Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Segera Buka Perbatasan, Warga Berbondong-bondong Pesan Tiket ke Luar Negeri

Kompas.com - 28/12/2022, 20:21 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Aplikasi paspor untuk warga negara China yang ingin melakukan perjalanan internasional akan dilanjutkan mulai 8 Januari 2023. Dikutip dari BBC, warga China pun berbondong-bondong memesan tiket perjalanan ke luar negeri setelah Beijing mengumumkan akan membuka kembali perbatasannya bulan depan.

Keputusan ini menindaklanjuti pengumuman dicabutnya karantina kedatangan internasional yang telah diberlakukan hampir selama tiga tahun terakhir.

Baca juga: Masuk ke China Tak Lagi Wajib Karantina, Mulai 8 Januari 2023

Permintaan tiket perjalanan internasional yang tinggi bahkan menyebabkan lonjakan traffic situs-situs perjalanan.

Dikutip dari The Guardian, data platform perjalanan Ctrip, misalnya, menunjukkan pencarian destinasi meningkat 10 kali lipat dalam waktu setengah jam setelah berita aturan perbatasan itu diumumkan pada Senin (26/12/2022) malam.

Menurut platform tersebut, destinasi paling dicari oleh warga China adalah Makau, Hong Kong, Jepang, Thailand, dan Korea Selatan.

Sementara data agen perjalanan Trip. com menunjukkan pemesanan penerbangan dari China naik 254 persen pada Selasa (27/12/2022) pagi, sejak hari sebelumnya.

Baca juga: Studi: Awal Pelonggaran Aturan Covid-19, Banyak Orang Ingin Liburan Mewah

Beberapa negara buat aturan bagi pendatang dari China

Meski sejumlah warga tampak bersemangat menyambut aturan baru tersebut dan bersiap melakukan perjalanan internasional, beberapa negara diketahui mempertimbangkan untuk membuat aturan pembatasan bagi pendatang dari China.

Pemerintah Amerika Serikat, misalnya, berpendapat pembatasan pendatang dari China penting karena kekhawatiran akan adanya peningkatan kasus Covid-19 dari negara tersebut.

Mereka menganggap kurangnya transparansi dari Pemerintah China terkait data kasus harian karena pemerintahnya berhenti merilis data yang dibutuhkan. Padahal, sejumlah laporan mengatakan rumah sakit di China mulai kembali kewalahan menangani kasus Covid-19.

"Ada peningkatan kekhawatiran dari komunitas internasional tentang lonjakan kasus Covid-19 di China saat ini dan kurangnya transparansi data, termasuk data urutan genomik virus," kata pemerintah Amerika Serikat, seperti dikutip oleh sejumlah agensi pemberitaan.

"Tanpa data ini, akan sangat sulit bagi pejabatan kesehatan masyarakat untuk memastikan kemampuan identifikasi potensi varian baru dan mengambil langkah cepat untuk menghentikan penyebarannya."

Baca juga:

Selain Amerika Serikat, negara lainnya yang juga mengambil langkah serupa adalah Jepang, salah satu tujuan populer para pelancong dari China, dan India.

Keduanya bahkan sudah mengumumkan bahwa pelancong dari China harus menunjukkan hasil tes negatif saat kedatangan. Bahkan, Jepang juga menyediakan pilihan karantina tujuh hari.

Namun, beberapa negara tidak melakukan langkah serupa. Inggris Raya dan Jerman, misalnya, mengatakan akan memantau dulu situasinya. Namun, saat ini keduanya tidak memberlakukan aturan pembatasan apapun terhadap pelancong dari China.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Seorang juru bicara Downing Street mengtakan, jumlah kasus di Inggris saat ini relatif masih rendah.

Sementara pernyataan resmi Kementerian Kesehatan Jerman mengatakan "tidak ada indikasi perkembangan mutasi (Covid-19) yang lebih berbahaya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Daftar Promo Liburan ke Jepang, Ada Diskon dan Tiket Pesawat Murah
Daftar Promo Liburan ke Jepang, Ada Diskon dan Tiket Pesawat Murah
Travel News
Titik Lokasi Jatuhnya Pendaki Denmark Dekat dengan Pendaki Swiss
Titik Lokasi Jatuhnya Pendaki Denmark Dekat dengan Pendaki Swiss
Travel News
Ada Cashback Hingga Rp 26,4 Juta di Pameran Wisata Ini, Cek Syaratnya
Ada Cashback Hingga Rp 26,4 Juta di Pameran Wisata Ini, Cek Syaratnya
Travel News
Efisiensi Anggaran, Ditjen Imigrasi Tunda Peluncuran Desain Paspor Baru Merah Putih
Efisiensi Anggaran, Ditjen Imigrasi Tunda Peluncuran Desain Paspor Baru Merah Putih
Travel News
Pendaki Denmark Jatuh di Gunung Rinjani, Tambah Daftar Insiden Kecelakaan
Pendaki Denmark Jatuh di Gunung Rinjani, Tambah Daftar Insiden Kecelakaan
Travel News
Pendaki Denmark Jatuh di Gunung Rinjani, Helikopter Diturunkan
Pendaki Denmark Jatuh di Gunung Rinjani, Helikopter Diturunkan
Travel News
Evakuasi Pendaki Asal Swiss Pakai Helikopter, Fasilitas dari Asuransi Pribadi
Evakuasi Pendaki Asal Swiss Pakai Helikopter, Fasilitas dari Asuransi Pribadi
Travel News
Promo Diskon Perjalanan ke Jepang Hingga Rp 11,5 Juta, Ini Cara Dapatnya
Promo Diskon Perjalanan ke Jepang Hingga Rp 11,5 Juta, Ini Cara Dapatnya
Travel News
Mulai 17 Juli 2025, Bagasi Gratis Lion Air Maksimal 10 Kg: Ini Ketentuannya
Mulai 17 Juli 2025, Bagasi Gratis Lion Air Maksimal 10 Kg: Ini Ketentuannya
Travelpedia
Promo Harga Tiket Pesawat Jakarta- Jepang PP Mulai Rp 4,8 Juta, Mau?
Promo Harga Tiket Pesawat Jakarta- Jepang PP Mulai Rp 4,8 Juta, Mau?
Travel News
Gubernur NTB: Orang Harus Punya Keyakinan kalau Mereka Datang ke Rinjani, Selamat
Gubernur NTB: Orang Harus Punya Keyakinan kalau Mereka Datang ke Rinjani, Selamat
Travel News
Dievakuasi Pakai Helikopter, Ini Lokasi Jatuhnya Pendaki Swiss di Gunung Rinjani
Dievakuasi Pakai Helikopter, Ini Lokasi Jatuhnya Pendaki Swiss di Gunung Rinjani
Travel News
Bagaimana Kondisi Lokasi Jatuhnya Pendaki Swiss di Gunung Rinjani?
Bagaimana Kondisi Lokasi Jatuhnya Pendaki Swiss di Gunung Rinjani?
Travel News
Tiga Pendaki Diblacklist 5 Tahun Usai Mendaki Gunung Baru Jari Rinjani
Tiga Pendaki Diblacklist 5 Tahun Usai Mendaki Gunung Baru Jari Rinjani
Travel News
Kronologi Pendaki Swiss Jatuh di Gunung Rinjani, Sempat Ditolong Dokter Spanyol
Kronologi Pendaki Swiss Jatuh di Gunung Rinjani, Sempat Ditolong Dokter Spanyol
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau