Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral "Paper Mob" Mahasiswa UIN Walisongo Gambar Marsinah dan Wiji Thukul, Ini Ceritanya...

Baca di App
Lihat Foto
Youtube Dema UIN Walisongo
Tangkapan layar video paper mob yang dilakukan mahasiswa baru UIN Walisongo
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, KOMPAS.com – Sebuah video yang menunjukkan formasi paper mob yang dilakukan mahasiswa UIN Walisongo, Semarang, Jawa Tengah, menjadi perbincangan warganet dan beredar di media sosial.

Video itu salah satunya diunggah oleh sebuah akun di Twitter dan sudah dibagi ulang lebih dari 800 kali dan disukai lebih dari 1.100 kali.

Video berdurasi sekitar 1 menit 49 detik tersebut memperlihatkan formasi para mahasiswa yang membentuk foto dan gambar para aktivis HAM yang telah gugur.

Video diawali dengan formasi membentuk bendera merah putih dilanjutkan dengan gambar-gambar aktivis HAM beserta tahun kejadiannya.

Mereka di antaranya, Marsinah, Wiji Thukul, Munir, dan Salim Kancil.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Viral di Media Sosial soal Semar, Bentuk Pulau Kalimantan, dan Filosofi Jawa, Adakah Kaitannya?

Adapun lagu Gugur Bunga menjadi backsound dari video tersebut.

Di bagian akhir sebuah syair dari gambar yang terbentuk dibacakan rangkaian kalimat berikut:

“Mereka masih mencari keadilan yang mati suri
menguak tabir kriminalisasi yang hadir tanpa bukti
kian menanti diadili hari demi hari
janji hanyalah janji keadilan di ujung duri
karena regulasi tidak pasti save humanity
74 sdm unggul Indonesia maju”

Setelah dilakukan penelusuran, diketahui video itu juga diunggah akun Youtube Dema UIN Walisongo.


Untuk mengetahui cerita di balik aksi paper mob ini, Kompas.com menghubungi Kasubag Humas dan Informasi UIN Walisongo, Astri Amanati Budiningtyas, S.Sos. MM, Selasa (27/8/2019).

Ia membenarkan kreasi paper mob itu karya para mahasiswa UIN Walisongo. 

"Saya sangat mengapresiasi kreasi Mob mahasiswa baru tahun 2019 ini. Karena berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini mengusung isu kemanusiaan, dan harapannya bisa menggugah pemerintah untuk menyelesaikan kasus-kasus yang belum selesai tersebut untuk segera di tuntaskan," ujar Astri.

Cerita lebih lengkap disampaikan Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Walisongo Priyo Ihsan Aji, saat dihubungi secara terpisah.

Baca juga: Viral Foto Tagih Utang melalui Karangan Bunga, Ini Cerita Penagihnya...

Ia mengatakan, paper mob itu dilakukan saat Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) yang diikuti seluruh mahasiswa baru UIN Walisongo.

“Diikuti seluruh mahasiswa baru UIN Walisongo sebanyak 4.420 mahasiswa dari delapan fakultas,” ujar Priyo.

Acara tersebut dilaksanakan pada 19 Agustus 2019 di Lapangan Utama Kampus 3 UIN Walisongo.

Priyo mengatakan, acara tersebut merupakan kejutan bagi mahasiswa sehingga tak ada latihan sebelumnya yang dilakukan oleh para mahasiswa baru.

“Hari itu langsung buat. Dalam waktu 3-4 jam. Mulai jam 08.00 WIB," kata Priyo.

Meski mahasiswa tak melakukan latihan, namun acara tersebut telah disiapkan oleh pihak panitia bekerja sama dengan tim kreatif PBAK sejak dua bulan sebelumnya.

“Penyusunan gambar 2 bulan sebelumnya kami sudah diskusi. Pematangan konsep pola-pola gambarnya apa saja, itu 2 minggu sebelumnya,” ujar dia.

Baca juga: Festival Serba Viral Terbesar di Asia Tenggara ON OFF FESTIVAL 2019 Siap Digelar!

Mengenai formasi paper mob, Priyo mengatakan hal tersebut terkait tema besar PBAK kali ini yakni “Eksplorasi Spirit Kemanusiaan Menuju Indonesia Berperadaban”.

“Makanya kami membuat tema mengangkat kasus-kasus kemanusiaan yang belum selesai,” kata Priyo.

Adapun untuk proses persiapannya, selama 2 minggu dilakukan marking dengan tali rafia untuk menempatkan mahasiswa yang akan membentuk formasi.

Untuk formasi kali ini, ada 25 gambar yang diperagakan.

Ia mengungkapkan, paper mob juga pernah diadakan pada 2016 dan 2017.

Pada 2017, bahkan paper mob UIN Walisongo mendapatkan rekor MURI.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi