat Ancaman Bom, 442 Jemaah Haji Difasilitasi Hotel dan Makan
Travel News
Harga Tiket Kereta Jakarta-Kediri Selama Bandara Dhoho Tak Layani Penerbangan
Harga Tiket Kereta Jakarta-Kediri Selama Bandara Dhoho Tak Layani Penerbangan
Travelpedia
Cemasnya Ibrahim, Menanti Istri dan Anak di Tengah Ancaman Bom Saudia Airlines
Cemasnya Ibrahim, Menanti Istri dan Anak di Tengah Ancaman Bom Saudia Airlines
Travel News
Jetstar Tutup, Ini Maskapai Alternatif rute Surabaya-Singapura
Jetstar Tutup, Ini Maskapai Alternatif rute Surabaya-Singapura
Travel News
Polemik Tambang Nikel di Raja Ampat, Gagal Paham Esensi Berkelanjutan?
Polemik Tambang Nikel di Raja Ampat, Gagal Paham Esensi Berkelanjutan?
Travel News
Daftar Maskapai dari Bali ke Singapura Selain Jetstar, Langsung dan Transit
Daftar Maskapai dari Bali ke Singapura Selain Jetstar, Langsung dan Transit
Travel News
Cerita Warga Barcelona Terusir dari Tempat Tinggal Imbas Pariwisata Massal
Cerita Warga Barcelona Terusir dari Tempat Tinggal Imbas Pariwisata Massal
Travel News
Kronologi Ancaman Bom Pesawat Saudia Airlines, Terungkap Lewat Email
Kronologi Ancaman Bom Pesawat Saudia Airlines, Terungkap Lewat Email
Travel News
Apa Pemicu Demonstrasi Tolak Pariwisata Massal di Barcelona?
Apa Pemicu Demonstrasi Tolak Pariwisata Massal di Barcelona?
Travel News
Kemenhub: OTK Ancam Ledakkan Bom di Saudia Airlines
Kemenhub: OTK Ancam Ledakkan Bom di Saudia Airlines
Travel News
Pesawat Saudia Airlines Dapat Ancaman Bom, Pengelola Bandara Lakukan Ini
Pesawat Saudia Airlines Dapat Ancaman Bom, Pengelola Bandara Lakukan Ini
Travel News
Jetstar Asia Tutup Permanen, Ini Maskapai Alternatif dari Jakarta ke Singapura
Jetstar Asia Tutup Permanen, Ini Maskapai Alternatif dari Jakarta ke Singapura
Travel Ideas
Gratis Masuk Ancol hingga 20 Juni 2025, Ini 5 Ide Aktivitas di Ancol Tanpa Bayar
Gratis Masuk Ancol hingga 20 Juni 2025, Ini 5 Ide Aktivitas di Ancol Tanpa Bayar
Travelpedia
Jakarta Fair 2025 Gratiskan Tiket untuk Anak dan Lansia, Ini Syarat Lengkapnya
Jakarta Fair 2025 Gratiskan Tiket untuk Anak dan Lansia, Ini Syarat Lengkapnya
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau