Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Ibu Kota Jabar Pindah, Ini Alasan Hingga Calon Lokasinya

Baca di App
Lihat Foto
Humas Pemprov Jabar
Para atlet asal Jawa Barat saat berfoto bersama dalam kegiatan apel besar persiapan PON ke-20 Papua, di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Rabu (14/8/2019).
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Ibu Kota Jawa Barat yang saat ini berada di Bandung, diakui Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, sedang diwacanakan untuk dipindah.

Gubernur yang kerap dipanggil Kang Emil tersebut mengatakan bahwa wacana tersebut muncul ketika ia menggelar rapat pembahasan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jabar bersama Pansus VII awal pekan lalu.

"Kemarin RTRW Jabar sudah disahkan untuk sampai 2029. Di dalamnya Rebana sudah masuk kan, penataan jalur transportasi sudah masuk, termasuk persetujuan wacana pusat pemerintahan untuk dikaji dulu di beberapa lokasi," ujarnya di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kamis (29/8/2019).

Alasan dipindah

Pemindahan Ibu Kota Jawa Barat, menurut Emil diperlukan lantaran secara fisik Kota Bandung sudah tak lagi mendukung sebagai pusat pemerintahan provinsi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Karena pada dasarnya, secara fisik Kota Bandung sama seperti Jakarta, sudah tidak cocok lagi melayani pusat pemerintahan," ujarnya.

Emil juga menilai lokasi kantor satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang tak tersentralisasi juga menjadi hambatan. Adapun, kajian soal perencanaan ini akan mulai dilakukan enam bulan ke depan.

"Contohnya kantor pemerintahan cek-clok (terpisah-pisah) dan tidak produktif. Kajian dilaksanakan enam bulan ke depan, nanti media dikabari lagi," ujarnya.

Rencana pemindahan Ibu Kota Jawa Barat ke luar Bandung disebut Wakil Ketua Komisi IV DPRD Jabar Daddy Rohanandi tercetus dari keluhan Wakil Gubernur Jabar UU Ruzhanul Ulum lantaran sulit memanggil SKPD karena posisi kantor yang tersebar.

Daddy yang juga Wakil Ketua Pansus VII mengatakan, DPRS tak keberatan dengan rencana tersebut. Namun ia meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk mengkaji secara komprehensif sebagai dasar pemindahan ibu kota provinsi.

Baca juga: Soal Rencana Pemindahan Ibu Kota Jabar, Ini Alasan Ridwan Kamil

Lokasi yang dipilih

Ridwan Kamil mengusulkan mengenai tiga lokasi yang akan menggantikan posisi Bandung sebagai ibu kota provinsi.

Lokasi tersebut adalah Tegalluar yang berada di Kabupaten Bandung, Walini di Kabupaten Bandung Barat, dan sekitar wilayah Rebana (Cirebon, Patimban, Majalengka).

Tegalluar dan Walini diusulkan lantaran sebelumnya ke dua kawasan ini merupakan wilayah pengembangan jalur kereta cepat Bandung-Jakarta.

Sedangkan wilayah Rebana saat ini merupakan wilayah pengembangan ekonomi baru Jabar.

"Ada di Tegalluar, Walini, atau Rebana juga. Terbuka sebenarnya, tapi sementara tiga tempat itu. Indikatornya, semua kemungkinan butuh kajian, minim risiko, aksesibilitas, tingkat ekonomi, ketersediaan air dan lain-lain," papar Emil.

Beberapa kelemahan calon Ibu Kota Jabar

Ketua Pansus VIII DPRD Jabar, Herlas Juniar mengatakan bahwa ketiga lokasi yang diusulkan memiliki dampak positif dan negatifnya.

Ia menilai, Tegalluar meski dekat dengan Kota Bandung, daerahnya cenderung rawan banjir dan mengalami pergerakan tanah. Sementara Walini sebagian wilayahnya masuk dalam patahan Lembang.

Sedangkan Kertajati (Majalengka) memang relatif tak rawan bencana, namun ia menyebut hal tersebut tetap butuh kajian.

Baca juga: Wacana Ibu Kota Jabar Pindah dari Bandung, Ridwan Kamil Usulkan 3 Lokasi Baru

Diharap tak sekedar "Latah" mengikuti kepindahan ibu kota

Dilaporkan Kompas.com, Kamis (29/8/2019), Daddy meskipun secara pribadi setuju terhadap wacana tersebut, ia berharap rencana pemindahan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat dibahas dengan serius bukan karena sekedar mengikuti rencana pemindahan ibu kota negara.

"Jangan karena ibu kota negara mau pindah terus kami latah pindah. Kami bersepakat kalau memang dilakukan, harus ada kajian biar ada alasan kuat, kan orang pindah rumah alasannya rumahnya sumpek, anaknya banyak, kan ada pertimbangan begitu," katanya.

Sumber: Kompas.com (Dendi Ramdhani, Aprilia Ika)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi