Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Goa Braholo di Gunungkidul, Wisata sambil Belajar Sejarah Manusia Purba

Kompas.com - 16/11/2022, 18:07 WIB
Markus Yuwono,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com – Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), punya situs yang menyimpan sejarah, yakni Goa Braholo.

Goa ini sempat didiami manusia ribuan tahun lalu dan kini menjadi salah satu Cagar Budaya Nasional Kategori Situs di Indonesia.

Goa Braholo berlokasi di Padukuhan Semugih, Kalurahan Semugih, Kapanewon atau Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul.

Baca juga: Jalan Alternatif Yogyakarta-Gunungkidul, Awas Tanjakan Cinomati yang Terjal

Jika dari kota Yogyakarta, jaraknya sekitar 65 kilometer atau sekitar 2 jam perjalanan. Sesampainya di area parkir ada papan informasi mengenai hasil ekskavasi Gua Braholo.

Pengunjung harus menaiki puluhan anak tangga hingga akhirnya sampai di goa. Terdapat kotak bekas ekskavasi beberapa tahun lalu. Pengunjung disambut suara kelelawar yang tengah berkumpul di langit-langit gua.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Baca juga: Ironi Ayah dan Anak di Pusaran Kasus Korupsi Minyak Mentah Pertamina

Dari papan informasi di Goa Braholo, diketahui ekskavasi dilakukan pada 1995 dipimpin Profesor Truman Simanjuntak dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Jakarta.

Peninggalan peradaban manusia purba

Pada penelitian itu, digali 14 kotak ekskavasi dengan temuan peradaban manusia purba, seperti tembikar dan sisa biji-bijian yang sebagian diantaranya terbakar.

Ada pula sisa fauna yang melimpah. Penggalian bervariasi mulai 3-7 meter. Ekskavasi dihentikan karena terhalang blog gamping.

Baca juga: Orangtua Bocah Pelempar Batu ke KRL Baru di Bogor Siap Tanggung Jawab

Bahkan, pada kedalaman paling bawah pun belum menunjukkan steril atau masih ditemukan fosil. Ditemukan beberapa tulang manusia tiga di antaranya masih utuh, sisanya berupa potongan.

"Di sini ada 4 kerangka manusia, tempat tinggal Gua Braholo tahun 1997. Kata peneliti itu sudah manusia modern karena sudah ada pemisahan, seperti kerangka di pinggir dan sisa makanan di tengah," kata Juru Pelihara Gua Braholo yakni Marsono (44) kepada Kompas.com di rumahnya Rabu (16/11/2022).

Ia melanjutkan bahwa setelah ekskavasi, Goa Braholo dibuka untuk wisatawan pda 1996. Wisatawan pun jadi tahu sejarah goa ini.

Goa yang selalu ramai peneliti

Marso menyebut hampir setiap tahun ada penelitian di Gua tersebut. Namun sejak pandemi Covid-19

"Karena itu tahun 2001 dibangun anak tangga itu. Dibangun karena ada peneliti yang jatuh, jalannya kan setapak dan licin kalau musim hujan seperti ini. Tapi setelah Covid-19, tidak ada penelitian lagi di Gua Braholo," tutur dia.

Baca juga: Jalur Wisata ke Gunungkidul Longsor, Perbaikan Butuh Sekitar 1 Bulan

Di sisi lain, Marso menyebut saat ini jumlah kunjungan di Gua Braholo naik turun. Menurutnya hal tersebut karena belum banyak masyarakat yang mengetahui keberadaan tempat bersejarah ini.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Dikatakannya, pihak terkait mengundang sekolah-sekolah khususnya guru-guru sejarah di Gunungkidul untuk mengedukasi soal Gua Braholo dua tahun lalu. Sebab, di sini menjadi tempat penelitian dan banyak temuan sejarah.

"Seperti pekan lalu sekolah mengirimkan muridnya untuk membuat video sejarah gua braholo dan lain-lain, dan biasanya mereka datang saat akhir pekan. Selain itu, untuk masuk ke Gua Braholo gratis," kata Marsono.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Money

Ironi Ayah dan Anak di Pusaran Kasus Korupsi Minyak Mentah Pertamina
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Orangtua Bocah Pelempar Batu ke KRL Baru di Bogor Siap Tanggung Jawab
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Cerita Avan, Anak Penjual Es di Ponorogo yang Rumahnya Penuh Piala, Mengaku Tak Pernah Dapat Beasiswa Pemda
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

6 Dokumen Kependudukan yang Tidak Perlu Lagi Surat Pengantar RT/RW
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Remaja Joki Strava Raup Rp 300.000 Sekali Lari, Uangnya Buat Jajan dan Ditabung
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Money

