Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Petilasan Binzantium dan Ottoman di Edirne

Kompas.com - 15/02/2023, 09:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA jalur perjalanan darat dari Istanbul (Turkiye) ke Bulgaria, terletak sebuah kota yang dahulu bernama Uskudama, didirikan oleh kaum Thracian, kemudian pada tahun 125 dikuasai oleh kaisar Romawi, Hadrian. Setelah dikuasi Romawai kota itu disebut sebagai Hadrianopel. 

Sultan Murad I pada tahun 1362 merebut kota itu untuk kemudian diproklamirkan sebagai ibu kota kesultanan Ottoman sejak 1413 sampai dengan 1458 sebelum ibu kota dipindah oleh Mehmed II ke Konstantinopel yang kini dikenal dengan nama Istanbul.

Kota di ujung Barat Laut Turkiye masa kini itu kini disebut sebagai Edirne.

Mehmed II dilahirkan di Edirne, sementara Mehmed IV yang bertahta di Istana Topkapi Istanbul secara khusus minta jenazahnya dikebumikan di Edirne demi menghormati kota kelahiran Mehmed II.

Pada masa Bizantium, Hadrianopel tersohor sebagai pusat agama Nasrani yang kini dikenal sebagai Gereja Ortodoks Eropa Timur. Pada tahun 2018, para arkeolog menemukan puing-puing petilasan gereja Bizantium yang dibangun pada sekitar tahun 500 pada periode dini arstitektur Bizantium di Hadrianopel sebelum Konstantinopel.

Baca juga: Mengapa Jatuhnya Konstantinopel Mendorong Penjelajahan Samudra?

Ketika masih ibu kota Kesultanan Ottoman, Edirne mengalami masa keemasan sebagai pusat administratif, komersial, dan kultural sebelum difungsikan sebagai istana pesanggerahan musim panas bagi para sultan yang bertahta di Istanbul.

Edirne sempat dikuasai Rusia pada tahun 1829 sampai dengan 1878, sebelum direbut oleh Bulgaria pada Perang Balkan I, kemudian direbut Yunani pada Perang Kemerdekaan Turki yang kini menyebut diri sebagai Turkiye, lalu dikembalikan ke pemerintah Turkiye tahun 1922.

Edirne masa kini kaya raya perbendaharaan arsitektural berupa masjid dengan masjid utama nan legendaris yaitu Selimiye Cami alias Masjid Selim sebagai mahakarya maha arsitek Ottoman, Mimar Sinan. Masjid Suleiman di kawasan Bazar Rempah Istanbul serta Monumen Barbarossa di tepi pesisir Bosporus benua Eropa Istanbul juga dirancang oleh Mimar Sinan.

Masjid Selim terletak di puncak sebuah bukit tertinggi Edirne. Konstruksi Masjid Selim dimulai tahun 1569 atas perintah Sultan Selim II dan selesai tahun 1575, setahun setelah Selim II wafat.

Struktur utama Masjid Selim terdiri dari sukuensi 18 kubah didominasi sebuah kubah utama berukuran paling besar. Kubah utama yang didukung delapan pilar sengaja diletakkan dekat dengan dinding demi menghadirkan ruang tengah masjid yang luas.

Empat minaret dengan tiga balkon pada setiap sudut struktur merupakan ciri arsitektural khas masjid masa kesultanan Ottoman. Masjid Selim dilengkapi bangunan-bangunan komplementarial seperti madrasah, perpustakaan, sekolah tinggi teologi, museum arkeologis serta etnografika yang pada tahun 2011 resmi dinobatkan UNESCO sebagai warisan kebudayaan dunia setara Hagia Sofia dan Masjid Biru di Istanbul.

Baca juga: Mengapa Konstantinopel Diperebutkan?

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Cara Murah Naik Kereta Api Yogyakarta-Semarang, Cuma Rp 48.000
Cara Murah Naik Kereta Api Yogyakarta-Semarang, Cuma Rp 48.000
Travel Ideas
Hotel Berstandar Internasional Pertama Hadir di Kota Lumajang
Hotel Berstandar Internasional Pertama Hadir di Kota Lumajang
Hotel Story
Jadwal Acara HUT ke-80 RI di Monas 17 Agustus, Jam Berapa Karnaval Dimulai?
Jadwal Acara HUT ke-80 RI di Monas 17 Agustus, Jam Berapa Karnaval Dimulai?
Travel News
Okupansi Hotel di NTB Lesu, Sebagian Pilih Stop Putar Musik karena Kena Royalti
Okupansi Hotel di NTB Lesu, Sebagian Pilih Stop Putar Musik karena Kena Royalti
Hotel Story
Hotel di NTB Kaget Ditagih Royalti Musik, PHRI Ungkap Keresahan
Hotel di NTB Kaget Ditagih Royalti Musik, PHRI Ungkap Keresahan
Hotel Story
Detik-detik Tour Guide Tewas saat Snorkeling, Sempat Bilang 'Please Help Me'
Detik-detik Tour Guide Tewas saat Snorkeling, Sempat Bilang "Please Help Me"
Travel News
25 Pulau Terindah di Dunia Versi Travel and Leisure, Bali Peringkat Berapa?
25 Pulau Terindah di Dunia Versi Travel and Leisure, Bali Peringkat Berapa?
Travelpedia
Hotel Kaget Ditagih Royalti Musik, Ini Rincian Tarifnya Berdasarkan Kamar
Hotel Kaget Ditagih Royalti Musik, Ini Rincian Tarifnya Berdasarkan Kamar
Hotel Story
Ditagih Royalti, Pengusaha Hotel: Lagu di TV Kamar Juga Dihitung
Ditagih Royalti, Pengusaha Hotel: Lagu di TV Kamar Juga Dihitung
Hotel Story
Sejumlah Hotel di Mataram Bingung, Tiba-Tiba Ditagih Royalti Musik
Sejumlah Hotel di Mataram Bingung, Tiba-Tiba Ditagih Royalti Musik
Travel News
Okupansi Lesu, Hotel di Mataram Keberatan Dikenakan Royalti Musik
Okupansi Lesu, Hotel di Mataram Keberatan Dikenakan Royalti Musik
Travel News
7 Tempat Wisata Gratis untuk Pemilik Nama Agus di Bulan Agustus 2025, TMII hingga BXSea
7 Tempat Wisata Gratis untuk Pemilik Nama Agus di Bulan Agustus 2025, TMII hingga BXSea
Travel News
7 Panduan Snorkeling untuk Pemula, Jangan Snorkeling Sendiri
7 Panduan Snorkeling untuk Pemula, Jangan Snorkeling Sendiri
Travelpedia
Tak Cuma Sehari, Tarif Transportasi Umum Jakarta Rp 80 Berlaku 17-18 Agustus 2025
Tak Cuma Sehari, Tarif Transportasi Umum Jakarta Rp 80 Berlaku 17-18 Agustus 2025
Travel News
Menhut: SOP Pendakian Gunung Rinjani Akan Direplikasi ke Gunung-gunung Lain
Menhut: SOP Pendakian Gunung Rinjani Akan Direplikasi ke Gunung-gunung Lain
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau