JAKARTA, KOMPAS.com - Jembatan penyeberangan multiguna (JPM) Dukuh Atas di Jakarta Pusat sudah bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berpindah moda transportasi, setelah LRT Jabodebek resmi beroperasi pada Senin (28/8/2023).
Pembangunan JPM ini memiliki konsep konektivitas antar-moda, ramah pejalan kaki, dan ramah pesepeda.
Baca juga:
Adapun JPM Dukuh Atas merupakan proyek jembatan yang dibangun oleh PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), bekerja sama dengan Vision First.
Vice President of Corporate Secretary WSBP Fandy Dewanto mengatakan, JPM akan memberikan kenyamanan, kemudahahan, dan keamanan bagi para pengguna transportasi publik untuk mengakses sejumlah lokasi.
“WSBP telah berkontribusi terhadap upaya perubahan gaya hidup masyarakat urban Jakarta," kata Fandy, dikutip dari Kompas.com, Selasa (15/8/2023).
Memiliki panjang sekitar 250 meter, JPM Dukuh Atas terbentang dari Stasiun LRT Jabodebek, menyusuri Waduk Setiabudi, menyeberangi Kanal Barat, lalu berujung di Stasiun KRL Sudirman.
Tidak hanya berfungsi sebagai titik transit atau perpindahan penumpang, JPM Dukuh Atas juga menjadi penghubung lima moda transportasi yaitu KRL Commuterline, MRT Jakarta, LRT Jabodebek, kereta api (KA) Bandara, dan bus TransJakarta.
Lebih tepatnya, JPM Dukuh Atas menghubungkan Stasiun KRL Sudirman, Stasiun MRT Dukuh Atas BNI, Stasiun LRT Dukuh Atas, Stasiun KA Bandara BNI City, dan Halte BRT TransJakarta Dukuh Atas.
Baca juga:
Meskipun disebut sebagai jembatan, JPM didesain dengan fungsi pendukung berupa area pertokoan dan juga sebagai spot wisata baru.
Fasilitas baru ini terbagi dalam tiga zona yaitu Zona 1 (Sisi Waduk Setiabudi, bangunan tiga lantai), Zona 2 (Jembatan Jalan Galunggung dan Jembatan Banjir Kanal), dan Zona 3 (Sisi Rel Kereta Stasiun Sudirman, bangunan dua lantai).