Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinas Pariwisata Gunungkidul Siapkan Aturan Wisata Saat Nataru

Kompas.com - 10/12/2021, 17:29 WIB
Markus Yuwono,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), masih menunggu aturan turunan dari Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 66 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 pada Saat Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru). 

"Selasa akan kita rapatkan, dan akan membuat surat edaran kepada pengelola wisata. Kemungkinan (salah satunya) pelarangan acara malam pergantian tahun untuk menghindari kerumunan. Tapi kita menunggu turunan dari Inmendagri," kata Sekretaris Dinas Pariwisata (Dinpar) Hary Sukmono saat dihubungi wartawan, Jumat (10/12/2021).

Baca juga:

Ia menjelaskan, meski ada pembatasan kunjungan wisatawan, namun kemungkinan akan ada target kunjungan saat libur Nataru mendatang.

"Kemungkinan akan ada target khusus, tetapi akan kita rapatkan terlebih dahulu," kata Harry.

Adapun untuk target kunjungan wisata selama tahun 2021, Harry mengatakan saat ini kurang Rp 1,7 miliar.

"Tahun ini target (Pendapatan Asli Daerah atau PAD dari sektor pariwisata) Rp 12 Miliar, realisasi saat ini Rp 10,3 Miliar. Jadi masih kurang Rp 1,7 Miliar," kata Harry.

Jika mengacu pada Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 pada Saat Natal Tahun 2021 dan Tahun Baru Tahun 2022, kapasitas wisatawan maksimal 75%.

Untuk lebih spesifiknya, setiap daerah diminta membatasi jumlah wisatawan sampai dengan 75% (tujuh puluh lima persen) dari kapasitas total. Hal ini tercantum di diktum keempat huruf g.

"Yang kami belum tahu, terkait kuota ini. Apakah diberikan kewenangan ke kami atau gimana. Nanti Ingub (Instruksi Gubernur) gimana, Inbup (Instruksi Bupati) gimana, apakah 25 persen atau berapa nanti kuotanya, kami masih menunggu," kata Harry. 

Baca juga:

Sementara Marketing Teraskaca Pantai Ngularan, Gabilla Nasution, mengatakan, pihaknya mengapresiasi langkah pemerintah pusat yang tidak menutup kawasan wisata selama libur akhir tahun.

Namun demikian, pihaknya tetap mengedepankan protokol kesehatan yang ketat, apalagi Teraskaca sudah memiliki sertifikast CHSE.

Adapun CHSE terdiri dari Cleanliness atau kebersihan, Health atau kesehatan, Safety atau keamanan, dan Environment Sustainability atau kelestarian lingkungan. 

Pengunjung juga wajib memiliki aplikasi PeduliLindungi. Sementara jam bukanya hingga saat ini pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB.

"Untuk pengunjung setiap hari bisa 2000 orang perhari," kata Gabilla kepada wartawan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Berikan Opinimu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Singapura Peringkat 4 Kota Paling Ramah di Dunia Tahun 2025, Siapakah Nomor Satunya?
Singapura Peringkat 4 Kota Paling Ramah di Dunia Tahun 2025, Siapakah Nomor Satunya?
Travelpedia
Shutdown Pemerintah AS, 3.000 Penerbangan Delay Gara-gara Kekurangan Petugas ATC
Shutdown Pemerintah AS, 3.000 Penerbangan Delay Gara-gara Kekurangan Petugas ATC
Travel News
Trekking Santai di Desa Tinalah Kulon Progo, Ada Jalur 'Luna Maya'
Trekking Santai di Desa Tinalah Kulon Progo, Ada Jalur "Luna Maya"
Travelpedia
Akibat AS Shutdown, 50 Ribu Petugas Bandara Kerja Tanpa Gaji dan Ribuan Penerbangan Delay
Akibat AS Shutdown, 50 Ribu Petugas Bandara Kerja Tanpa Gaji dan Ribuan Penerbangan Delay
Travel News
5 Hutan dan Taman Pilihan untuk Berlibur ke Korea saat Musim Gugur
5 Hutan dan Taman Pilihan untuk Berlibur ke Korea saat Musim Gugur
Travelpedia
Kereta Wisata Malaysia-Thailand Siap Beroperasi Akhir Tahun 2025, Uji Coba MySawasdee Telah Dilakukan!
Kereta Wisata Malaysia-Thailand Siap Beroperasi Akhir Tahun 2025, Uji Coba MySawasdee Telah Dilakukan!
Travel News
Sempat Terjebak Badai Salju Gunung Everest, 580 Pendaki Berhasil Dievakuasi
Sempat Terjebak Badai Salju Gunung Everest, 580 Pendaki Berhasil Dievakuasi
Travel News
Kereta Supercepat Baru Jepang Punya Kursi Tegak, Ini Alasannya
Kereta Supercepat Baru Jepang Punya Kursi Tegak, Ini Alasannya
Travel News
UNESCO Buka Museum Virtual Benda Budaya Curian, Berharap Koleksinya Tak Bertambah
UNESCO Buka Museum Virtual Benda Budaya Curian, Berharap Koleksinya Tak Bertambah
Travel News
Pemkot Yogyakarta Siapkan 7 Tempat Khusus, Pengamen Dilarang Keliling Malioboro
Pemkot Yogyakarta Siapkan 7 Tempat Khusus, Pengamen Dilarang Keliling Malioboro
Travel News
Liburan ke Jepang Bulan Oktober, Apa yang Menarik?
Liburan ke Jepang Bulan Oktober, Apa yang Menarik?
Travelpedia
Indahnya Pemandangan Gunung Batur, Langsung Terlihat dari Kamar Hotel
Indahnya Pemandangan Gunung Batur, Langsung Terlihat dari Kamar Hotel
Hotel Story
Pesona Wisata Black Lava Gunung Batur Bali, Berapa Tarifnya?
Pesona Wisata Black Lava Gunung Batur Bali, Berapa Tarifnya?
Travelpedia
Mengapa Banyak Hotel Tak Memiliki Lantai 13? Ini Alasannya!
Mengapa Banyak Hotel Tak Memiliki Lantai 13? Ini Alasannya!
Hotel Story
Festival Gandrung Sewu 2025 Digelar 23-25 Oktober, Ada Ribuan Penari
Festival Gandrung Sewu 2025 Digelar 23-25 Oktober, Ada Ribuan Penari
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kompas.com

Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru! Jangan lewatkan update berita dari Kompas.com.