Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Larangan Mendaki di Gunung Bali, Pengamat: Tempat Suci sejak Dulu

Kompas.com - 08/06/2023, 11:47 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rencana pelarangan aktivitas wisata dan pendakian di gunung-gunung di Bali dikabarkan akan dibuat menjadi peraturan daerah (perda). 

Menurut Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana Profesor I Gde Pitana, sebenarnya gunung sejak awal merupakan tempat yang sakral atau disucikan sehingga tidak aneh jika diterapkan aturan untuk menjaganya dari perilaku-perilaku yang dinilai merusak. 

Baca juga:

"Larangan untuk mendaki atau lebih tepatnya pemberlakuan peraturan yang ketat untuk pendaki bukanlah hal yang baru, dan bukanlah unik di Bali," kata Pitana saat dihubungi Kompas.com, Rabu (7/6/2023). 

 

Ia menjelaskan, pariwisata yang dikembangkan terutama di Bali adalah pariwisata yang berwawasan budaya. Hal itu berarti menghargai budaya lokal, nilai-nilai kearifan lokal, etika lokal, dan terutama nilai-nilai yang terkait dengan keagamaan.

Namun, masyarakat Bali melihat adanya wisatawan-wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara, yang perilakunya tidak sesuai dengan kaidah-kaidah tadi. 

Baca juga: Duka Saut Situmorang, Jatuh di Pelukan Anies, Usai Tom Lembong Divonis 4,5 Tahun Bui

"Oleh karena itu, maka perlu dilakukan pengaturan atau pencegahan jangan sampai ada kesan bahwa Bali itu serba boleh menjual apa saja, kemudian berlaku boleh berbuat apa saja di Bali," ujarnya.

Gunung memang disucikan di Bali

Pengamat pariwisata ini menjelaskan, wisatawan perlu mengetahui bahwa dalam sistem kepercayaan umat Hindu di Bali beberapa tempat, antara lain gunung, bukit, mata air, dan danau, disakralkan atau disucikan.

"Kalau kamu pergi ke Bali, maka akan bisa membuktikan bahwa setiap puncak bukit atau setiap puncak gunung pasti ada puranya, sebagai tempat suci orang Hindu di Bali," tutur dia.

Baca juga: Ada Aturan Baru untuk Turis Asing di Bali, Catat 5 Penting Ini

Lebih lanjut, kata Pitana, sayangnya banyak pendaki yang tidak mengikuti kaidah-kaidah keagamaan yang ada di Bali.

Dengan demikian, ia sebagai seorang sulinggih (pendeta atau orang suci) yang ada di Bali bersama-sama dengan para sulinggih lainnya berkumpul untuk membahas cara menjaga tempat tersebut.

"Kami para pendeta kumpul, (membicarakan) bagaimana caranya biar kita atur jangan sampai ini dan begini karena gunung adalah tempat suci, demikian pula pura," tutur Pitana.

Baca juga: Uang Miliaran Hasil Menyanyi Ludes Tinggal Rp 10.000, Farel Prayoga: Akibat Orangtua Enggak Bijak Mengelolanya

Halaman:


Terkini Lainnya
Visa Pendidikan Nonformal Indonesia untuk WNA, Ini Syarat dan Biayanya
Visa Pendidikan Nonformal Indonesia untuk WNA, Ini Syarat dan Biayanya
Travel News
Kereta Api Kelas Bisnis Masih Ada, Cuma di Sumatera dan Momen Tertentu
Kereta Api Kelas Bisnis Masih Ada, Cuma di Sumatera dan Momen Tertentu
Travel News
Jalur Pendakian Pelawangan Sembalun Ditutup Sementara, BTN Gunung Rinjani Lakukan Perbaikan
Jalur Pendakian Pelawangan Sembalun Ditutup Sementara, BTN Gunung Rinjani Lakukan Perbaikan
Travel News
Kantor Imigrasi: Banyak WNI Perempuan jadi Sasaran Love Scamming Akun WNA Palsu
Kantor Imigrasi: Banyak WNI Perempuan jadi Sasaran Love Scamming Akun WNA Palsu
Travel News
WNA Kini Bisa Ajukan Visa Pendidikan Nonformal di Indonesia
WNA Kini Bisa Ajukan Visa Pendidikan Nonformal di Indonesia
Travel News
5 Hotel Bali Ini Masuk 100 Hotel Terbaik di Dunia Versi Travel and Leisure
5 Hotel Bali Ini Masuk 100 Hotel Terbaik di Dunia Versi Travel and Leisure
Hotel Story
Imbas Tragedi Gunung Rinjani, Rescue Center dan Pelatihan Pemandu Wisata Disiapkan
Imbas Tragedi Gunung Rinjani, Rescue Center dan Pelatihan Pemandu Wisata Disiapkan
Travel News
Mau Liburan Murah ke Jepang? Pilih Musim Ini Biar Hemat Bujet
Mau Liburan Murah ke Jepang? Pilih Musim Ini Biar Hemat Bujet
Travel News
Jadwal Festival Layang-layang Yogyakarta 2025, Berapa Tiket JIKF?
Jadwal Festival Layang-layang Yogyakarta 2025, Berapa Tiket JIKF?
Travelpedia
Jadwal Event di GBK 18-20 Juli 2025, Ada Piala AFF U-23 hingga PKB Run Fest
Jadwal Event di GBK 18-20 Juli 2025, Ada Piala AFF U-23 hingga PKB Run Fest
Travelpedia
Sebulan 4 Pendaki Asing Jatuh di Rinjani, tapi Ribuan Orang Masih Antre Naik
Sebulan 4 Pendaki Asing Jatuh di Rinjani, tapi Ribuan Orang Masih Antre Naik
Itinerary
Petugas Imigrasi Tuai Pujian Usai Cegah WNI Temui Pacar Facebook di Pakistan
Petugas Imigrasi Tuai Pujian Usai Cegah WNI Temui Pacar Facebook di Pakistan
Travel News
Susi Air Buka Rute Pangandaran-Yogyakarta Cuma 50 Menit, Cek Harga Tiketnya!
Susi Air Buka Rute Pangandaran-Yogyakarta Cuma 50 Menit, Cek Harga Tiketnya!
Travel News
Dua Pendaki Asing Jatuh di Rinjani, Jalur Pelawangan Ditutup Sementara
Dua Pendaki Asing Jatuh di Rinjani, Jalur Pelawangan Ditutup Sementara
Travel News
Kereta Api Kelas Bisnis di Pulau Jawa Resmi Dihapus
Kereta Api Kelas Bisnis di Pulau Jawa Resmi Dihapus
Travel News
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau