Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelakuan Pejabat yang Menjadi Sorotan, dari Minta Jatah "Kursi" hingga Telanjang Dada

Baca di App
Lihat Foto
repro bidik layar akun Instagram @musievent
Promotor acara mengeluhkan adanya tindakan oknum dari pejabat yang meminta jatah kursi saat pelaksanaan konser berlangsung.
|
Editor: Sari Hardiyanto


KOMPAS.com - Konser megah grup musik Westlife di stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, pada Minggu (18/8/2019) ternyata memicu polemik.

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com (22/8/2019), ada perilaku dari pejabat yang meminta "jatah" kursi ketika konser berlangsung.

Hal itu terungkap dari unggahan promotor acara di akun instagram @musievent.

Saat dimintai tanggapan soal keluhan tersebut, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengaku terkejut ada pejabat yang meminta "jatah" mencapai 500 kursi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Siapa itu yang minta? itu mau dijual?" kata Herman Deru, Kamis (22/8/2019).

Herman mengatakan dirinya akan mencari tahu siapa oknum pejabat yang disebut promotor tersebut.

"Yang minta siapa? saya cari tahu dulu siapa. Nanti saya akan tegur. Enggak boleh itu," ujar dia.

"Tapi (promotor acara) Westlife harus hati-hati. Kalau enggak ada (pejabat yang minta jatah kursi) saya tegur mereka," ujar dia.

Ternyata, tak hanya oknum pejabat di atas saja yang perilakunya menjadi sorotan publik. Ada nama Pasha Ungu dan Ridwan Kamil yang juga pernah menjadi sorotan publik.

Baca juga: Ada Pejabat Minta Jatah Kursi Nonton Westlife, Gubernur Sumsel Meradang

Gaya Rambut Pasha "Ungu"

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com (23/1/2018), Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said atau yang biasa dikenal dengan nama Pasha 'Ungu" ini pernah menjadi sorotan perihal gaya rambutnya.

"Saya kira dengan potongan rambut saat ini saya merasa nyaman. Masih dalam kewajaran dan tidak melanggar etika. Jadi saya pikir tidak ada masalah kan," kata Pasha waktu itu.

Pasha juga menyadari bahwa dirinya tengah menjadi sorotan seusai tampil di tayangan televisi dengan mengenakan pakaian dinas Aparatur Sipil Negara (ASN) dan bergaya rambut dikucir.

Pasha menambahkan bahwa acara yang ia hadiri itu bertema "Musisi yang Menjadi Kepala Daerah".

Pasha mengaku saat turun dari pesawat untuk menghadiri acara tersebut, dirinya tidak sempat untuk dandan. Akhirnya untuk lebih praktis, ia mengucir rambutnya.

"Namun jujur, saya tidak punya maksud untuk bersikap nyeleneh atau kurang sopan di depan pemirsa," ujarnya.

Baca juga: Cerita Pasha Ungu, Ditanya Maju Jadi Cagub atau Cawalkot oleh Mendagri

Lihat Foto
Facebook via Tribun Kaltim
Sebuah foto dengan wajah Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo atau yang lebih dikenal dengan nama Pasha Ungu beredar di media sosial Facebook lewat akun Romeo Alfa Kilo.

Gaya Berpakaian Pasha "Ungu"

Tak hanya sekali, lagi-lagi kelakuan Pasha "Ungu" menjadi sorotan publik.

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com (15/4/2016), kali ini Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo bersama jajaran stafnya tertawa melihat gaya berpakaian Wakil Wali Kota Palu tersebut.

Foto yang memperlihatkan gaya berbusana Pasha sudah tersebar dan ramai dibicarakan di media sosial.

Pada mulanya, wartawan menanyakan kepada Mendagri soal gaya berpakaian Pasha tersebut. Saat itu Mendagri belum mengetahui seperti apa gaya berpakaian Pasha.

Wartawan akhirnya menunjukkan foto tersebut. Di dalam foto tersebut, Pasha menggunakan pin praja wibawa (Satpol PP), wing marinir, lencana pelopor lantas, tongkat komando, serta setelan jas yang dipadupadankan dengan celana jeans dan ikat pinggang ala rocker.

Mendagri pun langsung tertwa setelah melihat foto tersebut.

"Ha-ha-ha... saya akan cek dulu ya. Saya akan cek ke Gubernur," kata Tjahjo.

Menurut Mendagri, seragam wakil wali kota harusnya menggunakan seragam dengan tanda korpri dan nama serta tanda jasa bila memang ada.

Baca juga: Wakil Wali Kota Palu Pasha Ungu Temui Mendagri, Bahas Masalah Internal

Ridwan Kamil Telanjang Dada

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com (5/11/2014), Wali Kota Bandung saat itu, Ridwan Kamil, ikut bertelanjang dada bersama ribuan Bobotoh dan Viking Persib Fans Klub, suporter Persib Bandung.

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu terjadi saat mendukung tim sepak bola kesayangannya, Persib Bandung, pada laga semifinal Indonesia Super League (ISL) melawan Arema Cronus di Stadion Jakabaring, Palembang, Selasa (4/10/2014).

Aksi dari Emil tersebut sontak menjadi bahan perbincangan di masyarakat maupun di media sosial.

Emil pun menjelaskan alasannya mengapa dirinya mengikuti aksi telanjang dada (buligir) massal.

"Kami mengirim belasan bus ke sana. jumlah bobotoh lebih dari 2.000 orang. Awalnya ditolak masuk karena rata-rata pakai atribut Persib, dan itu tidak boleh karena sedang kena sanksi. Pilihannya, pakai baju yang tidak beratribut Persib atau buligir," ujar Emil saat ditemui seusai peresmian Gedung Elisabeth RS Santo Boromeus Bandung, Rabu (5/11/2014)

Agar tidak menimbulkan kekrisuhan di sana, Emil langsung meminta kepada para bobotoh yang akan masuk ke dalam stadion untuk kompak tidak menggunakan baju.

"Karena memang rata-rata tidak bawa baju (ganti). Saat situasi memanas karena tidak boleh masuk, saya bilang, 'Sudah, buka baju saja, saya juga nemenin'," ungkapnya.

Emil mengakui bahwa hal tersebut terpaksa dilakukan dan bukan bentuk gagah-gagahan belaka.

"Bukan gaya-gayaan, tetapi keterpaksaan. Akhirnya, itu (telanjang) malah jadi mempersatukan. Enggak ada yang nyuruh juga," kata Emil.

Baca juga: Muncul Wacana Bekasi Gabung Jakarta dan Bogor Raya, Ini Kata Ridwan Kamil

(Sumber: Kompas.com/Putra Prima Perdana, Erna Dwi Lidiawati, Ihsanuddin)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi