Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Remaja Tasikmalaya Tewas akibat Oplosan, Ini Bahaya Konsumsi Miras

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi minuman keras oplosan. (Shutterstock)
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Dua orang warga di Kampung Ciawi Desa, Kecamatan Bojongglambir, Kabupaten Tasikmalaya, tewas setelah pesta minuman keras (miras) oplosan bersama enam temannya seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com (22/8/2019).

Para korban mulai mengalami keracunan miras oplosan tak lama setelah pesta miras pada Rabu (21/8/2019) sore kemarin.

Seperti diketahui, miras yang dikonsumsi tersebut telah dicampur dengan obat batuk cair salah satu merk terkenal dan alkohol pembersih luka 70 persen.

Tak hanya miras oplosan, menenggak minuman keras biasa pun bisa menyebabkan serangkaian masalah pada tubuh.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam pemberitaan Kompas.com (16/1/2012), misalnya, setiap orang yang biasa minum minuman beralkohol pernah mengalami pusing-pusing atau rasa tersiksa lain sehabis meminum minuman keras dalam jumlah yang berlebihan.

Baca juga: Dua Remaja Tewas Seusai Pesta Miras di Tasikmalaya

Namun, menenggak minuman keras berapapun banyaknya, akan berdampak sangat luas bagi kesehatan.

Dokter spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam, dampak buruk dari kebiasaan meminum alkohol akan berdampak pada beberapa organ di dalam tubuh, antara lain otak, mulut, saluran cerna hingga smpai ke usus besar.

Pengkonsumsian alkohol dalam waktu singkat dan dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya keracunan alkohol atau intoksikasi alkohol yang bisa membahayakan nyawa.

"Intoksikasi terjadi bila jumlah alkohol yang dikonsumsi di atas ambang batas toleransi orang tersebut sehingga memicu gangguan fisik dan mental," papar Ari.

Orang-orang yang mengkonsumsi minuman keras dalam jangka waktu yang panjang mempunyai risiko terkena peradangan kronis pada saluran pencernaannya, khususnya lambung.

"Pasien yang sering meminum alkohol akan mudah ditemui kelainan pada lambungnya," lanjut Ari.

Ahli dalam bidang pencernaan ini juga menjelaskan, peradangan kronis yang terjadi pada saluran pencernaan akan membentuk erosi sampai tukak usus dan menyebabkan perubahan struktur dalam usus hingga akhirnya berubah menjadi sel-sel ganas atau kanker.

Peradangan kronis juga sering kali berlanjut menjadi penciutan hati atau sirosis.

"Komplikasi lanjutannya bisa bermacam-macam, seperti pembengkakan pada perut, perdarahan pada saluran cerna, sampai kanker usus besar," tambahnya.

Penyakit kerapuhan tulang atau osteoporosis, impotensi, hingga gangguan kesuburan dan kanker payudara merupakan dampak lain dari kecanduan minuman keras.

Baca juga: Bikin Puluhan Orang Meninggal, Ada Apa dengan Miras Oplosan?

Dilansir pula dari pemberitaan Kompas.com, (9/4/2018), konsumsi alkohol bisa menimbulkan efek akut (segera) dan juga kronis (jangka panjang) mulai dari kerusakan rongga mulut, kerongkongan, hingga kanker liver.

Efek akut menenggak alkohol adalah rasa mabuk, jika sudah parah akan membuat orang tertidur.

"Alkohol bisa menyebabkan keracunan yang efeknya adalah muntah. Selainitu konsumsi alkohol juga bisa membuat tidur malam, nah kalau muntah dan tidak sadarkan diri bisa masuk ke paru-paru, kata Ari.

Di sisi lain, alkohol juga akan menekan pusat kesadaran dan ini terkait dengan pusat pernapasan. Peminumnya akan mangalami henti otak dan henti napas.

(Sumber: Kompas.com/Irwan Nugraha/Lusia Kus Anna)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi