KOMPAS.com - Shabrina Arinka, cucu presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tengah menjadi perbincangan publik karena prestasinya mendapatkan penghargaan dalam kompetisi internasional.
Putri Alissa Qotrunnada Munawaroh atau Alissa Wahid itu berhasil menyabet medali perak di ajang International Conference of Young Social Scientists (ICYSS) 2019 yang berlangsung di Belgrade, Serbia.
Arinka dan seorang rekannya, Maria Angelita, meraih perak bidang sosiologi melalui penelitian Fake News and Election Through The Lens of Millennials and Gen Z.
Baca juga: Indonesia Berprestasi di Ajang Peneliti Muda Dunia, Cucu Gus Dur Raih Perak
Selain Arinka, sejumlah anak muda Indonesia tercatat pernah menyabet penghargaan internasional dari berbagai bidang.
Siapa saja dan apa yang diteliti?
1. Tanaman Bajakah
Publik dihebohkan dengan pemberitaan mengenai tanaman khas Kalimantan, Bajakah, yang diklaim dapat sembuhkan kanker.
Penelitian yang meraih medali emas di Seoul, Korea Selatan ini dilakukan oleh tiga siswa SMAN 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Mereka adalah Anggi Aysa, dan Yazid, juga mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Kapal Katamaran
Sebanyak 14 mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang tergabung dalam Hydros FTUI menjadi satu-satunya wakil Asia di ajang The Solar & Energy Boat Challenge 2019.
Tim UI ini berhasil meraih juara empat di Monako, Perancis.
Hydros FTUI mendesain sebuah kapal Katamaran (kapal dua lambung), dengan kokpit kapal serta sistem baling-baling kapal kuat dan tahan lama menggunakan baterai 5kWh.
Baterai ini menjadi sumber energi yang ramah lingkungan.
Selain itu, kapal dilengkapi solar panel seluas 2,5 meter persegi.
Kapal dengan mesin listrik 10kW ini mempunyai keunggulan cockpit carbon fiber yang sangat lebih ringan dibanding baja atau kayu berkekuatan setara dengan baja.
Keringanan cockpit ini akan menambah akselerasi dan kecepatan maksimal kapal.
3. Teknologi perikanan berbasis Internet of Things
Tim Banoo yang terdiri dari lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) terpilih sebagai People's Choice Award Winner dengan inovasi teknologi perikanan berbasis Internet-of-Things (IoT) yang diberi nama Banoo.
Kelima mahasiswa itu adalah Azellia Alma Shafira, Muhammad Adlan Hawari, Fakhrudin Hary Santoso, Katya Dara Ozzilenda Soegiharto, dan Ryan Wiratama Bhaskara.
Inovasi bidang perikanan ini menang dalam kompetisi Cisco Global Problem Solver Challenge 2019.
4. Penanganan bibir sumbing
Lima mahasiswa Universitas Indonesia menciptakan teknologi Cleft Sintesa yang merupakan metode sintesis wajah tiga dimensi dalam pembuatan simulator fisik bibir sumbing guna mengingkatkan kualitas penanganan kasus bibir sumbing di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Lima mahasiswa itu adalah Refanka Nabil, Rendi Chevi, Hanif Rachmadani, Yolanda Natalia, dan Nurchalis Rasyid.
5. Kulit nanas sebagai obat ketombe
Mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya yaitu Teguh Dwi Saputro, Fina Ainur Rohmah, Yenny P, dan Wildani Abdala menyabet medali perak di kompetisi Seoul International Invention Fair di Seoul, Korea Selatan.
Para mahasiswa ini memenangkan kompetisi dengan inovasi PINELICA (Pineapple Peel as Hair Care), yaitu inovasi dari limbah kulit nanas sebagai gel yang digunakan untuk masker dan krim mengatasi ketombe.
6. Sunny side box
Inovasi tujuh mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) membuat sunny side box, yang dapat menghangatkan makanan dengan pemanfaatan tenaga surya turut menyumbang prestasi pemuda Indonesia di kancah internasional.
Ketujuhnya yaitu Arin Wulandari, Bagus Anugrah Ramadhan, Deby Rahma Tsabita, Girindra Chaska Wardana Nimpuno, Hajid Naufal Atthousi, Hanny Banowati Arimbi, dan Indira Prianda meraih medali perak di ajang International Science and Invention Fair 2019.
7. Pengawet makanan dan produk pembersih
Enam siswi kelas X Canggu Community School, Bali menjadi juara dalam ajang Cambridge Upper Secondary Science Competition.
Mereka adalah Lucy Hoyles, Luna Van Der Rijst, Maya Tjiantoro, Kayla Katarina Godwin, Malaika Wauters, dan Zara Dennis meneliti bahan kimia alternatif yang lebih sehar untuk pengawet makanan yang lebih sehat dan produk pembersih lebih ramah lingkungan.
Penelitian dilakukan menggunakan garam dapur, jeruk nipis, dan cuka.
8. Baterai dari ampas kopi
Baterai dari ampas kopi yang dikembangkan oleh dua orang siswa SMA Taruna Bakti Bandung, Mochammad Zaqi Alfalaq dan Anandha Rigel Zalfadhila meraih medali emas dalam ajang Korea Creative Invention Contest 2019.
Kompetisi ini digelar di Seoul, Korea Selatan.
Tak hanya emas, keduanya pernah mendapatkan medali perunggu dalam ajang Young Scientist Innovation Exhibition (IYSIE) di Malaysia dengan penemuan inovasi tenaga listrik dari ampas kopi.
Penemuan tenaga listrik dari ampas kopi tersebut selanjutnya dikembangkan menjadi baterai, di mana menjadi juara di kompetisi internasional di Korea Selatan.
(Sumber: Kompas.com/Kurnia Tarigan/Yohanes Enggar H/Erwin Hutapea)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.