Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kemunduran Kerajaan Sriwijaya dan Bangkitnya Kerajaan Malayu

Kompas.com - 17/07/2021, 08:33 WIB
Kistin Septiyani,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu Kerajaan bercorak Hindu Buddha yang pernah berdiri di Indonesia. Kerajaan ini dipercaya telah ada sejak tahun 671 Masehi (M).

Kemunduran kerajaan maritim yang sempat menguasai wilayah Asia Tenggara ini berkaitan erat dengan Kerajaan Malayu.

Dilansir dari "Kerajaan Sriwijaya: Pusat Pemerintahan dan Perkembangannya" karya Nia Kurnia Sholihat Irfan, Kerajaan Sriwijaya awalnya diduga sebagai negeri bawahan Kerajaan Malayu yang memerdekan diri.

Baca juga: Mengapa Kerajaan Sriwijaya Disebut Kerajaan Maritim?

Kerajaan Malayu diketahui berdiri jauh sebelum Sriwijaya. Hal ini diketahui dari catatan "Hsin-Tang-shu".

Dalam catatan tersebut, dinyatakan bahwa utusan Mo-lo-yu (Malayu) datang ke istana China pada tahun 644-645 M. Sedangkan perwakilan Shih-li-fo-shis (Sriwijaya) baru datang untuk pertama kalinya pada tahun 670.

Perebutan Selat Malaka

Malayu dipercaya memiliki kekuasaan atas Selat Malaka yang menjadi tempat persinggahan utama dalam jalur pelayaran dan perdagangan antara India dan Cina.

Kekuasaan atas Selat Malaka inilah yang diduga menjadi alasan Kerajaan Sriwijaya berusaha keras untuk menaklukkan Malayu.

Berdasarkan catatan I-tsing, Sriwijaya berhasil menguasai Malayu pada tahun 685 M. Ia mengatakan bahwa Malayu saat itu telah menjadi bagian dari Sriwijaya.

Meski tak diketahui secara pasti kapan penaklukan tersebut dilakukan, namun sejak saat itu, Malayu diketahui menjadi kekuasaan Sriwijaya selama berabad-abad.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya dan Selat Malaka

Selat Malaka berperan penting dalam perdagangan internasional. Tak hanya itu, selat yang terletak di antara Semenanjung Malaysia dan Pulau Sumatera ini menjadi jalur perdagangan yang dilewati oleh kapal-kapal negara lain.

Mengutip website resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Selat Malaka merupakan jalur utama yang menghubungkan negara bagian barat dengan negara bagian timur.

Pada masa Kerajaan Sriwijaya, disebut ada banyak pelabuhan yang bergantung pada Selat Malaka. Salah satunya adalah India.

Sebagai penguasa wilayah Selat Malaka, Sriwijaya menerapkan pajak terhadap pedagang-pedagang yang melewati selat tersebut. Bahkan beberapa menyebut bahwa pajak yang ditarik oleh Kerajaan Sriwijaya pada saat itu cukup tinggi.

Tak mengherankan jika Selat Malaka memiliki peran besar dalam sektor perekonomian kerajaan.

Baca juga: Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Serbuan dahsyat Colamandala

Dikutip dari "Kebudayaan dan Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia" karya Anton Dwilaksana, pajak tinggi yang dikenakan oleh Kerajaan Sriwijaya pada kapal-kapal pedagang di Selat Malaka ternyata memicu konflik.

Halaman:
Komentar
kerajaan sriwijaya eksis kira2 abad ke 7-14 yang berarti sekitar 700th. nkri masih kurang dari 100 tahun.


Terkini Lainnya
Singapura Peringkat 4 Kota Paling Ramah di Dunia Tahun 2025, Siapakah Nomor Satunya?
Singapura Peringkat 4 Kota Paling Ramah di Dunia Tahun 2025, Siapakah Nomor Satunya?
Travelpedia
Shutdown Pemerintah AS, 3.000 Penerbangan Delay Gara-gara Kekurangan Petugas ATC
Shutdown Pemerintah AS, 3.000 Penerbangan Delay Gara-gara Kekurangan Petugas ATC
Travel News
Trekking Santai di Desa Tinalah Kulon Progo, Ada Jalur 'Luna Maya'
Trekking Santai di Desa Tinalah Kulon Progo, Ada Jalur "Luna Maya"
Travelpedia
Akibat AS Shutdown, 50 Ribu Petugas Bandara Kerja Tanpa Gaji dan Ribuan Penerbangan Delay
Akibat AS Shutdown, 50 Ribu Petugas Bandara Kerja Tanpa Gaji dan Ribuan Penerbangan Delay
Travel News
5 Hutan dan Taman Pilihan untuk Berlibur ke Korea saat Musim Gugur
5 Hutan dan Taman Pilihan untuk Berlibur ke Korea saat Musim Gugur
Travelpedia
Kereta Wisata Malaysia-Thailand Siap Beroperasi Akhir Tahun 2025, Uji Coba MySawasdee Telah Dilakukan!
Kereta Wisata Malaysia-Thailand Siap Beroperasi Akhir Tahun 2025, Uji Coba MySawasdee Telah Dilakukan!
Travel News
Sempat Terjebak Badai Salju Gunung Everest, 580 Pendaki Berhasil Dievakuasi
Sempat Terjebak Badai Salju Gunung Everest, 580 Pendaki Berhasil Dievakuasi
Travel News
Kereta Supercepat Baru Jepang Punya Kursi Tegak, Ini Alasannya
Kereta Supercepat Baru Jepang Punya Kursi Tegak, Ini Alasannya
Travel News
UNESCO Buka Museum Virtual Benda Budaya Curian, Berharap Koleksinya Tak Bertambah
UNESCO Buka Museum Virtual Benda Budaya Curian, Berharap Koleksinya Tak Bertambah
Travel News
Pemkot Yogyakarta Siapkan 7 Tempat Khusus, Pengamen Dilarang Keliling Malioboro
Pemkot Yogyakarta Siapkan 7 Tempat Khusus, Pengamen Dilarang Keliling Malioboro
Travel News
Liburan ke Jepang Bulan Oktober, Apa yang Menarik?
Liburan ke Jepang Bulan Oktober, Apa yang Menarik?
Travelpedia
Indahnya Pemandangan Gunung Batur, Langsung Terlihat dari Kamar Hotel
Indahnya Pemandangan Gunung Batur, Langsung Terlihat dari Kamar Hotel
Hotel Story
Pesona Wisata Black Lava Gunung Batur Bali, Berapa Tarifnya?
Pesona Wisata Black Lava Gunung Batur Bali, Berapa Tarifnya?
Travelpedia
Mengapa Banyak Hotel Tak Memiliki Lantai 13? Ini Alasannya!
Mengapa Banyak Hotel Tak Memiliki Lantai 13? Ini Alasannya!
Hotel Story
Festival Gandrung Sewu 2025 Digelar 23-25 Oktober, Ada Ribuan Penari
Festival Gandrung Sewu 2025 Digelar 23-25 Oktober, Ada Ribuan Penari
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kompas.com

Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru! Jangan lewatkan update berita dari Kompas.com.