JAKARTA, KOMPAS.com — Belum lama ini, dalam kasus candaan bom oleh penumpang salah satu maskapai di Bandara Supadio Pontianak, jendela darurat di pesawat terpaksa dibuka untuk mengevakuasi penumpang.
Jendela darurat dibuka saat pesawat masih di apron. Penumpang yang panik berloncatan dari sayap pesawat hingga beberapa mengalami cidera, Senin (29/5/2018).
Bagaimana sebenarnya prosedur penggunaan pintu dan jendela tersebut?
Baca juga: Cuti Bersama 18 Agustus 2025, Karyawan Swasta: Urusan Libur Saja Pilih-pilih
Kemudian, kapankah waktu yang tepat membuka pintu dan jendela darurat?
Menurut Pengamat Penerbangan Alvin Lie, tidak ada prosedur waktu tertentu kapan bisa dibukanya pintu darurat. Apakah sebelum take off, atau ketika pesawat dalam posisi tertentu.
"Pintu darurat itu digunakan dalam kondisi darurat, macam-macam bentuknya. Ada saat pesawat kecelakaan, ada saat pesawat kebakaran, dan sebagainya. Jadi titik poinnya di waktu darurat," tuturnya saat dihubungi KompasTravel, Rabu (30/5/2018).
Baca juga: Prabowo Anugerahkan Jenderal Kehormatan Bintang Empat kepada 5 Tokoh
Kondisi darurat yang dimaksud dalam prosedur ialah saat penumpang atau awak pesawat menilai harus segera keluar dari pesawat karena adanya ancaman keselamatan, bahkan nyawa.
Kondisi idealnya membuka pintu dan jendela darurat tersebut, menurut Alvin, saat awak kabin telah memberikan aba-aba berupa "evacuate-evacuate".
Namun, tidak semua kondisi darurat akan ideal. Menurut Alvin, sulit untuk ideal dalam keadaan darurat, seperti sistem informasi yang tiba-tiba tidak berfungsi ataupun awak kabin pingsan.
Baca juga: Profil Letjen Fadjar yang Dipuji Prabowo: Dulu Ajudan Jokowi, Kini Pangkostrad
"Jadi siapa pun berhak dan wajib melakukan pembukaan (pintu darurat) tersebut di waktu yang tepat, yaitu waktu darurat," terangnya.
Menanggapi kasus Lion Air JT 687, menurut sepengetahuannya, pembukaan jendela darurat bisa dibenarkan karena adanya ancaman.
Sayangnya, akses yang dibuka ialah jendela yang ada di atas sayap sehingga tidak keluar peluncur untuk akses turun penumpang. Jika yang dibuka pintu darurat, akan keluar peluncur yang memudahkan penumpang.
Baca juga: 18 Jurusan Kuliah yang Dibutuhkan di Masa Depan, Siswa Kelas 12 Cek
"Ini sangat situasional, jika dirasa tidak ada yang mengancam keselamatan dan nyawa, tentunya tidak bisa membuka jendela dan pintu. Tapi kalau konteks Lion kemarin, itu jelas ada ancaman keselamatan," terang Alvin, membenarkan.
Lalu, adakah posisi pesawat yang tepat untuk membuka pintu dan jendela darurat?
Ia menerangkan, pintu darurat hampir tidak mungkin bisa dibuka saat pesawat di udara karena teknisnya sangat sulit.
Baca juga: Cerita Alim Anggono, Usia 26 Tahun Jadi Rektor Termuda se-Indonesia
"Untuk pintu darurat hampir tidak mungkin karena teknisnya sangat sulit dilakukan saat pesawat di udara, begitu pun jendela darurat," tuturnya.
Jika jendela dipaksa dirusak dan terjadi retak, akan terjadi dekompresi. Udara bertekanan tinggi di dalam pesawat akan mendesak keluar, alhasil bisa menyedot penumpang ke luar.
"Jika dipaksa dirusak, akan terjadi dekompresi, karena perbedaan tekanan udara, meledak sih tidak," tuturnya.
Ia merekomendasikan untuk mendarat darurat di laut ataupun di darat sebelum membuka pintu dan jendela darurat.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!