Andai Punya 1 Lot Saham di Bank BCA, Berapa Dividen yang Didapat?
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

Cek Status NIK KTP untuk Bansos 2025, Apakah Nama Kamu Masih Terdaftar?
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Edukasi

Undip Buka Jalur Mandiri 2025, Sekian Uang Pangkal dan UKT Per Semester
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

Ciri Orang Cerdas Menurut Psikolog, Einstein, dan Socrates
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Hasil E-Voting Sementara PSI: Bro Ron Pertama, Disusul Kaesang, Mulyono Bontot
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Dedi Mulyadi Minta Masuk Sekolah Pukul 06.30 WIB, Kabupaten Bogor Pertahankan Aturan Lama
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

Matahari Tepat di Atas Kabah Pada 15 dan 16 Juli 2025, Ini Cara Koreksi Arah Kiblat Tanpa Alat
api-2 . LATEST


Terkini Lainnya
Camping di Pantai Menganti Kebumen, Tidur di Bawah Bintang hingga Panorama Lautan
Camping di Pantai Menganti Kebumen, Tidur di Bawah Bintang hingga Panorama Lautan
Travel Ideas
Delay Berkali-kali hingga Diprotes Ridwan Kamil, Super Air Jet Minta Maaf dan Beri Kompensasi
Delay Berkali-kali hingga Diprotes Ridwan Kamil, Super Air Jet Minta Maaf dan Beri Kompensasi
Travel News
Refleksi Bulan Suro Mangkunegaran Solo di Tengah Ramainya Sarinah Jakarta
Refleksi Bulan Suro Mangkunegaran Solo di Tengah Ramainya Sarinah Jakarta
Travel News
Gowes di Malang Kini Jadi Aktivitas Wisata yang Gerakkan Roda Ekonomi
Gowes di Malang Kini Jadi Aktivitas Wisata yang Gerakkan Roda Ekonomi
Travel News
Pacu Jalur Masuk Festival Unggulan 2025, Menpar Janjikan Dukungan Promosi dan Fasilitas
Pacu Jalur Masuk Festival Unggulan 2025, Menpar Janjikan Dukungan Promosi dan Fasilitas
Travel News
Pesan Tiket Kereta Kini Bisa 30 Menit sebelum Keberangkatan, Ini Cara Lengkapnya!
Pesan Tiket Kereta Kini Bisa 30 Menit sebelum Keberangkatan, Ini Cara Lengkapnya!
Travel Ideas
Usai KA Sancaka, Giliran KRL Baru Buatan Cina Dilempar Batu
Usai KA Sancaka, Giliran KRL Baru Buatan Cina Dilempar Batu
Travel News
Viral Bocah Aura Farming, Penonton Festival Pacu Jalur 2025 Diprediksi Membeludak
Viral Bocah Aura Farming, Penonton Festival Pacu Jalur 2025 Diprediksi Membeludak
Travel News
Rute Menuju Obelix Sea View dari Malioboro Jogja, Berapa Jam?
Rute Menuju Obelix Sea View dari Malioboro Jogja, Berapa Jam?
Travelpedia
DAMRI Buka Rute Depok-Lampung via Ciputat, Ini Harga Tiket dan Jadwalnya
DAMRI Buka Rute Depok-Lampung via Ciputat, Ini Harga Tiket dan Jadwalnya
Travel News
Festival Pacu Jalur 2025 Digelar Agustus, tapi Belum Ada Hotel Berbintang di Sekitarnya
Festival Pacu Jalur 2025 Digelar Agustus, tapi Belum Ada Hotel Berbintang di Sekitarnya
Hotel Story
Aquabike Championship 2025 Digelar di Jepara, Diikuti 30 Rider
Aquabike Championship 2025 Digelar di Jepara, Diikuti 30 Rider
Travel News
Festival Bunga Bandungan Digelar Hari Ini, Ada Kirab 25 Mobil Hias
Festival Bunga Bandungan Digelar Hari Ini, Ada Kirab 25 Mobil Hias
Travel News
Turis AS Hipotermia di Gunung Fuji, Cuma Pakai Sandal saat Mendaki
Turis AS Hipotermia di Gunung Fuji, Cuma Pakai Sandal saat Mendaki
Travel News
Pendakian Gunung Fuji di Jepang Buka Lagi, Tarif Naik 2 Kali Lipat
Pendakian Gunung Fuji di Jepang Buka Lagi, Tarif Naik 2 Kali Lipat
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau