Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Harya "Hasmi" Suraminata, Komikus di Balik Gundala Putra Petir

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Kediaman Hasmi, pencipta komik Gundala, di Kelurahan Karangwaru, Tegalrejo, Yogyakarta, Selasa (9/9/2014)
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Film Gundala yang digarap oleh sutradara Joko Anwar resmi tayang pada hari ini, Kamis (29/8/2019).

Gundala berangkat dari kisah komik superhero "Gundala Putra Petir" yang diciptakan oleh komikus asal Yogyakarta, Harya Suraminata atau akrab dipanggil Hasmi.

Baca juga: Perjalanan Gundala, dari Komik Gundala Putra Petir ke Layar Lebar

Harian Kompas, 30 Juni 2010, menuliskan, bagi Hasmi, komik Gundala Putra Petir adalah sumber kebahagiaannya.

Hasmi terlahir dengan nama Isman Surasa Dharmaputra.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan tetapi, karena sering sakit, nama Hasmi diubah oleh orangtuanya.

Baca juga: Film Gundala Punya Satu Adegan Post-credit, Siap-siap Berdecak Kagum

Orangtua Hasmi percaya bahwa kondisi sakit-sakitan yang diderita sang putra karena keberatan nama yang disandangnya.

Di dunia komik, ia dikenal dengan nama Hasmi.

Sementara, di kalangan sahabatnya, Hasmi kerap disapa Nemo.

Profil Hasmi

Hasmi lahir di Yogyakarta pada 25 Desember 1946.

Ia menempuh pendidikan di SD Ngupasan 2 Yogyakarta, kemudian melanjutkan ke SMP Bopkri 1 Yogyakarta.

Setelah SMP, Hasmi melanjutkan sekolahnya di SMA Bopkri 1 Yogyakarta.

Setelah lulus SMA, Hasmi memasuki bangku perkuliahan di Akademi Seni Rupa Indonesia selama dua tahun.

Namun, pendidikan di akademi seni ini tak diselesaikannya.

Sejak 1968 hingga 1995, ia aktif membuat komik.

Baca juga: Usai Gundala, Sri Asih yang Diperankan Pevita Rencananya Tayang 2020

Meja gambar di ruang tamu rumah adalah tempatnya berkarya.

"Waktu masih membuat Gundala dalam sehari saya bisa menggambar lima lembar komik. Kini, untuk satu lembar saja, butuh waktu seharian," kata Hasmi, seperti dikutip dari Harian Kompas, 30 Juni 2014, yang menemui di rumahnya, kawasan Karangwaru, Yogyakarta.

Dalam kesehariannya, Hasmi dikenal dengan kesederhanaannya.

Meski memiliki nama besar di dunia komik, semasa hidupnya, Hasmi dikenal hidup sederhana.

Hasmi memiliki dua putri yaitu Sekar Dewangga dan Ainun Anggita Mukti.

Ia mengatakan, kepuasan dirasakan saat ia bisa menghasilkan karya, berapa pun imbalannya.

Setelah tidak lagi aktif membuat komik, Hasmi menyalurkan kreativitasnya di dunia teater dan seni pertunjukan.

Beberapa kali Hasmi menulis naskah dan menyutradarai pertunjukan teater atau boneka.

Baca juga: Film Gundala Tak Berdarah-darah, Joko Anwar Ingin Penonton Berimajinasi Liar

Hasmi pernah menjadi sutradara pementasan Teater Stemka.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, 7 November 2016, Hasmi meninggal dunia pada 6 November 2016 setelah menjalani operasi usus dan dirawat selama 10 hari di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

Bagi para koleganya, Hasmi adalah sosok sederhana yang berjiwa sosial tinggi.

"Dia orang yang sederhana dan disiplin," ujar seniman Butet Kartaredjasa.

Hasmi juga dikenal sebagai sosok yang tak pelit ilmu dan mau berbagi keahlian di bidang menggambar baik komik maupun seni peran.

Gundala Putra Petir dinilai sebagai suatu puncak pencapaian Hasmi yang paripurna.

Sebelum meninggal dunia, Hasmi mempunyai cita-cita ingin melihat komik karyanya Gundala Putra Petir difilmkan.

Kisah Gundala

Bagaimana kisah Hasmi dan komik karyanya Gundala Putra Petir?

Hasmi terinspirasi dari tokoh Jawa, Ki Ageng Selo, yang memiliki kesaktian menangkap petir.

Sementara, kostum Gundala, ia ambil dari tokoh komik Flash Gordon.

Baca juga: Dari Gundala Putra Petir hingga Godam, Superhero Indonesia Meriahkan HUT RI di Istana

Hasmi juga memasukkan tukang becak Malioboro dan suasana Yogyakarta dalam komiknya.

Saat itu, komik dari Hasmi mampu bersaing dengan komik-komik dari produk asing yang banyak beredar.

Namun, Hasmi sempat kecewa karena naskah asli dari 23 komik Gundala Putra Petir hilang setelah diserahkan kepada penerbit.

Kondisi tersebut membuat serial komik Gundala Putra Petir sulit untuk diterbitkan lagi karena ia tak mungkin menggambar ulang.

Gundala Putra Petir yang saat ini masih memiliki penggemar fanatik terbit pertama kali pada tahun 1969.

Hasmi juga membuat komik lain, seperti Kapten Mlaar dan Maza.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi