Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Tagar #DIYDaruratKlitih di Twitter, Amankah Wisata ke Yogyakarta?

Kompas.com - 04/02/2020, 20:21 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Media sosial Twitter tengah diramaikan dengan trending topik yaitu tagar #DIYDaruratKlitih. Tagar ini telah menjadi perhatian netizen Twitter dua hari belakangan.

Perlu diketahui klitih adalah tindak kekerasan yang umumnya dilakukan oleh pelajar, dilandasi berbagai alasan. Bisa rekrutmen anggota geng baru atau menunjukkan eksistensi. 

Banyak warga tak terkecuali wisatawan ke Yogyakarta cemas akan klitih.

Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo mengatakan hingga kini klitih tidak berpengaruh langsung terhadap dunia pariwisata.

Namun ia menegaskan bahwa klitih memang dapat berdampak pada keamanan dan kenyamanan wisatawan jika terus berlanjut.

Baca juga: #DIYdaruratklitih Ramai di Twitter, Apa Itu Klitih?

"Dampak pariwisata itu sensitif sekali. Ada sapta pesona yang isinya itu tujuh daya tarik, termasuk di dalamnya keamanan dan kenyamanan. Kalau di Yogyakarta masih banyak klitih, itu seharusnya tidak ada di DIY dan ini sangat mengganggu, karena DIY dikenal sebagai kota pelajar, juga budaya. Jadi harusnya tidak ada klitih seperti ini," kata Singgih ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (4/2/2020) sore.

Singgih amat menyayangkan tindakan para pelaku yang tak hanya mengganggu industri pariwisata DIY namun juga akan berdampak pada perekonomian daerah karena kunjungan wisatawan akan berkurang dengan adanya klitih.

Ia mengatakan, klitih yang ada di Yogyakarta juga akan menjadi pekerjaan rumah bagi Dinas Pariwisata DIY.

Oleh karenanya ia berharap para jajaran kepolisian, keamanan, hingga organisasi masyarakat ikut turut serta menumpas klitih.

Baca juga: 4 Tempat Wisata Ramah Anak di Yogyakarta, Cocok untuk Akhir Pekan

"Yang perlu dilakukan semua komponen bersama-sama melawan, baik pihak keamanan kepolisian saling melakukan giat patroli, ormas juga membantu memberikan informasi jika ada perkumpulan yang tak jelas dan berpotensi berkumpulnya klitih kemudian menginfokan ke kepolisian" kata Singgih.

"Kita harus mengambil langkah preventif, sehingga ada pihak keamanan kepolisian bisa menyambangi lokasi itu," lanjutnya.

Hingga kini menurut Singgih belum ada imbauan langsung bagi wisatawan yang datang ke DIY. 

"Imbauan, sampai saat ini kita belum melakukan tapi ada kewaspadaan. Sekarang ini kita lebih waspada, kemudian bagi para wisatawan yang melakukan perjalanan dengan pemandu wisata atau dengan para pramuwisata tentunya mereka diberikan rambu-rambu atau informasi khusus tentang waspada klitih," tambahnya.

Meski diakui Singgih hingga kini klitih tidak berpengaruh langsung dalam dunia pariwisata, ia tetap melakukan penindakan dan pencegahan.

Ia menambahkan apabila klitih terus ada tentu akan menganggu atau menghambat kunjungan wisatawan, terlebih dengan tindakan klitih yang tidak mengenal siapapun korbannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com