Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Video Duo Semangka yang Dianggap Meresahkan, Ini Tanggapan Psikolog

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Tri Susanto Setiawan
Duo Semangka menyambangi kantor KPAI di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2019).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Pedangdut Clara Gopa dan Variola May, atau yang lebih dikenal dengan Duo Semangka ramai diperbincangkan publik akhir-akhir ini. Sebab, video mereka di YouTube dinilai tidak patut dan melanggar asas kesusilaan.

Dalam video musik berjudul "Mantul-mantul", dua penyanyi ini berjoged sambil menggoyangkan payudaranya.

Hal inilah yang membuat keresahan bagi masyarakat, apabila konten tersebut ditonton oleh anak-anak yang notabene juga mengakses internet.

Menanggapi hal itu, Psikolog asal Solo, Hening Widyastuti menyampaikan bahwa kedua penyanyi ini sebetulnya tidak perlu jor-joran menonjolkan keseksiannya tanpa etika sopan santun yang berimbas pada pelanggaran norma sosial dan agama.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau (penyanyi) suaranya bagus, enggak perlu khawatir kok masyarakat juga cukup cerdas dan tahu mana grup penyanyi yang solid, tetap menjunjung norma dan kesantunan yang akan lebih mendapatkan penghargaan sesungguhnya," ujar Hening saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/8/2019).

Menurutnya, Duo Semangka melakukan gesture erotis, karena mereka mengambil jalan pintas untuk mendapatkan uang dari banyaknya orang yang menonton video mereka.

Adapun tontonan berbasis pornografi ini juga berdampak pada rusaknya mental masyarakat, terutama anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.

Baca juga: Duo Semangka Minta Maaf Sudah Bikin Resah Orangtua

"Mereka sadar betul apa yang mereka lalukan, menggoyang-goyangkan bagian tertentu yang tidak pantas, akan tetapi di satu sisi mereka ingin jalan pintas untuk cepat terkenal dan mendapatkan uang, akhirnya mereka rela melakukan hal memalukan dan tidak etis sama sekali," ujar Hening.

"Pikirannya terpusat ke diri sendiri, tidak peduli dampak sekitarnya, yakni merusak moral dan masyarakat Indonesia," lanjut dia.

Memicu pelecehan dan perkosaan

Selain itu, Hening mengungkapkan, ketika video tidak senonoh itu diakses oleh orang yang tidak memiliki kesibukan/pekerjaan, maka bisa terpengaruh dan dikhawatirkan menimbulkan pelecehan dan perkosaan.

"Belum lagi pengangguran yang pikirannya kosong, betapa dengan mudahnya terpengaruh oleh tontonan grup tersebut, dikhawatirkan banyak terjadi pelecehan dan perkosaan akibat performance Duo Semangka," ujar Hening.

Sementara, jika Duo Semangka tetap ingin eksis dalam dunia hiburan, baiknya ubah penampilan dan gaya panggungnya.

Apabila masih nekat melakukan aksi erotis, maka Pemerintah berhak mencekal dan bertindak tegas.

"Kemudian, dari masyarakat luas harus bergerak untuk memprotes gaya panggung Duo Semangka, kalau tetap nekat blok saja. Kasih efek jera," ujar Hening.

Adapun tindakan memblok aktivitas mereka, diharapkan mampu mengubah mindset ke manajemen Duo Semangka dan penyandang dana/promotor untuk bisa berubah.

Baca juga: KPAI Panggil Duo Semangka karena Video Mantul-mantul

Peran Pemerintah

Sementara, Hening menyampaikan agar Pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berani untuk mencekal grup-grup dangdut yang meresahkan dan berpotensi merusak akhlak serta mental masyarakat Indonesia.

"Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) harus tegas dan berani memberikan peringatan dan sanksi kerja sama antara pemerintah, lembaga sosial dan peduli anak-anak Indonesia, hingga orangtua," ujar Hening.

Menurutnya, dengan sikap berani untuk memblokir performance mereka di media sosial, setidaknya mengurangi penyebaran aksi Duo Semangka secara luas.

Tak hanya itu, adanya ikatan kuat antar keluarga kecil yang mencakup orang tua, sekolah, dan lingkungan rumah untuk proaktif memback-up anak-anak dengan memberikan nasihat dan info yang benar kepada anak-anak mereka.

Kemudian, alihkan aktivitas anak-anak pada hal positif baik tontonan bermutu ataupun aktivitas di luar sekolah, seperti ekstrakurikuler, klub olahraga, klub kesenian, atau klub sains sesuai passion mereka.

"Dengan adanya kesibukan lain yang positif sifatnya dapat mengurangi waktu kosong mereka untuk melakukan atau melakukan hal-hal negatif yang tidak berguna," ujar Hening.

Baca juga: Bertemu KPAI, Duo Semangka Diminta Patuhi Asas Kesusilaan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi