Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parade Simbol dalam Sembahyang Leluhur Tionghoa

Kompas.com - 04/02/2019, 19:11 WIB
Vitorio Mantalean,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak tradisi Tionghoa yang menarik untuk diperbincangkan, terutama seputar Imlek. Mendekati perayaan Tahun Baru Imlek, kalangan Tionghoa pada umumnya menggelar prosesi sembahyang guna mengenang dan mendoakan para leluhur.

Ada kalangan Tionghoa yang melangsungkan prosesi ini sekitar satu minggu jelang Imlek. Namun, ada pula yang melakukannya persis sehari sebelumnya.

Kepada KompasTravel akhir Januari lalu, Oey Tjin Eng (75), seorang keturunan Cina Benteng mengatakan jika tradisi sembahyang pada malam Imlek merupakan bagian dari tradisi Konghucu.

Ia menambahkan, di China, Konghucu tidak semata dianggap sebagai agama, melainkan juga filsafat. Hal ini, menurutnya, membuat ajaran Konfusius melekat dalam budaya Tionghoa secara umum.

“Kalau kami orang Konghucu, sih, misalnya besok Imlek hari ini kita sembahyang. Sujud kepada Tuhan, memuliakan leluhur,” kata Tjin Eng yang lama menjadi pengurus Klenteng Boen Tek Bio, Tangerang, Banten.

Leluhur yang disembahyangi bisa siapa saja, mulai dari orangtua yang telah tiada, hingga sosok seperti Mak Kwan Im (kalangan Buddhis memanggilnya sebagai dewi) yang semasa hidupnya begitu dihormati.

Dalam prosesi sembahyang leluhur, beberapa benda seperti pigura foto leluhur dan dupa/hio harus tersedia. Hidangan sembahyang pun tak boleh luput tersaji di meja sembahyang.

Secara tradisi, hidangan “samseng” wajib tersuguh di atas meja. Samseng merupakan tiga jenis hewan dari unsur air, laut, dan udara.

Umumnya, samseng terdiri dari ikan bandeng, daging babi, dan ayam/bebek. Akan tetapi, menu samseng kadang dimodifikasi untuk menyesuaikan ajaran agama.

“Karena dikremasi secara Buddhis, jadi ikut tradisi Buddhis juga, vegetarian,” ujar Fifi (57), seorang keturunan Tionghoa yang berdomisili di kawasan Glodok, Jakarta, merujuk pada tradisi sembahyang leluhur keluarganya yang beragama Buddha.

Pada sembahyang kali ini, Fifi menggunakan sop sayur hijau, tumis terong, dan ayam khusus vegetarian yang tampak seperti daging ayam sungguhan.

Fifi juga menyajikan beberapa menu lain, mulai dari arak, teh, aneka kue, dan beberapa jenis buah. Masing-masing berjumlah tiga atau lima.

“Jumlahnya ganjil, ini kan untuk orang yang sudah mati,” katanya.

Hidangan-hidangan itu diletakkan secara berurutan. Hal ini sebetulnya melambangkan urutan makan ketika menjamu arwah leluhur. Di meja sembahyang Fifi, misalnya, terdapat cangkir teh, mangkuk arak, nasi dan lauk, kue, yang berbaris.

Ada pula semangkuk nasi yang ditancapkan sepasang sumpit, menyerupai batang-batang hio yang ditancapkan ke abu. Selain dalam prosesi sembahyang yang berkaitan dengan arwah, sumpit tidak boleh diletakkan menancap seperti itu.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Bukan Guide Juliana Marins yang Di-blacklist, tapi Operator Tur yang Ditangguhkan
Bukan Guide Juliana Marins yang Di-blacklist, tapi Operator Tur yang Ditangguhkan
Travel News
Viral Video Diduga Guide Juliana Coba Evakuasi, Gagal karena Tali Hanya 100 Meter
Viral Video Diduga Guide Juliana Coba Evakuasi, Gagal karena Tali Hanya 100 Meter
Travel News
Guide Juliana Marins Diblacklist Sementara Usai Insiden di Rinjani
Guide Juliana Marins Diblacklist Sementara Usai Insiden di Rinjani
Travel News
4 Aktivitas Wisata di Hutan Kota GBK, Bisa Piknik Gratis
4 Aktivitas Wisata di Hutan Kota GBK, Bisa Piknik Gratis
Travelpedia
Harga Tiket Festival Balon Yogyakarta, Sudah Termasuk Voucher Jajanan
Harga Tiket Festival Balon Yogyakarta, Sudah Termasuk Voucher Jajanan
Travel News
Bandung Zoo Buka Lagi Usai Konflik Internal, Simak Harga Tiketnya
Bandung Zoo Buka Lagi Usai Konflik Internal, Simak Harga Tiketnya
Travel News
Harga dan Cara Beli Tiket FlyJaya Jogja-Jakarta, Ini Jadwalnya!
Harga dan Cara Beli Tiket FlyJaya Jogja-Jakarta, Ini Jadwalnya!
Travel Ideas
Warga akan Halau Wisatawan yang Naik Motor Matik di Jalur Bromo via Probolinggo
Warga akan Halau Wisatawan yang Naik Motor Matik di Jalur Bromo via Probolinggo
Travel News
Festival Balon di Yogyakarta, Ini Lokasi, Waktu, dan Harga Tiketnya
Festival Balon di Yogyakarta, Ini Lokasi, Waktu, dan Harga Tiketnya
Travelpedia
Gedung Baru Stasiun Tanah Abang, Apa yang Berbeda?
Gedung Baru Stasiun Tanah Abang, Apa yang Berbeda?
Travel News
Maskapai Penerbangan Baru FlyJaya: Rute, Tarif, hingga Jadwal Terbang
Maskapai Penerbangan Baru FlyJaya: Rute, Tarif, hingga Jadwal Terbang
Travel News
Pesawat Boeing 737 Japan Airlines Turun 7.900 Meter Hanya dalam 10 Menit, Penumpang Panik
Pesawat Boeing 737 Japan Airlines Turun 7.900 Meter Hanya dalam 10 Menit, Penumpang Panik
Hotel Story
3 Jalur Pendakian Resmi Gunung Gede Pangrango, Simak Jarak ke Puncak
3 Jalur Pendakian Resmi Gunung Gede Pangrango, Simak Jarak ke Puncak
Travelpedia
Turis Gunakan Face Recognition, KAI Hemat Kertas hingga Rp 554 Juta
Turis Gunakan Face Recognition, KAI Hemat Kertas hingga Rp 554 Juta
Travel News
Promo Tiket Pesawat FlyJaya Beli 5 Gratis 1, Simak Syarat dan Masa Berlakunya
Promo Tiket Pesawat FlyJaya Beli 5 Gratis 1, Simak Syarat dan Masa Berlakunya
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Eks Menko Kemaritiman Jadi Calon Dubes AS, Keponakan Prabowo Beri Pesan Begini
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau