Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gado-gado Bon Bin, Kuliner Legendaris Jakarta Sejak 1960

Kompas.com - 21/02/2020, 08:09 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Hadi (67) masih terlihat sibuk melayani para pembeli yang menunggu datangnya gado-gado kegemaran mereka di Gado-gado Bon Bin.

Pria kelahiran tahun 1953 ini masih cekatan dan meracik sendiri gado-gado dan menyajikannya pada pelanggan.

Baca juga: Bedanya Gado-gado Siram Bon Bin Sejak 1960 dengan yang Lain di Jakarta

Gado-gado Bon Bin telah berdiri sejak 1960. Dahulu, ibunda Hadi yang mendirikan rumah makan ini.

Gado-gado Bon Bin berawal dari toko kelontong yang dimiliki kakek dan nenek Hadi di lokasi yang sama. Lantas usaha keluarga ini terus berkembang hingga jadi salah satu tempat gado-gado populer di Jakarta.

“Awal jual itu cendol dulu. Sebelumnya, kakek nenek jual sembako. Di dekat rumah saya ini ada Kantor Agama Jakarta Pusat. Kalau makan siang, pegawainya minta minuman dan ibu jadi bikin cendol,” jelas Hadi.

Tak lama setelah itu, para pegawai tersebut meminta agar ibu Hadi yang bernama Lanny itu untuk menyajikan makanan. Akhirnya Lanny pun menjual gado-gado siram khas Jakarta.

Baca juga: Musin Hujan, Yuk Liburan Akhir Pekan di 5 Tempat Wisata Indoor Jakarta

“Orang banyak tahu gado-gado diulek, tapi sebenarnya ada gado-gado siram yang khas Jakarta. Dulu ibu saya bilang, gado-gado siram itu mahal, makanya dia enggak bisa jajan itu pas kecil,” ujar Hadi sambil tertawa.

Nama Gado-gado Bon Bin sendiri berasal dari nama Jalan Kebon Binatang yang jadi lokasi rumah keluarga Hadi tersebut.

Nama jalan tersebut kemudian berganti jadi Jalan Cikini IV. Nama Jalan Kebon Binatang berasal dari adanya kebun binatang (bon bin) di kawasan Taman Ismail Marzuki, sebelum akhirnya bonbin pindah ke Ragunan pada 1969.

Baca juga: Wisata di Jakarta, Mengenal Kesenian di Taman Ismail Marzuki

Gado-gado Bon Bin, Cikini, Jakarta, telah berdiri sejak 1960SYIFA NURI KHAIRUNNISA Gado-gado Bon Bin, Cikini, Jakarta, telah berdiri sejak 1960

Setelah mulai berjualan gado-gado di tahun 1960, Lanny pun mengembangkan bisnisnya. Ia mulai berjualan rujak buah dan asinan.

Lalu di tahun 1970, menurut Hadi semakin banyak pegawai kantor yang datang dan meminta makanan berat berupa nasi. Sejak itulah nasi rames dan lontong cap go meh ada.

Satu dekade berlalu, pada tahun 1980-an Lanny pun mulai menjual varian mi. Hadi mengaku, saat itu banyak anak-anak dan orang dewasa yang tak suka makan sayur. Untuk mengakomodasi mereka, Hadi dan Lanny pun menyajikan menu mi ayam.

“Dulu banyak yang enggak suka sayur, makanya ada mi ayam. Tapi sekarang malah banyak yang cari gado-gado karena katanya makanan sehat,” kata Hadi dengan logat Betawi yang kental.

Baca juga: Libur Akhir Pekan, Yuk Berburu Buku di Pasar Kenari Jakarta

Gado-gado Siram Bon Bin ini memang berbeda dari yang lain. Bumbunya halus, gurih, dan sedikit asam. Inilah yang membuat gado-gado siram buatan Hadi jadi dirindukan para pelanggan setia. 

Hingga kini Hadi yang jadi generasi kedua di Gado-gado Bon Bin masih tetap menangani semua proses produksi hingga pelayanan sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

Travel Update
Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com