Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PAREKRAF

Video Mapping, Perkenalkan Indonesia hingga ke Mancanegara

Kompas.com - 09/06/2021, 12:59 WIB
Imalay Naomi Lasono,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat dan akan terus berkembang hingga kapanpun.

Perkembangan tersebut wajib dibarengi dengan kreativitas para seniman di Indonesia. Salah satunya dengan menghasilkan karya seni modern, seperti video mapping.

Sebagai informasi, video mapping merupakan perpaduan antara desain, arsitektur, dan teknologi untuk menghasilkan sebuah seni.

Tidak hanya itu, karya seni digital tersebut juga memiliki permainan warna, visualisasi yang menghasilkan rekayasa, dan ilusi optik yang menarik pada obyek.

Sebagai informasi, video mapping mulai ada di Indonesia pada 2008-2009. Pada mulanya, karya seni digital ini dimulai saat video jockey (VJ) menggunakan teknik pencahayaan sederhana untuk menghiasi pertunjukan musik para disk jockey (DJ) di klub malam.

Pada 2010, video mapping mulai ditayangkan di Museum Fatahilah, Jakarta Barat oleh studio desain "Sembilan Matahari". Sejak saat itu, nama “Sembilan Matahari” dikenal masyarakat sebagai sebuah penghasil karya digital yang memukau.

Asal usul

Sembilan Matahari merupakan studio yang fokus menciptakan desain, film, dan kreatif coding. Dari studio kecil ini, Sembilan Matahari menghasilkan berbagai karya, seperti video mapping, animasi, dan film yang menarik.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Seniman dan Budayawan

Desainer kondang, Co-Founder, dan Chief Executive Officer (CEO) PT Sembilan Matahari Adi Panutun mengatakan, ia dan timnya menginisiasi film dan karya dengan pendekatan baru. Pendekatan tersebut berupa memadukan teknologi dan seni.

Perjuangan memadukan teknologi dan seni tersebut bukan sebuah perjuangan yang mudah.  Setelah melewati banyak penolakan ketika mengajukan proposal untuk sponsor sejak 2007, Adi dan tim akhirnya berhasil memproduksi film layar lebar berjudul “Cin(T)a)” pada  2009.

Pencapaian tersebut membuat Sembilan Matahari jadi lebih tertantang untuk mengeksplorasi dunia digital lebih luas, salah satunya dengan membuat video mapping di Kota Tua pada 2010.

Melalui video mapping, Sembilan Matahari menghasilkan berbagai macam karya terbaiknya. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil karya unik mereka dengan menargetkan obyek video mapping di gedung atau tempat bersejarah di Indonesia.

Salah satu karya Sembilan Matahari yang cukup memukau adalah saat menampilkan karya video mapping yang seolah membakar Gedung Sate Bandung pada 2011.

Tidak hanya itu, Sembilan Matahari juga pernah menampilkan karya yang mengusung tema “Journey to Thousands Temples” di Kompleks Candi Prambanan pada 2016.

Kala itu, kelompok penghasil karya digital tersebut memproyeksikan video dan animasi ke tiga candi utama di Candi Prambanan dan berkolaborasi dengan Sendratari Roro Jonggrang.

Baca juga: Kharisma Event Nusantara 2021 Siap Bangkitkan Industri Kreatif Indonesia

Dalam video mapping tersebut, Sembilan Matahari memberikan ilustrasi meruntuhkan candi akibat efek gempa bumi. Selain itu, mereka juga berhasil menghidupkan kembali kisah Bandung Bondowoso yang mengutuk Roro Jonggrang menjadi batu melalui proyek video mapping.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Baca tentang


Terkini Lainnya
Dana Pariwisata dari Pemerintah Tak Jelas, Investasi Mandiri Jadi Andalan untuk Promosi Wisata
Dana Pariwisata dari Pemerintah Tak Jelas, Investasi Mandiri Jadi Andalan untuk Promosi Wisata
Travel News
Upaya Bangkitkan Pariwisata Indonesia di Tengah Tekanan dari Berbagai Sisi
Upaya Bangkitkan Pariwisata Indonesia di Tengah Tekanan dari Berbagai Sisi
Travel News
Mulai 1 Agustus 2025, Garuda Indonesia Resmi Buka Rute Jakarta-Samarinda
Mulai 1 Agustus 2025, Garuda Indonesia Resmi Buka Rute Jakarta-Samarinda
Travel News
Ada Lapangan Badminton di Tengah Mal WTC Mangga Dua, Buat Apa?
Ada Lapangan Badminton di Tengah Mal WTC Mangga Dua, Buat Apa?
Travelpedia
Besok, Penerbangan Citilink Pindah dari Bandara Halim ke Soetta
Besok, Penerbangan Citilink Pindah dari Bandara Halim ke Soetta
Travel News
20 Wisata Sejuk Dekat Jakarta, Healing yang Enggak Bikin Pusing
20 Wisata Sejuk Dekat Jakarta, Healing yang Enggak Bikin Pusing
Travel Ideas
Besok, Batik Air Pindahkan Penerbangan dari Halim ke Soetta
Besok, Batik Air Pindahkan Penerbangan dari Halim ke Soetta
Travel News
3 Tempat Wisata di Surabaya Timur yang Gratis Tiket Masuk
3 Tempat Wisata di Surabaya Timur yang Gratis Tiket Masuk
Travel Ideas
Sambut Event Pacu Jalur, Kemenpar Latih Pengelola Homestay
Sambut Event Pacu Jalur, Kemenpar Latih Pengelola Homestay
Travel News
Kisah WNI di Jepang, Selamat dari Tsunami Imbas Gempa Rusia
Kisah WNI di Jepang, Selamat dari Tsunami Imbas Gempa Rusia
Travel News
Maraknya Vila Ilegal Disebut Bisa Ancam Pariwisata Indonesia
Maraknya Vila Ilegal Disebut Bisa Ancam Pariwisata Indonesia
Travel News
Kisah WTC Mangga Dua, Pedagang: Lorong-Lorong Sepi, Kayak Kuburan
Kisah WTC Mangga Dua, Pedagang: Lorong-Lorong Sepi, Kayak Kuburan
Travelpedia
Mampir ke Masjid Terbesar di Kota Kinabalu, Terinspirasi dari Masjid Nabawi
Mampir ke Masjid Terbesar di Kota Kinabalu, Terinspirasi dari Masjid Nabawi
Travelpedia
12 Tempat Wisata di Jawa Timur yang Mirip Luar Negeri
12 Tempat Wisata di Jawa Timur yang Mirip Luar Negeri
Travel Ideas
Kenapa Kamar Mandi Hotel Ada di Dekat Pintu Masuk? Ini Jawaban Ahlinya
Kenapa Kamar Mandi Hotel Ada di Dekat Pintu Masuk? Ini Jawaban Ahlinya
Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau